"maaf direktur, tapi tuan melarang anda untuk masuk ke dalam ruang rapat." larang pengawal tuan Bae ketika irene hendak masuk ke ruang rapat bersama sekretaris In.
"anda gak tau berhadapan dengan siapa?" marah sekretaris In. seharusnya atasannya ini memimpin rapat pagi ini tapi kenapa tiba-tiba dilarang?
"maaf tapi ini udah perintah tuan Bae" pria itu tak gentar untuk menghalangi Irene yang terdiam di tempatnya.
"direktur saya akan ㅡ"
"kita kembali ke ruangan saya," potong Irene menatap pintu ruang rapat.
"tapi direkturㅡ"
"sekretaris In" panggil Irene rendah membuat sekretaris In terdiam. dia berjalan mengikuti irene.
Irene memberikan smirknya berjalan ke arah ruangannya sedangkan sekretaris In masih kesal karena mereka dilarang masuk.
Irene mengetuk-ngetuk meja kerjanya seirama dengan detak jam. rapat sebentar lagi akan berakhir dan sekretaris In masih bersama dengannya. Pria itu melihat dengan jelas wajah datar Irene di sampingnya.
Pintu ruang irene terbuka, gadis yang bersamanya di ruangan ini datang bersama tuan Bae yang sumringah di samping gadis itu.
"kamu udah melakukan yang terbaik rapat pagi ini, Papa harap kamu terus berkembang lagi ke depannya" puji tuan Bae mengusap kepala gadis yang lebih muda dari irene itu.
Tuan Bae melihat irene sebentar lalu kembali lagi melihat gadis lainnya, "nanti makan siang bareng Papa, ada kolega bisnis yang mau papa kenalin ke kamu" ucapnya yang di balas anggukan gadis itu lalu berjalan ke mejanya meninggalkan Irene dan tuan Bae yang berhadapan.
"mulai hari ini adik kamu akan jadi wakil direktur dan semua urusan firma dia yang akan urus bareng kamu." terang tuan Bae membuat sekretaris In tercengang. lelaki itu melihat bos muda nya yang masih menatap tuan Bae dingin.
"saya tidak ingin bekerja sama dengan yang belum mahir di bidangnya ."
"Saya tau makanya dari awal saya harus mengajarkannya memimpin firma ini" ucap tuan Bae santai. "dan ruang kamu akan di pindahkan ke lantai bawah, sekretaris In akan bekerja untuk adik kamu mulai hari ini"
Irene mengepalkan tangannya, "sekretaris In tetap bersama saya." tolak Irene. gadis itu menatap mata tuan Bae dengan sendu, "dan saya menolak untuk bekerja sama" tegas irene rendah.
tuan Bae berdehem, "siapa kamu berani menolak perintah saya?"
"Saya direktur disini, Irene" tegas Irene membuat tuan Bae, sekretaris In dan gadis di sudutnya tercengang.
Tuan Bae mengeraskan rahangnya emosi mendengar irene yang membantahnya. "dan jangan lupa saya pemilik firma hukum ini, posisi kamu itu pemberian saya. direktur I.R.E.N.E" eja tuan Bae dingin. gadis itu menatap was-was Papa dan kakaknya yang saling menatap sengit satu sama lain.
"dan saya bisa aja saat ini menarik posiㅡ"
"lakukan!" potong Irene cepat. "saya dengan sukarela akan meninggalkan posisi saya sebagai direktur disini" tantang Irene. dia melihat mata tuan Bae yang sudah memerah, artinya emosi tuan Bae sudah sampai puncak.
"kamu menantang saya?"
"Surat pengunduran diri saya aㅡ"
plak
Tamparan itu membuat semua orang di dalam ruangan irene terkejut. tuan Bae baru saja melayangkan tangannya ke pipi kanan putri sulungnya itu. bahkan gadis tadi yang was-was langsung berdiri dari duduknya menghampiri tuan Bae yang emosi itu. Menahan Papa nya untuk tidak menyerang Irene.
"berani sekali kamu menentang saya Irene Bae!" Teriak tuan Bae marah. Pria itu menatap rendah irene, "Seharusnya kamu berterimakasih dengan saya karena udah mau mengangkat kamu sebagai direktur disini" katanya tajam.
"pft," irene menahan tawa membuat sekretaris In dan adiknya terkejut lagi. dia natap irene kayak bilang 'udah jangan cari gara-gara lagi' melalui matanya.
Irene menatap kembali mata tuan Bae yang sedang marah itu dan tidak memperdulikan sudut bibirnya yang mengeluarkan bercak darah.
tamparan tuan bae sangat kuat dan hampir membuat irene tersungkur ke lantai.
"Terimakasih? terimakasih untuk apa?" tanya irene sarkas. Dia mengambil tasnya yang terjatuh tadi lalu menatap kelam tuan Bae.
"Jika yang anda maksud terimakasih untuk membuat hidup saya gelap dan berantakan, saya sudah membayarnya dengan semua yang anda inginkan" kata Irene lalu berjalan keluar dari ruangannya meninggalkan tuan Bae yang terdiam.
Irene berjalan keluar dengan menyeka sudut bibirnya yang mengeluarkan darah. dia terkejut karena dua orang pria menunggunya di pintu lobby.
"mau apa kalian?" tanyanya was was.
"anda ikut kami direktur" pinta salah satu pria memberikan jalan untuk irene lewat namun Irene tidak mau berjalan. Dia tau kedua pria ini akan membawanya kemana jadi dia mencoba untuk lari namun tetap saja, salah satu pria ini sudah membawanya ke dalam mobil.
"tuan kami sedang dalam perjalanan membawa direktur ke rumah" lapor pria itu melalui Panggilan telepon bersama tuan Bae.
"Jangan biarkan dia keluar sampai saya pulang" pesan tuan Bae lalu mematikan panggilan.
Pria itu menatap keluar kaca ruangannya.
"kamu tidak akan bisa melawan saya Irene"
"demi apapun, gue risih lo deket-deket gue mulu" ucap seulgi karena Suho udah standby di depan kampusnya untuk jemput seulgi.
"kenapa? saya cuma mau ajak kamu pulang bareng" kata suho tak bersalah.
Seulgi menghela napasnya, "lo liat disana" tunjuk seulgi ke mobil Ranger hitamnya yang di ikuti Suho. "Gue udah punya mobil jadi lo gak perlu anter-jemput gue lagi, okay?"
"Yaudah kalo gitu saya kawal kamu aja dari belakang biar aman"
Seulgi rasanya mau ngebanting cowok di depannya ini, "gak perlu, gue bukan presiden anjir pake dikawal segala. gue bisa jaga diri sendiri" kesal seulgi.
"tapi tetap aja kamu cewek seulgi" katanya ngotot.
"lo gak tau gini-gini gue bisa bikin orang masuk rumah sakit dengan mudah" kata seulgi jengah. "Jadi gue gak butuh lo, mending lo cari kegiatan lain deh" usir seulgi
'tapi jangan deketin kak Irene juga' lanjutnya dalam hati.
"kegiatan saya adalah pastiin kamu aman"
"Gue gampar ya lo" kesal seulgi akhirnya. "Lo tuh udah punya tunangan, gue risih lo deket-deket gue. nanti di kira orang yang gak-gak lagi, haduh"
"kenapa? kan kita cuma deket sebagai temen tapi kalo kamu mau.."
Seulgi melotot dengernya, "sinting" makinya kesal bikin suho ketawa. Pria ini suka aja gitu menggoda seulgi.
Seulgi jalan menuju mobilnya dan suho malah ngikutin dia, "gue mau pulang, kalo lo ngikutin gue.." seulgi menggantungkan kalimatnya. "siap-siap lo masuk rumah sakit malem ini" ancam seulgi tapi Suho tetep ngeyel dan ngikutin seulgi sampai cewek ini mau masuk kedalam mobilnya bikin seulgi kesal.
Dengan cepat seulgi ngebanting Suho yang kaget karena badannya udah berbaring di parkiran kampus dengan tangan seulgi dikerahnya.
"gue gak main-main sama ucapan gue Kim Suho." Ucap seulgi dengan nada seriusnya yang menakutkan apalagi monolidnya itu menajam bersama alis seulgi.
Gadis itu berdiri dan segera membawa mobilnya pergi meninggalkan suho yang terduduk di parkiran kampus, "kamu semakin bikin aku tertarik Kang Seulgi"
KAMU SEDANG MEMBACA
ㅡ HER ㅡ ✓
Fanfiction"gue maunya Prince bukan Princess" . gxg - start : 29 Maret 2022 - end. : 17 Agustus 2022
