Chapter 80

126 21 26
                                    

"Loona, perutmu masih sakit?" Tanya sang ibu nampak khawatir ketika melihat Loona turun dari tangga.

Gadis yang sudah mengganti piyamanya dengan dress berwarna merah muda itu menghampiri meja makan sambil memegang perutnya yang tak terasa sakit "Sudah lebih baik, Eomma" jawaban dusta itu Loona lontarkan seraya menarik kursi tepat di hadapan Jimin. Matanya mencuri pandang pada sang kakak.

Tadi malam Loona tak ikut saat acara puncak festival lampion ia memilih tetap di dalam mobil dengan alasan perutnya sedang tidak baik-baik saja hingga acara selesai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tadi malam Loona tak ikut saat acara puncak festival lampion ia memilih tetap di dalam mobil dengan alasan perutnya sedang tidak baik-baik saja hingga acara selesai. Sesampainya dirumah pun Loona langsung masuk kedalam kamar, menangis terisak menyayangkan takdir seperti tengah mempermainkannya dan pagi ini Loona masih mendapati pemandangan tak menyenangkan.

Jimin enggan berbicara dengannya bahkan jelas pria itu enggan menatap Loona. Loona berusaha menjelaskannya pada Jimin. Menyapa pria itu ketika ia baru keluar dari kamar mandi dan Loona hendak masuk namun Jimin tak mau merespons. Ia hanya diam hingga sekarang tengah sibuk menyantap makanan tanpa ikut berpartisipasi dalam obrolan apapun.

"Jimin kau tahu tadi malam ada kerusuhan di festival?" Tanya nenek Park penasaran.

Jimin diam tak merespons sepersekian detik. Pria itu sibuk menyuap sendok berisi sayur kedalam mulutnya "Tanyakan pada Loona siapa yang membuat kerusuhan?" Titah Jimin dingin membuat semua mata mengarah pada sang istri Min Yoongi.

Loona tersenyum kikuk "Ah, Eumm. . . sepertinya hanya orang-orang yang salah paham" jelas Loona langsung ditatap Jimin.

Jimin mampu mengintimidasinya seakan lewat tatapan matanya Jimin tengah memaki dan meneriaki Loona. Membuat Loona menunduk tak berani memandang sang kakak lagi.

"Ah, syukurlah itu orang lain! Nenekmu sempat panik saat tahu ada keributan" sahut kakek Go "Loona, kapan Yoongi datang?" Tanya kakek Go.

"Eumm, mungkin hari ini, kek" jawab Loona.

"Aku ingin menunjukkan padanya kebun organik yang di kelola warga. Sepertinya ada masalah intern dengan kebun itu tapi aku tidak begitu paham. Warga memang mengelolanya, menjadikan kebun itu sebagai sumber penghasilan mereka tapi yang memiliki tanah itu mending nenek Yoongi jadi mungkin jika Yoongi yang berbicara langsung dengan mereka akan mendapatkan solusi" jelas kakek Go.

"Nanti akan aku sampaikan padanya" sahut Loona diangguki kakek Go.

Usai sarapan orang tua, kakek dan neneknya pergi mengunjungi sanak saudara mereka tak jauh dari sana. Jimin mengantar mereka sementara Loona memilih tidak ikut khawatir Yoongi datang tanpa memberitahunya dan rumah kosong. Entahlah, sejak semalam perasaan Loona tidak karuan. Ia memilih untuk tidak menjawab telpon Yoongi padahal pria itu mengatakan bahwa ia merindukan Loona. Loona hanya membalas pesan teks Yoongi itu pun hanya beberapa kali.

Loona mengantar kepergian keluarganya. Melambaikan tangan dan tersenyum ketika melihat mobil yang di kendarai Jimin menghilang dari pandangan namun saat ia hendak menaiki tangga guna kembali kekamarnya bel rumah berbunyi. Loona diam sesaat, berfikir mungkin orangtuanya, kakek dan neneknya kembali karna melupakan sesuatu.

Love MazeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang