ㅡ dua tiga

1.7K 305 8
                                    

"mami gak mau tau pokoknya kamu harus punya pacar atau mami yang cariin." ancam mamih jessica di sebrang telepon sana bikin seulgi cemberut.

"mami tuh bosen denger temen-temen mami yang pamerin pacar anak mereka tau." curhat mamih Jessica mellow. seulgi tuh paling gak bisa kalo denger mamih nya bersedih gini.

"Tapi aku lagi males pacaran Mamih." elak seulgi yang denger dengusan dari sebrang sana. "lagian mamih aneh banget. orang tuh ya harusnya larang anaknya pacaran biar fokus pendidikan. lah ini malah nyuruh pacaran." lanjut seulgi bikin sang mamih ketawa di sebrang sana.

"emang kalo mamih larang kamu bakalan nurut?" tanya Mamih jessica bikin seulgi langsung mingkem.

"Pokoknya, libur semester nanti kamu harus bawa pacar kamu ke rumah atau mamih coret kamu dari KK biar gak dapat warisan sekalian." ancam mamih Jessica bikin seulgi ketar ketir. kalo dia di coret dari KK artinya warisan bakalan jatoh ke kakaknya dong? gak rela banget seulgi tuh kalo tuh kakaknya jadi kaya raya sendirian sementara dia idup melarat.

"Iya iya. seulgi bawa pacar liburan nanti" kata seulgi cepat. dia bisa nebak kalo mamihnya di sebrang sana tersenyum lebar.

"nah gitu dong sayang. mamih tunggu loh. duh anak cakep mamih.. kamu masih punya duit gak? mau mamih transfer????"

Seulgi memutar matanya malas karena mamihnya tiba-tiba excited.

"masih. papih tiga hari lalu udah transfer seulgi."

"gak apa-apa, mamih kasih duit buat kamu perawatan biar gak buluk banget atau gak ajak pacar kamu jalan-jalan."

"aku gak buluk mamih" pekik seulgi sebal, masa iya dia dikatain buluk sama mamih nya sendiri. "lagian akukan cewek, masa iya harus ajak jalan-jalan pacar aku sih." protes seulgi lagi bikin sang mamih ketawa lumba-lumba

"oh iya mamih lupa hahahaha"

















"Ini ngapain sih Wen kita kesini?" tanya seulgi yang baru masuk gedung menjulang bareng wendy disampingnya yang bawa tas hitam.

"Cari papa gula buat lo."

seulgi nabok kenceng lengan wendy, "njir sembarangan."

"sakit bangsat" gumam wendy mengusap lengannya.

"akhirnya, kamu dateng juga wendy." sambut pria paruh yang seulgi gak kenal sama sekali dari arah kiri mereka.

dia liat wendy curiga. ini beneran wendy mau cariin seulgi papa gula?

"hehe. om sih ngabarinnya mendadak, jadi aku gak punya persiapan kesini." Wendy noleh liat seulgi natap dia horor.

"oh iya om, kenalin ini temen Wendy namanya Seulgi." Wendy memperkenalkan seulgi. "dan seulgi ini Om Heechul, abangnya mama gue" kata wendy. Seulgi menjabat tangan Om Heechul.

"udah gede ternyata. terakhir om ketemu masih ABG" kata om Heechul membuat seulgi menyerngit bingung. dia liat wendy yang ketawa canggung.

"jelas om, makin kece yang sekarang kan?" tanyanya percaya diri

"tentu, kalo dulu kan alay"

om Heechul benar-benar to the point sampai bikin wendy malu.

Seulgi izin ke toilet karena dia gak mau ganggu privasi wendy yang kayaknya mau ngomong serius sama om Heechul didalam ruangan. dia berdiri di depan lift buat gunain toilet bawah karena lantai ini toiletnya lagi gak bisa di gunain.

Ting

Pintu lift terbuka. Seulgi melangkah masuk. matanya menangkap sosok yang dia kenal lagi serius melihat ponselnya dengan setelan kerja dan kaca mata yang bertengger di hidungnya.

"kak irene?" panggil seulgi membuat Irene terkejut. dia menoleh ke samping dimana seulgi berdiri.

"loh kok kamu disini?" tanya irene bingung.

seulgi di kantornya? ngapain?

"ah itu. gue nemenin wendy kak." seulgi menggaruk lehernya canggung. Dia gak tau kalo gedung irene kerja itu disini.

Irene mengangguk paham. Tiba-tiba lampu lift mati dan lift mereka berhenti mendadak membuat keduanya kaget. irene menjerit takut saat lift seperti mau turun.

dia secara refleks meluk seulgi di sampingnya bikin seulgi tambah kaget.

"tenang kak, tenang. gue pencet alarmnya dulu buat minta bantuan" seulgi yang kaku menepuk pelan punggung irene yang bergetar takut. dia jalan pelan menggapai tombol alarm.

"ada orang??" panggil seulgi pas speaker itu berbunyi.

"maaf untuk ketidaknyamanannya, lift sedang terjadi kesalahan teknisi. kami akan segera memperbaikinya." Info seorang pria yang seulgi yakini bagian operator.

"lakukan dengan cepat. saya ada di sini" sambar irene dengan suara yang bergetar.

"baik Direktur Bae!"

panggilan itu mati. irene masih memeluk seulgi yang entah sejak kapan udah meluk irene balik.

seulgi mengeluarkan ponselnya untuk menyalakan senter agar irene lebih tenang. Ternyata benar, Irene lebih tenang karena ada cahaya membuat seulgi menyimpulkan kalo Irene takut gelap.

"jangan khawatir, gue disini kak."

"saya takut seulgi." cicit Irene. Suaranya ketakutan namun menurut seulgi lucu. apalagi irene masih tetap memeluknya walaupun mereka udah duduk di lantai.

"sama, gue juga takut sih kak" gumam seulgi pelan yang masih bisa di dengar Irene, "tapi gue jamin bisa jagain lo disini" kata seulgi mantap.

Hati Irene menghangat mendengarnya. disaat seulgi juga sama ketakutan masih bisa ngomong mau jagain irene?

perlahan cewek cantik itu melepaskan pelukannya dari seulgi yang entah kenapa agak kecewa irene melepas pelukannya. dia secara refleks menahan irene dengan memeluk pinggangnya.

"b-biar liftnya gak gerak." seulgi ngomong cepat membuat irene senyum lebar. jelas banget kalo seulgi lagi bohong dan gugup dari suaranya. bahkan Irene bisa denger detak jantung seulgi kencang dan tangan seulgi meluk pinggangnya erat.

seulgi memejamkan matanya. dia menghirup aroma shampoo milik irene yang menenangkan itu dari hidungnya.

dia pengen sama irene terus dan berharap kalo waktu berjalan dengan lambat bahkan dia berharap teknisi yang benerin lift ini gak ada sekalian.

karena seulgi menyadari kalo dia lebih dari tertarik sama cewek yang ada di pelukannya ini.












Irene Bae.

ㅡ HER ㅡ ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang