Chapter 39

89 22 0
                                    

Hari ini mood Loona buruk. Pria bernama Min Yoongi berhasil memporak-porandakan suasana hatinya. Setelah pertemuan mereka tadi malam yang di tutup dengan pertengkaran, Loona enggan berbicara dengan pria itu. Bahkan tadi saat sarapan Loona enggan melihat wajahnya hanya menyapa Shin Ajumma. Entahlah, pokoknya Loona kesal.

Drrrtttt. . .

Ponselnya bergetar Loona langsung meraihnya dari dalam tas. Melihat nama seorang yang muncul dilayar ponselnya ia tersenyum lalu menggeser icon berwarna hijau keatas.

"Hallo"

"Ona, hari ini aku akan berangkat ke Dengu"

"Senang sekali mendengarnya. Lakukan yang terbaik untuk promosi album perdanamu yaa"

"Tentu. Tentu. Jangan ke fakultasku selagi aku tak ada"

"Kenapa?"

"Teman-temanku playboy"

Loona tertawa "Playboy atau tidak kau tahu aku tak akan tertarik"

"Aish, gadis ini! Kau baru siap-siap ke kampus"

"Aku sudah sampai di kampus"

"Kenapa? Kau sudah merindukanku?"

"Hmm. Sangat rindu. Aku rasanya bahkan ingin menyusulmu ke Dengu"

Jungkook diujung sana terdiam. Gadis yang dicintainya pasti sedang merasa buruk, itu yang Jungkook tahu.

"Ceritakan apa yang membuatmu buruk pagi ini? Apa ini karna suamimu?"

Satu-satunya orang yang bisa membuat Loona bercerita tanpa menahan apapun adalah Jungkook. Bersama Jungkook Loona bebas meluapkan perasaannya dan Jungkook tak masalah. Ia senang menjadi tempat bersandar gadis itu.

Loona menghela napas "Hmm. Ia marah padaku karna pulang terlambat padahal aku tidak melewati batas jam malam yang ia berikan lalu yang menyebalkan itu tidak berlaku dengannya yang seorang pekerja"

Dari ujung sambungan telepon disana Loona bisa mendengar tawa cekikikan sang sahabat.

"Kau mengejekku?"

"Tidak. Aku hanya kasihan dengan kehidupan rumah tanggamu"

"Terima kasih sudah bersimpati. Tapi kau tahu ternyata itu adalah alasan ia selama ini mengacuhkanku. Ia bahkan tak mau membantuku mengerjakan tugas"

"Ckckck, kau bilang ia sudah tua tapi kenapa bertingkah kekanakkan?"

"Otaknya mungkin tidak sesuai dengan usia mentalnya. Tapi sialnya kemarin aku tak sengaja menguncinya diruang kerja dan itu membuatku menjatuhkan harga diriku. Memohon maaf berulang kali"

"Menguncinya?"

"Hmm. Aku menguncinya khawatir ia muncul didepan teman-temanku"

Jungkook lagi-lagi tergelak diujung sana "Oh, astaga perutku sakit. Kau kejam sekali!"

"Jika ia menyebalkan seperti itu aku rasa itu pantas"

"Ona, apa kau tak merasa ia ingin kau selalu berada dalam pengawasannya?"

"Pengawasan? Kau pikir aku anak kecil?"

"Mungkin tapi aku pikir ia sepertinya mulai menyukaimu"

"Itu tak akan terjadi, Kook"

"Kenapa kau percaya diri sekali?"

"Jika aku pun salah aku akan membuat hal itu tak terjadi"

Jungkook menghela nafas panjang "Kau masih belum bisa melupakannya?"

Love MazeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang