ㅡ empat belas

2.5K 302 2
                                        

Irene turun dengan anggun dari mobil mewah berwarna hitam yang menghantarnya ke restoran mahal. gaun hitam membalut tubuhnya begitu indah malam ini. dia berjalan masuk bersama dengan Suho disamping kanannya.

"Jangan melewati batas nanti," pesan irene dengan wajah dinginnya.

"kalo dengan melewati batas pernikahan kita di percepat, aku lakuin deh." balas suho membuat Irene jalan melewati suho untuk menghindari moodnya yang makin buruk.

malam ini adalah makan malam antar keluarga Suho dan Irene lebih tepatnya Mama irene.

Mereka berdua di sambut hangat sama keluarga mereka. Mamanya irene langsung meluk Irene.

"jangan malu-maluin mama malem ini, sayang" bisik sang mama.

"jangan berekspetasi terlalu tinggi sama saya, nyonya Kim" balas irene menarik dirinya dari pelukan mama nya itu. irene lebih milih duduk di samping cewek yang keliatan ogah-ogahan dateng kesini.

"oh udah dateng kak, selamat datang di dunia membosankan" ucapnya dalam bahasa jepang yang bikin irene sedikit tersenyum. Giselle Kim adek tiri nya ini memang males kalo dateng ke acara beginian.

"kamu makin cantik aja Irene, dulu waktu Tante ngurus skripsi malah tante gak ke urus sama diri sendiri loh tapi kamu malah makin cantik" puji mama nya Suho yang mau tak mau Irene harus tersenyum.

"Jelas cantik, orang mama nya aja cantik begini" sahut mama nya Irene membuat yang lain setuju.

Memang Tiffany Kim itu masih keliatan cantik walaupun umurnya udah gak muda lagi.

"duh pede banget emak gue" celetuk  giselle dalam bahasa Jepang sambil minum jus bikin yang lain ngeliat dia. irene udah mati-matian nahan ketawa karena adek tirinya ini yang suka ceplas ceplos sesukanya.

"kamu bilang sesuatu giselle?"

"ah gak kok, ini jus nya enak banget. jadi suka deh" kata giselle pura-pura menikmati jus itu.

"Kamu mau ini?" tanya Suho ngasih steaknya buat Irene. irene sebenarnya udah ngasih lirikan tajam sebagai penolakan tapi suho tetap ngasih steaknya buat irene.

Irene liat orang-orang pada nunggu dia nerima steak dari Suho itu apalagi mama nya, udah ngasih tatapan tajam buat dia. dengan berat hati, irene nerima suapan itu. Irene kira cuma steak tapi ternyata Suho juga mengusap kepalanya membuat mereka di goda betapa manis dan serasinya pasangan ini.

"Kak irene suapin Giselle juga dong," Giselle mangap tidak anggunly nunggu irene nyuapin dia. Tiffany udah melotot tapi sama Giselle gak peduli. Dia bahkan narik tangan irene yang dari tadi di genggam Suho paksa bikin Suho mendengus. dia tau kalo Giselle sengaja ngelakuin itu.

"kamu bisa makan sendiri Giselle, jangan ganggu orang" tegur Tiffany halus karena jika irene tidak berulah malah Giselle yang berulah.

"ya gak apa-apa kan? bang Suho gak apa-apa kan kalo kak irene nyuapin aku? akutuh udah lama gak ketemu kak Irene jadi kangen gituloh," kata giselle mendramatisir. demi apapun irene harus berterimakasih sama giselle karena udah bikin Suho dan Tiffany sang mama kesal.

"Tiffany kamu beruntung punya anak akur kayak irene dan giselle," puji mama nya suho yang gemes liat interaksi giselle dan Irene.

"ah gak juga kok, kamu juga beruntung punya Suho yang perhatian dan Winter yang pinter" puji Tiffany yang sengaja neken kata Pinter buat nyinggung giselle tapi anak itu malah b aja. gak kesinggung sama sekali lebih tepatnya dia gak merasa lagi disinggung.

"yang dapetin anak kamu nanti pasti orang beruntung sekali,"

"Suho yang beruntung dapetin irene. anaknya sopan, baik, pinter, paket menantu idaman banget" puji mama nya Suho membuat irene tak nyaman.

Irene diantar pulang sama mama nya karena mereka pulang agak telat.

"kamu tuh ya giselle bisa gak sih gak malu-maluin mami sehari aja?" marah Tiffany memijit keningnya kesal

"kalo gak kakak kamu yang berulah ya kamu, mau kamu mami gak kasih uang jajan?"  ancam Tiffany.

"ya aku tinggal minta sama Papi lah atau gak sama oma juga bisa" Giselle ngomong santai di kursi penumpang depan sambil main game diponselnya. sedangkan irene cuma ngeliat jalanan malam gak peduli dengan omongan mamanya.

"Irene setelah acara wisuda, kamu harus melangsungkan pertunangan resmi sama Suho. mama gak mau pas kamu jadi pengacara nanti kamu di deketin sama laki-laki lain" kata Tiffany yang dibalas helaan napas sama Irene.

"anda bisa bicarakan itu dengan tuan Bae" jawab irene dingin membuat Tiffany menghela napasnya.

"kamu tau papa kamu itu keras kepala setiap mama coba ngomongin soal pernikahan kamu,"

"kalo gitu gak usah bahas pernikahan. gampang kan?" Sela irene cepat. matanya menatap nanar Tiffany yang juga menatapnya kesal.

"gak bisa, kamu harus tetap nikah sama Suho apapun yang terjadi" putus Tiffany final membuat irene diam-diam meneteskan air matanya. dia buru-buru menghapus itu sebelum ada yang melihat.

Mobil mewah itu berhenti di depan rumah mewah Bae. pria dingin itu udah berdiri di teras menunggu kedatangan Irene.

Matanya ngelirik tajam mantan istrinya itu yang keluar bersama dengan Irene.

"lain kali kalo udah jam 10 cepat antar irene pulang, saya gak izinin anak saya keluyuran malam-malam"

Tiffany terkekeh mengejek, "gak usah lebay Taeyeon, aku mama nya Irene gak mungkin juga aku ajak irene sesat" kata Tiffany ketus membuat Taeyeon terpancing.

"bisa aja, kamu saja gak becus ngurus anak kan?" sindir Taeyeon karena giselle yang keliatan kayak anak amerika banget stylenya. dan lagi-lagi Giselle gak merasa dirinya lagi disindir.

"gak usah ngurusin anak aku Taeyeon, urus aja diri kamu dan istri kamu" sindir Tiffany balik.

Irene yang lelah denger sindir menyindir ini, segera masuk ke dalam rumah tanpa mempedulikan kedua orang tuanya.

Tiffany menahan lengan Irene terlebih dahulu, "inget omongan mama di mobil tadi. itu perintah dari mama dan jangan keras kepala kayak papa kamu." kata Tiffany mendapat tatapan tajam dari Taeyeon.

"Omongan apa?"

"kamu gak perlu tau urusan aku sama Irene." Tiffany ketus lalu melepaskan lengan Irene yang di cengramnya tadi.

Taeyeon menatap mantan istrinya itu sengit. "Irene masuk!" bentaknya pada Irene yang langsung berjalan cepat melewati pintu utama.

Sesampainya di dalam rumah, irene disambut mama tirinya dan sang adik tiri yang se umuran dengan giselle, bernama Karina.

"kamu baru pulang Rene? kamu butuh sesuatu?" tanya Alice. Irene tidak peduli dan hanya pergi ke lantai dua di mana kamarnya berada.

irene langsung tiduran di tempat tidurnya, air mata yang ditahannya dari tadi akhirnya keluar dengan sendiri. Tangan kanannya di taruh di kening, giginya menggigit kuat bibirnya agar suara tangisnya tidak terdengar orang lain.

"saya beneran capek gini terus" bisiknya lirih.

Irene yang sekarang berbeda jauh dengan irene yang terlihat orang-orang.

ㅡ HER ㅡ ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang