"kak irene!" panggil seseorang mengejar Irene yang berjalan di lorong sekolah. Irene menghentikan langkahnya melihat kebelakang, ternyata sang adik tiri Giselle yang lagi ngatur napasnya di hadapan irene.
"cepet banget kakak jalannya" keluhnya. tangan irene bergerak untuk merapihkan jepit rambut Giselle yang miring karena dia berlari tadi.
"kenapa kamu ngejar kakak?" tanya irene setelahnya.
"aku mau bilang makasih karena kakak udah mau dateng untuk jadi wali aku di saat mami malah seenaknya batal dateng" kata Giselle membuat irene tersenyum.
"itu udah kewajiban saya bukan sebagai kakak kamu? lain kalo jangan sungkan buat telpon saya kalo kamu butuh sesuatu. kamu juga adik saya" kata irene lembut membuat Giselle meluk irene haru.
"makasih kak, beruntung banget aku punya kak irene" katanua yang menahan tangis.
Karina yang liat mereka pelukan, langsung lari ngebut buat ikut pelukan juga.
"kok jahat gak ngajak Rina sih?" katanya yang maksa ikut meluk dan berakhir dengan irene di apit mereka berdua.
"kalian mau bunuh saya atau gimana? saya gak bisa napas" keluh irene karena keduanya meluk irene erat banget. keduanya kompak untuk melepaskan pelukan mereka dari irene.
"Karina yang salah"
"Giselle yang salah"
"udah. saya yang salah oke?" kata irene menengahi. Mereka jalan bersama ke parkiran dengan kedua tangan irene di gandeng KariSelle. Alice yang berada di belakang mereka itu tersenyum lebar karena kedua remaja itu sangat manja dengan Irene. dia mengeluarkan ponselnya untuk merekam mereka karena kapan lagi liat irene banyak ekspresi begitu?
"belajar yang rajin" pesan irene mengusap kepala kedua adiknya itu.
"pasti kak, yakali adeknya Irene Bae gak pinter" jawab Karina menyombongkan diri.
Giselle yang gak mau kalah, di kibasin rambutnya "yoi, adeknya kak irene gak akan mengecewakan deh," katanya songong mengibaskan rambut panjangnya.
"Karina"
"Giselle"
"CROSS" keduanya menyilangkan tangan bikin irene ketawa.
"iya iya adeknya kakak jangan malu-maluin" ucap irene lembut. dia bersyukur walaupun mereka ini bukan adik kandung tapi irene sayang ke mereka itu tulus.
Keduanya pamit untuk masuk kedalam sekolah lagi. supir pribadi Irene yang dari tadi menunggu atasannya itu selesai dengan adik-adiknya segera mendekat.
"direktur, ada masalah. tuan marah anda meninggalkan rapat pagi ini begitu saja" katanya yang mendapat anggukan dari irene.
dia tau pasti papa nya marah tapi mau gimana lagi?
"dimana dia?"
"tuan menunggu anda di rumah direktur" katanya. irene tau apa yang akan terjadi nantinya. dia membuka pintu penumpang belakang untuk masuk tapi tiba-tiba Alice sang ibu tiri malah ikut duduk di sebelahnya.
"Kamu mau pulang kan? Mama ikut sama kamu aja, mama males sendirian diㅡ"
"Keluar" potong irene dingin.
"Kenapa? Kita sama-sama mau pulang kerumah kan? Mama ikutㅡ"
"atau saya yang keluar" irene ngeliat Alice tepat dimatanya. tatapan yang sama untuk bertahun-tahun ini.
Alice menggelengkan kepalanya, kali ini dia harus berdekatan dengan Irene walaupun Irene menolaknya.
"gak bisa, Mama mau disini bareng kamu" tolaknya menyilangkan tangan.
Irene langsung keluar dari mobil itu lalu berpindah ke mobil yang menghantar Alice tadi. dia meminta supir Alice untuk mengunci mobil karena ibu tirinya itu berniat untuk masuk ke mobil yang di tumpanginya lagi.
"Irene! buka! Mama mau bareng sama kamu" katanya mengetuk kaca mobil.
"Jalan pak" suruh irene tak peduli. supir itu ragu untuk jalan karena majikannya yang mengetuk kaca mobil.
"saya bilang jalan" kata Irene menekan yang akhirnya membuat mobil itu jalan.
Alice yang liat mobil itu berjalan, langsung cepat masuk ke dalam mobil irene lagi. dia khawatir akan terjadi sesuatu dengan anak itu karena tadi Alice sedikit mendengar jika suaminya itu marah.
dan bener aja, ketika sampai dalam rumah, tuan Bae terlihat akan menampar irene. dengan cepat Alice berlari untuk melindunginya hingga tamparan itu mengenainya.
Tuan Bae terkejut. dia menatap tangannya lalu irene yang berada di belakang istrinya itu.
"saya..." tuan Bae tidak bisa berkata-kata melihat tatapan irene yang kosong itu.
"saya pamit tuan, selamat sore" ucapnya yang langsung melepaskan diri dari Alice dan berjalan ke atas menuju kamarnya.
Tuan Bae memeriksa istrinya yang hendak menyusul irene. "kamu gak apa-apa?" Tanyanya khawatir namun Alice hanya melepaskan tangan tuan Bae dari pipinya.
"aku kecewa sama kamu" ucapnya yang berlari menyusul irene ke atas.
Tuan Bae menatap tangannya yang bergetar itu. dari arah meja makan, gadis lainnya kejadian tadi hanya bisa diam.
Alice berusaha membuka kamar irene yang terkunci itu. dia benar-benar khawatir dengan keadaan irene apalagi dia melihat tatapan kosong itu lagi, setelah sekian lama.
"Rene buka!" Pintanya namun tetap tidak ada jawaban dari irene dari dalam.
Wanita itu tidak kehabisan ide, dia berlari untuk mencari kunci cadangan bahkan dia tidak sadar jika gadis lain sudah naik ke atas dan berdiri di sampingnya yang sedang berusaha membuka kamar irene.
"kenapa?"
"kakak kamu di dalam, bantu mama buka kamarnya" pintanya yang segera gadis itu meraih kunci kamar dengan tergesa-gesa.
Kamar irene terbuka namun sepi tidak ada orang di dalamnya. Alice yang khawatir terjadi sesuatu dengan Irene langsung buru-buru melihat kamar mandi dan hasilnya nihil, irene tidak ada disana.
Gadis itu melihat tirai kamar berbuka, dia menangkap siluet seseorang sedang duduk di kursi balkon. gadis itu berjalan menghampirinya untuk memastikan jika itu adalah Irene.
Dia bernapas lega karena itu adalah Irene yang sedang memejamkan matanya dengan earphone yang terpasang di telinga kanan kirinya.
Alice yang melihat irene ingin buru-buru menghampirinya namun gadis itu menahannya.
"jangan di ganggu, biarin dia lagi tenang" larangnya.
"tapi mama harus pastiin kakak kamu gak kenapa-kenapa" Alice menolak tapi gadis itu tetap menahan tubuh Alice.
"dia baik-baik aja, ayo kita keluar dari sini sebelum dia marah" bisik gadis itu yang membuat Alice menghela napas setuju. setidaknya dia melihat irene yang baik-baik aja bukan.
Mendengar pintu kamar kembali tertutup, satu aliran air mata keluar dari sudut mata irene. sesuatu yang dia tahan dari tadi akhirnya keluar juga.
Irene kembali menangis dalam diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
ㅡ HER ㅡ ✓
Fiksi Penggemar"gue maunya Prince bukan Princess" . gxg - start : 29 Maret 2022 - end. : 17 Agustus 2022
