Chapter 93

116 23 18
                                    

Suara roda bangkar rumah sakit yang memutar cepat berbenturan dengan lantai terdengar saling bersautan membawa beberapa orang pasien.

1 bangkar

2 bangkar

3 bangkar

Bahkan sampai bangkar ke 5 beriringan memasuki ruang operasi. Disela-sela semua kekacauan ini terdengar suara isak tangis seorang wanita hamil. Ia adalah Min Loona.

Tangannya yang berlumuran darah menggenggam jemari Yoongi erat sambil terus merapalkan doa untuk sang suami.

"Nyonya maaf silahkan menunggu diluar" ucap seorang dokter menahan langkah Loona memasuki ruang operasi.

Tak menunggu respon Loona sang dokter langsung menutup pintu operasi hingga sepasang tangan terulur merengkuh bahu Loona. Loona berbalik, mendapati wajah sang kakak yang menatapnya sendu. Tak mengatakan apapun Park Jimin langsung memeluk Loona erat, membiarkan derai tangis itu tenggelam dalam dekapannya parau.

Menoleh ke samping ketika suara derap langkah dan napas yang saling bersahutan di keheningan malam wajah Jimin menoleh. Melihat sosok pria dengan balutan perban pada kepalanya. Ia Jeon Jungkook. Penyanyi itu bahkan saat ini tak memakai maskernya, ia seperti melupakan dunianya bahwa ia adalah seorang idol dengan predikat 'hiatus' terlama. Jimin mau pun Jungkook sama-sama memiliki luka lebam yang menghiasi wajah mereka akibat perkelahian penculikan yang dilakukan oleh orang-orang Jung Hae In pada Loona.

Jung Hae In. Akar dari semua masalah yang terjadi meninggal ditempat ketika Taehyung menembaknya membabi buta. Seokjin dan Namjoon tengah mengurusnya sementara Jimin, Jungkook dan Hoseok berbagi tugas mengurus semua orang yang terluka akibat insiden ini di rumah sakit YG.

Beberapa polisi ikut datang ke rumah sakit untuk mendapatkan keterangan jelas namun hanya beberapa yang bisa memberi keterangan. Jungkook, Hoseok dan Jimin bergantian akan memberi keterangan secara bergantian.

"Hyung, polisi ingin meminta keterangan mu" ucap Jungkook membuat Loona melepaskan pelukannya pada sang kakak.

Tak ada respon namun dari Jimin tersenyum mengelus kepala Loona seakan mengatakan pada sang adik lewat tatapan matanya 'semua akan baik-baik saja'. Tangannya menggandeng Loona untuk diserahkan pada Jungkook khawatir adiknya yang tengah hamil besar itu kembali terguncang "Kook, tolong bawa ia istirahat" titah Jimin.

"Hmm" angguk Jungkook seraya meraih tangan Loona menuntun. Usia Loona memang lebih tua darinya tapi entah kenapa Jungkook selalu merasa Loona adalah adiknya. Gadis itu rapuh dan selalu kesulitan mencari sandaran.

Jungkook mengajak Loona untuk duduk di deretan kursi kosong tepat didepan ruang operasi dimana Yoongi berada sementara ia sendiri bersimpuh didepan Loona. Memandangi kedua tangan sang sahabat yang masih berlumuran darah Yoongi kemudian membersihkannya "Kenapa tidak dicuci?" Tanya Jungkook lembut.

"Ini darah suamiku" jawab Loona parau nyaris tak terdengar. Sepasang mata coklat itu menatap Jungkook nanar "Kook, Yoongi tadi ditembak 3 kali, darahnya banyak. Aku terus memanggilnya tapi ia tak kunjung membuka mata Kook" cerita Loona mengilas tentang dirinya yang menemani Yoongi didalam ambulance seperti anak kecil begitu sedih.

Jungkook hanya diam, mendengarkan Loona bercerita menyalurkan takut, panik dan segala macam hal yang bercokol didalam hatinya. Ia menyeka air mata Loona lalu duduk disisi Loona. Merangkul bahu Loona hingga membuat istri Min Yoongi itu menyandarkan kepalanya pada bahu Jungkook.

"Aku takut terjadi sesuatu dengan Yoongi. Aku takut ia benar-benar pergi meninggalkanku. Aku menyesal menghukumnya, aku menyesal tak mempercayainya. Aku menyesal memintanya pergi padahal ia masih ingin bersamaku. Aku menyesal. . ."

Love MazeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang