"tumben makannya sendirian, Dami mana?"
Yoohyeon memutar bola mata malas pas mantannya itu duduk di hadapannya. mereka saat ini lagi di kantin buat makan siang, salah yoohyeon juga yang duduk disini padahal tadi temen-temennya udah ngajak dia bareng tapi karena ada urusan mendadak sama salah satu dosen, akhirnya dia makan sendirian dan mantan pacarnya ini malah datengin dia.
"kamu kok makannya dikit banget? nih makan punya aku aja," cowok itu menawarkan makanannya yang tak di gubris sama Yoohyeon. dia saat ini cuma fokus buat cepet habisin makanannya terus pergi dari hadapan mantan pacarnya ini.
Merasa tak di gubris, cowok itu gak nyerah gitu aja. dia naruh makannya secara paksa di piring yoohyeon bikin makanan yang ada di piring kecil itu tumpah dan jatuh di meja. yoohyeon mengehela napasnya. dia gak mau berurusan panjang sama mantannya ini jadi dia mencoba bersihin sendiri pake tissue.
"kalo bersihin berduakan lebih romantis." cowok itu tiba-tiba pegang tangan yoohyeon yang lagi bersihin bekas makanan itu. Cewek cantik itu langsung menarik tangannya karena gak nyaman.
"galak banget sih. biasanya juga seneng kalo akuㅡ"
Brak!
kursi tempat duduk cowok jatuh di tendang seseorang. dia yang marah karena ada yang mengusiknya, segera bangun siap untuk ngasih pelajaran sama orang itu tapi terhenti karena yang nendang adalah Kang Seulgi.
"apa? berani sama gue?" tantang seulgi. dia maju dua langkah untuk berhadapan dengan cowok yang lebih tinggi darinya.
"udah gue peringatin jangan ganggu Yoohyeon lagi. lo budek atau apa?" tanya seulgi dingin.
"gue gak ganggu Yoohyeon. iyakan?" cowok itu minta pembelaan dari Yoohyeon tapi cewek cantik cuma membuang mukanya.
"keknya lo harus di inepin di rumah sakit dulu baru paham." kata seulgi bikin cowok itu ketar ketir. pukulan dari seulgi aja masih berbekas sampai sekarang. apalagi dia baru tau kalo seulgi ternyata menguasai 3 bela diri sekaligus.
"oke, oke. gue pergi dan janji gak akan deketin Yoohyeon lagi." katanya cepat yang langsung pergi dari hadapan seulgi. dia berbalik badan buat liat noze yang juga liatin dia.
"kalo dia gangguin lo lagi kasih tau gue." seulgi liat makanan yang tumpah di meja.
"dia datengnya tiba-tiba aja." cicitnya takut. Ini pertama kalinya mereka berhadapan karena menurut Yoohyeon, seulgi terus menghindarinya yang membuatnya bingung.
"lain kali kalo kejadian gini kasih tau gue atau seenggaknya lo usir dia kalo gak nyaman." kata seulgi yang berlalu pergi daei hadapan Yoohyeon cewek cantik itu liatin seulgi yang udah jalan bareng Lisa dan Rosé.
"kak seulgi kenapa ?" gumamnya sedih.
Lisa yang merangkul seulgi noleh kebelakang buat liat Yoohyeon. dia liat katingnya itu menundukkan kepala.
"lo ngomong apa sama Yoohyeon sampai dia murung gitu?" tanya lisa yang mendapat cubitan dari Rose karena terlalu kepo.
"Bocil gak usah tau"
"Yeu gue cipok basah juga lo" kata Lisa yang kali mendapat tinjuan dari rosé.
"jangan bikin orang emosi kamutuh"
"saya bilang kalo kamu mau keluar harus izin sama saya dulu" bentak pria paru baya itu kepada Irene yang berdiri di hadapannya.
ruang tengah keluarga Bae sedang panas saat ini karena Irene yang pergi di jemput mama nya tanpa izin dari sang Papa. liat Irene yang cuma diam tanpa ngomong sepatah pun bikin tuan Bae kesal.
"lain kali saya gak akan izinin kamu keluar kemana pun dan mulai besok kamu akan pulang-pergi di anter sama supir" kata tuan Bae.
"Iya." jawab irene datar. dia mengangguk kan kepalanya lalu pamit untuk ke kamarnya. badannya benar-benar lelah hari ini.
Di kantor benar-benar hectic sama klien lalu mama nya datang dan ngajak dia makan siang padahal sebenernya untuk pamerin dia ke kolega nya bikin irene makin capek. Pulang kerumah tau-tau papa nya marah. dia udah gak punya tenaga lagi saat ini.
seseorang mengetuk pintu kamarnya. mata irene menangkap sang adik tiri, Karina menyembulkan kepalanya dari daun pintu menunggu persetujuan kakaknya untuk masuk.
"kakak pasti capek banget ya? papa marah mulu kayak macan." kata Karina yang duduk di samping irene.
"mau karina pijet gak? gini-gini aku jago loh"
Irene terkekeh, "emang bisa?" tanya irene pura-pura gak percaya.
"bisa dong, mau testi?" tantang Karina yang dijawab anggukan sama Irene. Karina meraih kaki kiri irene lalu mulai memijatnya.
"nih ya kak aku kasih tau, kalo keseringan pake heels nanti otot kaki kakak jadi kram terus nanti kesemutan juga. aku saranin kakak dateng ke klink Karina-Fang deh." celoteh anak SMA itu bikin Irene ketawa. seenggaknya hari ini dia bisa ketawa ringan karena adik tirinya ini yang plesetin namanya sendiri.
"oh ya? kata siapa?"
Karina menunjuk dirinya sendiri, "kata dokter Karina lah." dia berbangga diri.
"kamu tuh multitalenta. semuanya bisa bahkan pijet pun bisa" puji irene yang membuat bahu karina makin naik. dia jadi makin semangat buat pijat kaki irene dua-duanya.
"jelas dong harus. kakak aku Irene Bae si jenius itu, masa iya dia punya adek yang bobrok kan bikin kakaknya malu." ucapnya membanggakan Irene.
Irene tersenyum mendengarnya. walaupun mereka bukan saudara kandung, irene tetap sayang banget sama Karina.
"Makasih ya Karina. kayaknya karena pijatan kamu, saya jadi ngantuk dan mau tidur" kata irene yang sekarang malah ngantuk.
Karina menyudahi pijatannya setelah liat kakaknya itu memejamkan mata. dia liat lama-lama wajah sang kakak yang keliatan capek. bahkan irene tidur tanpa ganti baju.
Karina denger kok bentakan sang papa tadi sama irene. dia kaget tapi ini bukan yang pertama. Karina bergerak untuk menyelimuti tubuh Irene. sebelum itu dia matiin lampu kamar irene agar tidurnya nyenyak.
kamar bernuansa putih polos itu tidak banyak barang didalamnya. bahkan sebuah foto pun tidak ada.
Karina menghela napas lalu menutup pintu kamar irene pelan-pelan.
"jadi kak Irene itu gak mudah" gumamnya di depan kamar irene lalu kembali ke kamarnya sebelum sang ibu mengetahui dia gak ada di kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ㅡ HER ㅡ ✓
Fanfiction"gue maunya Prince bukan Princess" . gxg - start : 29 Maret 2022 - end. : 17 Agustus 2022
