Chapter 41

96 18 2
                                    

Awal Loona menerima ajakan Yoongi menikah adalah hanya untuk mewujudkan keinginan nenek Min dan tak ingin pria yang sekarang menjadi suaminya memiliki perasaan bersalah seumur hidup karna tidak bisa mengabulkan permintaan sang nenek. Namun ternyata rumah tangga yang mereka jalani saat ini tidak sesederhana pemikiran Loona.

Nyatanya setiap harinya ia harus berdamai dengan hatinya. Memberikan petuah pada dirinya sendiri bahwa pernikahan ini hanya sesaat tapi tak bisa dikatakan main-main. Jauh dalam lubuk hati Loona merasa bersalah karna tak menjalani kehidupannya sebagai istri dengan baik. Ia acuh dan tidak ingin dekat dengan suaminya bahkan mungkin gadis itu mendirikan dinding tak kasat mata untuk si pria.

Bagaimana tidak? Disaat orang lain membangun rasa nyaman pada orang-orang disekitarnya, Loona malah sebaliknya. Ia terus mendoktrin dirinya untuk merasa tidak nyaman jika dekat dengan Yoongi baik fisik maupun emosional. Ia khawatir, pernikahan tanpa dilandasi cinta ini membuatnya terluka. Ia tak ingin jatuh cinta pada suaminya. Baginya cinta adalah harapan dan Loona benci berharap.

"Dimana Shin Ajumma?" Pertanyaan itu memecah fokus Loona dengan nasi goreng dihadapannya.

Loona menoleh mendapati sang suami yang sudah siap memakai pakaian kerjanya. Woah, tumben sekali Yoongi memakai jas! Ia jadi terlihat lebih dewasa dan membuat Loona menelan salivanya susah payah.

"Ajumma tadi menelponku, putrinya sakit jadi tidak bisa datang hari ini" jawab Loona kembali mengalihkan pandangannya pada wajan.

Yoongi meletakkan tas kerjanya di meja makan. Tangannya terulur menarik kursi namun pandangannya masih menatap punggung sang istri.

Yoongi tak bertanya kenapa gadis itu memasak? Ia khawatir pertanyaannya menghancurkan mood Loona sedangkan hari ini Yoongi tak ingin bertengkar.

Sementara Yoongi sibuk menerka-nerka alasan dibalik acara memasak Loona, Loona datang dengan 2 porsi nasi goreng. Gadis itu meletakkan nasi goreng di hadapan Yoongi lalu melepas apronnya kemudian duduk.

"Aku tak menaruh racun didalamnya. Makanlah" ucap Loona membuat senyum diujung bibir Yoongi terbit namun sayangnya Loona tak melihat itu.

"Aku bahkan tetap akan memakannya jika kau menaruh racun" sahut Yoongi mulai meraih sendok dan garpu.

Loona mengerutkan keningnya "Kau ingin aku jadi janda belia?" Omel Loona.

Gelak tawa Yoongi mengisi dapur. Mereka mulai menyantap sarapan pagi dengan hening sampai suara Loona kembali terdengar menginterupsi Yoongi.

"Yoon, bagaimana kalau kita buat perjanjian?" Tawar Loona.

Oh jadi diamnya gadis itu ternyata sibuk berfikir, bisik batin Yoongi.

Yoongi mengerutkan keningnya sesaat lalu kembali menyuap "Perjanjian?"

Loona mengangguk antusias "Hmm. Perjanjian seperti apa saja yang tidak dan boleh kita lakukan saat menjalani pernikahan ini. Bagaimana?"

Yoongi menggeleng "Aku tidak mau" tegas Yoongi.

"Kenapa?" Tanya Loona tidak terima.

"Apa kau pikir pernikahan ini pernikahan kontrak?" Emosi Yoongi mulai terpancing.

"Nyatanya ini memang seperti pernikahan kontrak hanya tidak ada judulnya saja bukan?" sengit Loona.

"Jadi setelah pernikahan ini selesai aku harus membayarmu, eoh? Begitu maksudmu" Tandas Yoongi.

Loona menggeleng "Bukan. Bukan seperti itu maksudku. Aku hanya tidak mau ada yang merasa dirugikan atau ada perasaan tidak nyaman diantara kita?"

Yoongi meletakkan sendoknya lalu melipat kedua tangan didepan dada siap mendengarkan. Lebih tepat pria itu berusaha mengintimidasi Loona lewat tatapannya. Ia tidak menyukai obrolan ini

Love MazeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang