ㅡ empat lima

1.6K 286 16
                                        

























"Nah ini mobil buat kamu, sengaja mamih beliin model lakik biar kamu keliatan cool dikit." tunjuk mamih kang ke mobil hitam di hadapan mereka itu untuk seulgi.

"tapi kenapa tiba-tiba?"

"apanya yang tiba-tiba? kamunya aja gak mau nerima mobil padahal kamu tuh tinggal di ibu kota, masa naik taksi mulu. Abisin duit tau gak?" Celoteh mamih kang alibi. Mereka lagi di café cabang milik mamih Kang.

"lagian masa iya kamu mau ajak irene ngedate tapi gak punya kendaraan sih?"

denger kata 'ngedate' bikin seulgi tersipu malu.

"gak usah malu-malu, kamu gak cocok" mamih kang sarkas lagi bikin seulgi cemberut.

"mamih jujur aja deh aku sebenarnya anak pungut ya?" tanya seulgi sok sedih.

Mamih kang mengangguk, "iya, papih kamu nemuin kamu di depan gang rumah lama dulu. Maaf ya seulgi selama ini mamih gak jujur sama kamu"

"dahlah aku pundung aja sama mamih" kata seulgi yang speechless denger omongan mamihnya ini.

"yakin mau pundung? ada mbak pacar loh, gak malu?" Bisik mamih kang membuat seulgi menegakkan tubuhnya lalu dia menoleh ke belakang mendapati irene yang berjalan ke arah mereka. Mamihnya dan Irene pelukan kayak anak sama ibu. irene liat seulgi sebelum duduk di samping si monolid itu.

"mamih ganggu jam kerja kamu ya?" tanya mamih Kang yang mendapat gelengan kepala dari irene. Gadis itu tersenyum manis.

"gak dong, malah Irene seneng mamih ada di Jakarta" kata irene excited.

"tapi mamih gak lama, besok pulang lagi ke Bandung" sedih mamih Kang bikin irene ikutan sedih tapi bahagia untuk seulgi.

"mamih pasti sibuk banget ya?" tanya irene yang di jawab anggukan sama mamih kang, "nanti kapan-kapan mamih kesini lagi, kita hangout bareng gak usah ajak dia" tunjuk mamih kang ke seulgi pake dagunya.

"apaan? gak bisa! kalo ada kak irene harus ada aku juga" tolak seulgi.

"ini urusan cewek, kamu mingkem aja"

"mamih aku juga cewek plis" seulgi kesel karena mamihnya terus mikir dia anak cowok.

"ah masa iya?" tanya mamih kang dengan muka di polos-polosin, "Rene emang seulgi cewek?" tanyanya ke irene yang udah natap jahil seulgi.

'perasaan gue udah gak enak'

"Irene sih gak yakin ya Mih" kata irene menjulurkan lidahnya ngejek seulgi yang tambah pundung membuat mamih kang dan irene ketawa ngakak.

"kamu kok ikut-ikutan mamih sih?" tanya seulgi yang di jawab muka tidak bersalah Irene.

"apanya yang ikut-ikutan? gak ada tuh." elak irene.

"iya kamu ikut-ikutan, kompak banget kalo nistain aku"

"kamunya aja yang cepet pundung"

"dih aku gak pundung ya" tolak seulgi menyilangkan kedua tangannya.

"gak pundung terus kenapa manyun-manyun seulgi. childish" ejek Irene.

"Childish? kamu tuh childish kalo main game gak mau kalah"

"Kamu kalo makan berantakan" balas irene tak mau kalah. sedangkan mamih Kang cuma senyum-senyum menopang dagunya melihat berantem uWu ala SeulRene.

"kalian tuh cocok banget tau gaksih" komentar Mamih kang membuat seulrene menghentikan adu ributnya dan sekarang malah saling malu-malu. "Seul mending kamu cepetan selesai kuliah biar mamih nikahin kalian berdua" gemes mamih kang liat kedua anak muda di hadapannya ini.

"mamih apasih" kata seulgi yang lirik Irene ternyata juga lirik-lirik dia.






































"jangan di dengerin omongan mamih tadi ya kak, mamih emang suka ngawur." Kata seulgi setelah menghentikan mobilnya di depan kediaman keluarga Bae buat nganter irene. Mamih kang yang nyuruh katanya menantu kesayangannya (irene) harus jadi orang pertama yang naik mobil seulgi.

irene tersenyum kecil, "lagian saya emang menantu-able sih, jadi wajar mamih kamu demen sama saya" kata irene percaya diri. dia bener-bener senang karena orang tua seulgi sangat menyetujui hubungannya dengan seulgi.

"iya deh suka-suka kak irene" kata seulgi malas tapi dalam hati pengen teriak, 'WOYLAH INI KUDU JADI MENANTU EMAK GUE TITIK!'

Irene ketawa kecil liat ekspresi seulgi cemberut gitu. monolid itu membukakan pintu mobil untuknya.

"makasih udah nganterin saya, titip salam buat mamih bilang dari menantu kesayangannya." goda Irene yang membuat seulgi menahan senyum mengembangnya.

"gak mau, chat sendiri mamih" tolak seulgi

"kalo ada kamu kenapa harus dari chat? Saya aduin ke mamih loh" ancam irene. dia senang gunain aduan ke mamih kang buat nakutin seulgi.

"eh??? iya iya kak, aku sampai in" seulgi langsung koreksi kata-kata tadi.

"nah gitu dong, good girl" puji irene membuat seulgi tersipu.

"loh Irene ada temennya kenapa gak di ajak masuk?" Alice yang entah datang dari mana menghampiri seulrene. seulgi langsung menyapa Alice dengan sopan sedangkan irene tidak mau melihat Alice sama sekali.

"Sore Tante, saya seulgi temennya kak Irene"

Alice tersenyum manis menerima jabat tangan seulgi, "sore juga seulgi, saya Alice Mamanya irene" kata wanita itu ramah tapi membuat irene jengah.

"Terimakasih udah nganter saya pulang seulgi, nanti saya kabarin kamu lagi" irene berusaha untuk membuat seulgi pulang tapi Alice menahannya.

"seulgi kamu gak mau mampir dulu? ngeteh dulu misalnya" tawar Alice yang memancing emosi Irene.

"ada mamih di kos kamu, nanti beliau khawatir kamu belum pulang dari nganter saya" tegas irene membuat seulgi bingung harus apa. akhirnya dia memilih untuk pamit karena bener kata irene, nanti mamihnya bisa khawatir.

Setelah mobil seulgi pergi, Irene menatap tajam Alice yang senyum manis ke dia. "jangan mengenalkan diri anda sebagai orang tua saya ke teman-teman saya, itu membuat saya semakin membenci anda" ketus irene lalu berjalan masuk meninggalkan Alice yang mematung di depan.

Karina yang melihat irene sudah pulang langsung ngikutin irene yang mau naik tangga, "kakak dianter siapa tadi? kok keren banget gayanya?" tanya Karina excited karena tadi ngintipin sedikit.

"kamu masih kecil, jangan kepo"

"dih kata siapa! atau jangan-jangan..." Karina mengerling nakal yang di hadiahi lirikan tajam dari Irene.

"gak usah aneh-aneh Karina" pesannya membuat karina ketawa.

"apanya yang aneh? orang Rina aja belom ngomong apa-apa"

"kakak tau kamu mau bilang apa"

"emang apa?" tanya karina jahil.

Irene yang udah masuk pintu kamarnya, menahan pintu itu lalu melihat karina yang memberikan evil smile nya, "k.e.p.o" eja irene lalu menutup pintu kamarnya.

"lah? kak irene" seru karina menggedor pintu kamar irene.

"berisik!"

"issh kan aku juga kepo siapa itu hmm" rutuk karina menghentakkan kakinya menuju tangga.

gadis lain yang mendengar percakapan mereka dari tadi kembali memasang earphonenya dan memejamkan matanya.
























ㅡ HER ㅡ ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang