"kenapa irene dilarang keluar dari kamarnya?" Alice menghadang tuan Bae yang baru pulang.
Wanita itu terkejut karena irene di bawa oleh dua orang pengawal pribadi suaminya sampai ke kamar bahkan Alice melihat jika pipi irene ada bekas tamparan. dia marah karena mengira itu ulah kedua pria itu namun melihat irene yang hanya berlalu saja itu artinya ulah suaminya.
"Irene mengundurkan diri dari posisinya di kantor." terang tuan Bae.
"mengundurkan diri?" Alice menyerngit bingung, dia jelas tau meskipun menjadi pengacara sekaligus direktur di firma hukum adalah paksaan, tapi mundur bukan tipe Irene. Gadis itu selalu memberikan yang terbaik selama ini.
"saya mengangkat adiknya menjadi wakil direktur"
"tapi dia masih kuliah."
"saya mengajarkannya untuk memimpin dari awal"
"tapi kamu punya Irene mas, emang kamu gak mikirin perasaannya gimana?"
"kenapa saya harus? dari awal posisi itu bukan untuknya"
"kalo gitu kenapa kamu masih mempertahankan irene? biarkan dia melakukan apa yang dia mau."
Pertanyaan istrinya itu menghentikan tuan Bae yang melihat pantulan dirinya di cermin.
"Karena anak itu harus membayar semua hal yang terjadi karena kelahirannya" ucap tuan dingin.
"Ji" panggil seulgi ke Jisoo yang fokus sama laptop ditangannya.
"lo tau kak irene kemana gak?" tanya seulgi membuat jisoo menyerngit bingung.
"kok lo tanya gue? kan lo deket sama dia anjir"
"iya emang, tapi dari kemaren kak irene gak bisa di hubungi" keluh Seulgi. nomor irene gak aktif dan WA nya sama sekali gak menunjukkan kehidupan sama sekali bikin seulgi khawatir.
"emang iya?" Tanya Jisoo. cewek itu mengeluarkan HP nya mencoba untuk menghubungi sepupunya namun nomornya sama sekali gak aktif. "Lah iya juga gak aktif. aneh" ucap Jisoo.
"Makanya, apa dia enek kali ya sama gue?" seulgi berspekulasi sendiri membuat dirinya kena tabokan dari Jisoo.
"sembarangan kalo ngomong"
"yakan bisa aja Ji atau... dia mau langsung nikah?" Terka seulgi heboh. dia gak siap kalo irene langsung nikah apalagi sama Suho. bisa potek hatinya ini.
"jangan ngadi-ngadi lo, kalo emang nikah pasti kak irene ngabarin gue anjir"
"ya bisa aja dia gak ngabarin lo takut gue tau"
Jisoo jadi ikut mikir aneh-aneh kayak seulgi. "Halah diem deh lo tai, baru juga gak kabaran 11 jam udah galau." cibir jisoo sensi. dia tuh ikut overthinking gara-gara omongannya seulgi.
"kok lo gitu sih? katanya dukung gue sama kak irene. gimana sih." Jawab seulgi ngegas.
"salah lo terlalu over, bilang suka tapi gak gerak cepat " ucapan jisoo tajam tepat mengenai hati seulgi.
"kalo ngomong suka nyakitin lo, dasar anakonda"
"lo anak belalang"
"tumben kamu mau main ke butik tante?" nyonya Kim menyambut keponakannya itu ramah. gimanapun juga jisoo tetep anak kakaknya walaupun mereka gak akur.
"emang Tante gak mau ketemu aku gitu?" Tanya jisoo balik yang pura-pura ngambek.
"Tante gak bilang gitu loh, jangan baperan gitu dong biar kamu gak mirip amat sama kak Dara" nyonya Kim bercanda.
"aku aduin sama bunda nih" ancam jisoo bikin nyonya Kim terbahak-bahak. dia udah lama gak berantem sama bunda nya jisoo itu sejak dia cerai dengan mantan suaminya.
"btw kuliah kamu gimana sayang, lancar aja?" tanya nyonya Kim penasaran.
"lancar aja sih kadang juga bikin frustasi"
Nyonya Kim tertawa, "namanya juga pendidikan, Tante juga gitu dulu"
"frustasi juga?"
"gak. Kan Tante gak kuliah"
Jisoo menatap horor tantenya itu yang udah ketawa ngakak. tantenya ini emang mirip sama Irene bahkan kalo di liat lagi sisi elegan irene nurun dari tantenya ini.
Gen mereka emang gak main-main. om nya itu cakep dipadukan tantenya yang cakep, ya jadilah irene yang visualnya gak manusiawi itu.
"kamu kalo kurang ngerti, tanya-tanya tuh sama irene" usul nyonya Kim menarik jisoo dari pikirannya tentang keluarga irene.
"gimana mau nanya-nanya, orang kak irene aja akhir-akhir ini susah dihubungi" keluh jisoo yang senang tantenya mention irene duluan.
"tante juga gak paham kenapa irene sibuk padahal kalo dia masuk dunia hiburan dia bisa kerja sekalian healing." celoteh nyonya Kim.
"buat apa healing kalo gak peduli keluarga," sindir Jisoo halus membuat nyonya Kim berdehem. dia merasa sedikit tersentil omongan keponakannya ini.
Obrolan tante dan keponakan itu terhenti ketika asisten nyonya Kim bernama Laura menghampiri mereka. cewek bule itu melihat Jisoo sebentar kayak ragu mau ngomong sesuatu.
"jisoo sebentar ya sayang," nyonya Kim berjalan agak menjauh dari Jisoo.
"nona Irene mengundurkan diri dari jabatannya sebagai direktur, saya rasa telah terjadi sesuatu nyonya." Bisik Laura membuat nyonya Kim terkejut.
"APA?! KOK BISA?"
Jisoo yang kaget dan latah jadi hampir terjengkang denger teriakan tantenya itu. padahal dia gak bisa denger apa yang di bisikin itu.
"kurang ajar Taeyeon. Jadi dia mau bungkam soal ini?" Marah nyonya Kim yang mengambil tasnya lalu menatap Jisoo.
"Jisoo tante pergi dulu karena ada urusan, kalo kamu butuh sesuatu, kamu tinggal minta sama pegawai Tante ya," pesan nyonya Kim lalu berlalu dari hadapan jisoo.
"Mereka ngomong apaan njir. gue gak denger" keluh Jisoo duduk lagi di kursinya.
"loh kak Jisoo?" tegur Giselle yang datang entah darimana bikin jisoo kaget dan hampir terjengkang untuk kedua kalinya.
"Anjir si bocil lo dateng darimana woy? Kaget gue" marahnya yang ngeliat Giselle masih pake seragam sekolahnya.
"kakak ngapain disini? Mami mana?" anak itu malah nanya balik bikin jisoo pengen jambak nih anak.
"lo gak liat gue masih kaget malah nanya emak lo, plis gak ada benernya jadi sepupu" rutuk Jisoo.
"Ya maaf" sesal Giselle gak enak apalagi dia liat jisoo megang dadanya, Giselle berpikir kalo kakak sepupunya ini emang kaget banget.
dia merasa aneh karena Jisoo tiba-tiba menatapnya dengan senyum-senyum yang menurutnya creepy itu.
"K-kenapa kak?"
"lo sayang gak sama kak Irene?" Tanya jisoo random.
"iya sayang dong, kan kakaknya Giselle."
"nah kalo gitu dengerin gue okay?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ㅡ HER ㅡ ✓
Фанфикшн"gue maunya Prince bukan Princess" . gxg - start : 29 Maret 2022 - end. : 17 Agustus 2022
