ㅡ tiga lima

1.7K 266 8
                                        


ini flashback irene dari jisoo

gadis kecil berusia 6 tahun itu terduduk lesuh di ayunan taman kanak-kanak nya dengan boneka kelinci di tangan mungilnya itu.

"loh? irene kok belom pulang sayang?" bu guru yang mengajarnya menghampiri irene kecil.

"belum ada yang jemput bu guru" katanya sedih.

"emang mama papa gak jemput irene? ini udah siang banget loh" katanya melihat jam yang udah menunjukkan pukul 2 yang mana artinya irene kecil sudah menunggu terlalu lama disini.

"Papa sibuk sama kerjaannya dan mama jarang pulang."

guru itu mengangguk. dia kasihan dengan gadis kecil yang cantik ini.

"irene kalo di anter bu guru mau gak?" tanyanya yang mendapat respon tatapan intens dari anak kecil ini. walaupun masih kecil, tatapan Irene benar-benar menusuk.

"tapi nanti kalo papa mama jemput irene terus irene gak ada disini gimana?" tanyanya polos. bu guru itu berdecak kagum, anak sekecil ini udah bisa mikir gitu membuatnya mengusap kepalanya gemes.

"gak apa-apa, nanti bu guru telepon mama/papa nya irene buat ngasih tau kalo princess mereka udah di anter pulang, gimana?"

Irene kecil terlihat berpikir yang membuatnya semakin menggemaskan.

"bu guru ada kartu yang biru biru gak? yang kayak punya bi siti" tanya irene yang membuat guru itu bingung.

"kartu apa sayang?"

"kartu yang biru ada fotonya. irene gak gak tau apa namanya"

Bu guru itu mengeluarkan KTP nya untuk memastikan apakah kartu yang dimaksud irene adalah KTP atau bukan. dan ternyata benar, irene kecil memegang KTP itu lalu melihatnya dengan teliti kemudian mengembalikannya lagi kepada bu guru itu dengan senyum sumringahnya.

"ayo. bu guru mau antar Irene pulang kan?" katanya yang tiba-tiba menjadi semangat membuat guru itu heran. tapi tetap aja menggandeng tangan mungil Irene menuju mobilnya. dia mendudukkan Irene di samping kemudi yang kemudian anak itu memasang seat belt nya sendiri.

"irene kok pinter banget sih" pujinya yang hanya di balas senyum kecil sama anak itu.

"oh iya tadi irene liat kartu bu guru untuk apa?" tanyanya penasaran.

"Irene liatin biar kalo irene di culik atau ada apa-apa dijalan terus ditemuin orang, irene ingat kalo bu guru punya ulang tahun 12-07 jadi polisi harus cari bu guru juga" katanya enteng. guru itu udah speechless dengarnya. anak sekecil ini udah bisa ngomong segitu pintarnya.

Guru itu baru teringat kalo dia belom ngehubungin orang tua irene. guru muda itu mencoba menghubungi keduanya namun sama-sama tidak tersambung.

"aish mereka ini lupa sama anak kah?" rutuknya kesal. "Irene kita langsung pulang aja ya, udah siap?"

"SIAP!!"


















"makasih ya bu guru udah anter irene pulang," katanya menyalami gurunya itu.

"iya sama-sama sayang" mata guru itu melihat ada mobil yang terparkir di garasi yang artinya orang gua irene ada di rumah.

Kaki kecil irene berjalan riang memasuki ruang tamu, dia bahagia karena ada mobil orang tuanya. Kaki kecilnya membawanya menuju dapur untuk menyapa kedua orangtuanya itu.

"Irene pulㅡ"

"Apa? Apa? Kamu mau tampar aku hah?"

"Saya masih suami kamu jadi udah sewajarnya saya marah kamu dekat sama lelaki lain!"

"itu salah kamu karena gak pernah bisa ngasih aku kebahagiaan Taeyeon! aku capek harus pura-pura jadi ibu yang bahagia di depan keluarga tau gak?!"

"Itu salah kamu karena melahirkan irene! saya udah bilang untuk gugurin dia dan semua masalah selesai!"

"mudah untuk kamu ngomong sulit buat aku yang akan di buang keluarga aku kalo gugurin irene!"

"lalu apa? sekarang kamu bilang capek dan selingkuh sama pria lain karena kamu gak bahagia? gitu?"

"udahlah Taeyeon aku capek. kamu urus anak pembawa sial itu"

"kenapa harus saya? kamu yang mempertahankannya dalam kandungan"

"dia pakai nama keluarga kamu jadi urus dia. aku gak pernah nerima Irene sebagai anak aku."

Irene kecil yang mendengar itu hanya bisa diam menahan tangisannya. dia memeluk boneka kelincinya lalu berjalan menaiki tangga, memasuki kamarnya lalu duduk di lantai.

"tokki, mama papa berantem karena Irene nakal ya? tapi irene udah gak merengek maksa minta jemput lagi, irene kerjain tugas, irene selalu rapihin kamar tapi mama papa masih bilang irene nakal ya?" katanya dengan menangis memeluk boneka yang dinamai tokki itu.

"irene pengen mama papa baikan, kalo mereka baikan, irene janji akan jadi anak baik." katanya menghapus air matanya. gadis kecil itu lalu berganti pakaian. dia jalan keluar kamarnya untuk melihat apakah mama papa nya masih ada dirumah. ternyata ada sang mama yang sedang duduk melihat-lihat majalah.

"mama" panggilnya pelan takut mengganggu tapi mama nya sama sekali gak nyeliat dia.

Anak kecil itu berusaha untuk duduk di sofa samping mama nya namun dengan cepat mamanya berdiri sambil berdecak sebal menatap Irene.

"ngapain sih deket-deket, udah sana kamu main kek" usirnya yang membuat Irene tertunduk menahan tangisan.

"mama gak suka irene karena nakal ya? irene janji gak akan nakal lagi"

"Karena kamu lahir, aku jadi harus ini itu! udah sana kamu main apa kek, makin liat kamu makin bikin kesel tau gak!" bentak Tiffany yang membuat air mata irene kecil keluar. Anak itu menjauh dari mama nya. dia melewati ruang kerja papa nya. irene mengintip sedikit ternyata papa nya sedang bertelponan dengan serius.

"papa, irene boleh masuk?" tanyanya setengah berbisik takut mengganggu papa nya. tuan Bae hanya memberikan kode untuk irene pergi dan di turuti anak itu. dia kembali ke kamarnya duduk di balkon menatap langit malam yang bertabur bintang.

"bintang, karena irene lahir mama papa jadi sering berantem" katanya sedih. Irene kecil membenamkan wajahnya di boneka kelincinya menyembunyikan tangisannya malam itu.

ㅡ HER ㅡ ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang