Chapter 37

82 18 0
                                    

Tok

Tok

Tok

Suara ketukan berasal dari pintu Genius Lab. Siapa lagi yang berani mengetuk ruang keramat Yoongi kecuali Loona. Yoongi lama terdiam. Membiarkan suara ketukan itu terus berbunyi. Padahal setelah melihat adegan berpelukan itu Yoongi benar-benar tak ingin bertemu gadis itu. Moodnya buruk, sangat buruk.

Niitttt

Pintu Genius Lab terbuka menampillkan wajah cerah Loona. Ia memakai sweater kebesaran berwarna hitam dan celana pendek putih. Rambutnya tercepol asal tak beraturan hingga membuat Yoongi bertahan sepersekian detik menatap wajah itu.

Wajah itu seperti obat penghilang lelah sekarang.

"Yoongi, dimana paketku?" Tanya Loona.

Yoongi yang tengah duduk didepan peralatan musiknya hanya menunjuk ke arah sofa hitam dimana paket Loona tergeletak tanpa mau repot-repot menoleh.

Langkah kaki Loona terdengar melangkah, mengambil paketnya setelah meneliti packingnya ia kemudian kembali pergi dengan ucapan 'terima kasih'. Menutup pintu pelan khawatir pria yang kini menjabat sebagai suaminya itu terusik.

Kecewa, sedih dan marah.

Yoongi merasakan semua itu. Rasanya jika ia tak malu ia ingin menangis. Mengatakan kepada Loona 'kenapa kau memeluk lelaki lain selain suamimu?', 'pernikahan ini memang terpaksa tapi bisakah kau menjaga perasaanku' atau 'aku marah, aku benci kau berpelukan dengan laki-laki lain'

Namun alih-alih mengutarakan semua itu Yoongi hanya mampu terdiam. Menghempaskan tubuhnya ke kursi lalu meremas sebagian rambutnya frustrasi.

Tidak, ini tak boleh dibiarkan. Yoongi harus memberitahu Loona. Ya, harus. Monolog batin Yoongi kuat.

Pria itu kemudian bangkit dari kursinya berjalan cepat menuju kamar sang istri yang bersebelahan dengan kamarnya. Masuk tanpa mengetuk terlebih dahulu.

"Yakk, Park Loona!" Teriak Yoongi naik satu oktaf.

Nafas Yoongi memburu, wajahnya memerah siap menyemburkan semua kekesalannya namun berbanding terbalik dengan penampakan sang istri yang kini tengah duduk di meja belajarnya dengan satu handfree menyantel di telinga menatap Yoongi bingung.

"Kenapa?" Tanya Loona.

Yoongi menghela napas panjang. Demi menetralkan hatinya ia mengusap wajahnya masih dalam keadaan frustasi.

Kenapa melihat tatapan polos serta kebingungan istrinya semua kata-kata yang sudah dirangkup sedemikian rupa hilang entah kemana.

Ayo, otak kembali berfikir? Batin Yoongi berteriak

"Aku punya sesuatu untukmu" ucap Loona dengan senyum manis membuat saraf-saraf otak Yoongi mendadak konslet.

Belum sempat Yoongi bertanya Loona sudah pergi meninggalnya. Sulit memang membuat gadis itu dalam kendali seorang Min Yoongi.

Bagaimana cara membuat gadis itu dalam kendalinya? Bagaimana cara agar Loona tahu perasaannya tanpa perlu repot-repot Yoongi mendeklarasikan? Apa Loona tidak memiliki sesuatu yang disebut intuisi?

Cesss

Pipi Yoongi tiba-tiba terasa dingin. Siapa lagi pelakunya jika bukan sang istri? Ia menempelkan sebuah cup ice cream hingga membuat Yoongi cukup bingung ada apa dengan Loona? Prilaku dan otaknya sulit ditebak dan Yoongi tak menyukai itu?

"Ice cream untukmu, kau suka rasa mint kan?" Tanya Loona sambil tersenyum manis kembali meluluh lantahkan hati Yoongi yang beberapa menit lalu hampir terbakar habis.

Love MazeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang