ㅡ empat tiga

1.7K 292 18
                                        



















"beneran gak apa-apa?" tanya Irene memastikan karena seulgi nolak buat pergi bareng dia.

"iya gak apa-apa, lagian nanti juga si wendoy jemput aku" seulgi ngasih senyum manisnya karena gak enak juga nolak ajakan irene.

"yaudah kalo gitu saya duluan, kamu hati-hati dijalan. bilang sama wendy jangan ngebut." irene pamit masuk dalam taksi untuk berangkat ke kantornya. cewek itu sengaja kemaren gak minta dianter supirnya karena tau pasti nanti tuan Bae tau keberadaannya. bahkan sampai pagi ini pun irene gak ngidupin hp nya karena dia tau pasti tuan Bae akan tetap marah sama dia dan dia gak nyesel sama sekali.

Seulgi yang celingak-celinguk depan pagar kosan terkejut dengan kedatangan mobil hitam milik Suho yang berhenti tepat di hadapannya.

"mau kampus ya?" tanya suho yang menurunkan kaca mobilnya untuk melihat seulgi

"gak, mau nanem dosa"

Suho ketawa denger jawaban seulgi itu. Cowok ganteng itu turun dari mobilnya lalu membukakan pintu penumpang disamping pengemudi untuk seulgi yang menyerngit bingung.

"masuk, saya antar kamu sampai kampus" kata suho dengan senyumnya

"gak usah bang, gue nunggu wendy aja" tolak seulgi karena dia risih ini rivalnya malah baikkin dia, kan jadi kesel.

"yakin mau nunggu wendy? ini udah jam berapa loh" tunjuk suho ke jam tangannya udah jam 8, yang artinya 30 menit lagi kelas seulgi mulai. Seulgi keliatan bimbang mau nerima atau gak tapi waktunya udah mepet.

'tau gini mending bareng kak irene aja sekalian bisa UwU an' dengus seulgi.

monolid itu langsung masuk dalam mobil suho yang dari tadi membukakan pintu untuknya. Ngeliat seulgi masuk bikin suho bersorak senang.

"oke, seat belt jangan lupa" ingat suho tapi seulginya cuma cuek. dia buka HP buat ngabarin wendy kalo dia udah mau berangkat tapi pesan dari Irene masuk ke dia lebih dulu.

🍯🍒
Online

|Hati-hati di jalan seulgi

Seulgi tersenyum manis membacanya. moodnya balik lagi karena dapet ucapan dari mba crushnya dan suho yang liat seulgi tersenyum jadi ikutan senyum juga.



























Irene menghela napas berkali-kali di depan ruang kerja tuan Bae. Hari ini dia gak ketemu pria itu di kantor dan sekarang dia dipanggil ke ruang kerjanya di rumah. irene tau dia akan dapat masalah karena mengabaikan perintahnya.

Irene mendorong pelan knop pintu itu, dia melihat tuan Bae sedang membelakanginya.

"sudah puas dengan bersenang-senangnya Irene?" suara dingin itu membuat irene menahan gugupnya.

"maaf tuan."

"jadi, menurut kamu apa yang harus saya lakukan untuk orang yang tidak patuh dengan perintah saya?" tanya tuan Bae menghadap irene. rahangnya mengeras karena melihat irene.

Gadis cantik itu tidak bisa menjawab sepatah katapun. dia hanya menatap lurus tuan Bae.

"kamu tau betul jika saya tidak suka dengan orang yang menentang saya," tuan Bae mengambil sebilah kayu yang terletak di meja kerjanya. dia berjalan mendekat ke irene yang tidak merubah ekspresinya sama sekali. "Saya harap setelah ini kamu tidak melupakan siapa saya Bae Irene" suara tuan Bae rendah.

Irene memejamkan matanya ketika bilahan kayu itu mengenai kakinya untuk sepuluh kali pukulan. gadis cantik itu mati-matian menahan tangisan dan kesakitannya, dia hanya ingin semua ini cepat berakhir.

Tuan Bae yang gelap mata tidak sadar jika dia sudah memukul kaki irene sebanyak 15 kali. pria itu menyudahi aksinya dan melihat irene yang masih tetap mempertahankan satu ekspresinya membuat Tuan Bae berdecih.

"jangan pernah mengulangi kesalahan yang sama irene atau kamu akan mendapatkan lebih dari ini, kamu taukan maksud saya?" Tanya tuan Bae.

"saya paham tuan" irene mengangguk menyembunyikan suara bergetarnya. Dia pamit untuk keluar, gadis cantik itu tertatih-tatih meraba tembok untuk berjalan dengan benar ke kamarnya.

Alice panik saat melihat Irene yang berpegangan erat dengan tangga untuk naik ke atas. dia segera berlari membantu irene namun gadis cantik itu mendorongnya untuk menjauh. kali ini Alice tidak mau mengalah, dia memaksa untuk membantu irene barjalan sedangkan irene yang tenaganya tidak kuat akhirnya sedikit menurut.

Alice dengan telaten membaringkan irene ke tempat tidurnya, wanita itu berlari untuk mengambil kompres kaki irene yang terdapat luka karena ulah suaminya.

"saya bisa sendiri" tolak irene ketika Alice hendak membersihkan lukanya.

"untuk saat ini kamu simpen dulu amarah buat Mama, luka kamu butuh di obati"

"saya tidak butuhㅡ"

"tapi kamu harus Irene!" Bentak Alice dengan muka khawatirnya membuat irene terdiam. Ibu tirinya itu dengan telaten membersihkan lukanya. dia memastikan kalo irene gak sakit dan terus-terusan melihat wajah irene

Alice terkesan dengan Irene yang dapat menahan rasa sakit saat dia membersihkan dan mengobati luka ini.

"Papa kamu menghukum kamu karena kamu gak pulang?"

"kemana aja kamu semalem? kenapa kamu gak ngabarin kalo gak pulang?"

Irene tidak menjawab, dia lebih memilih diam saja. Alice menghela napasnya. "seenggaknya kalo ada apa-apa kamu bisa kabarin Mama, Irene" ucapnya lembut. hatinya sesak melihat gadis ini terkena masalah lagi hari ini.

"terimakasih sudah membantu saya, tapi bisakah anda keluar sekarang?" Pinta Irene karena Alice ingin mengusap kepalanya.

"oke Mama keluar, kalo kamu butuh sesuatu tinggal panggil" pesannya lalu pergi dari kamar irene, meninggalkan Irene yang meringis kesakitan.

"aku bilang jangan kasar sama Irene" Alice langsung marah ketika melihat Tuan Bae yang sudah berada di dalam kamar.

"saya hanya mendidik dia buat gak membantah perintah saya, apa salahnya?"

Alice memejamkan matanya geram, "kamu gak merasa bersalah karena udah bikin kakinya Irene luka-luka?" tanya Alice menatap tuan Bae yang diam. "Gimana pun juga dia tetap anak kamu Taeyeon," ucap Alice rendah. hatinya sesak mengingat perlakuan suaminya itu dengan putri sulungnya.

"saya gak pernah punya anak seperti dia" tegas tuan Bae.

Alice mengepalkan tangannya marah denger omongan tuan Bae itu.

ㅡ HER ㅡ ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang