seulgi langsung memeluk irene erat. dia menghentikan irene untuk bercerita karena dia gak sanggup mendengarnya lagi.
"kamu melalui masa yang sulit"
irene tersenyum kecil mendengar suara seulgi yang serak karena sepanjang dia cerita, seulgi nangis dan menurut irene itu lucu.
"saya udah baik-baik aja" kata irene membuat seulgi menggelengkan kepalanya lalu menatap wajah irene. dia mengusap pipi itu lembut.
"kenapa kita baru ketemu sekarang? kenapa gak dari awal" sesal seulgi. seandainya dia dan irene ketemu lebih awal, seulgi pasti akan selalu nemenin irene yang kesepian.
"kita pernah ketemu sebelumnya seulgi"
udah saatnya dia ngasih tau seulgi kalo dia tau krystal bukan? irene harus ngasih tau seulgi.
"pernah?" tanya seulgi bingung. seingatnya mereka pertama kali bertemu di kampus.
"krystal, rumah sakit, saya pernah liat kamu disana sebelumnya" kata irene menatap seulgi yang membulatkan matanya.
"sayaㅡsaya orang yang melihat dan membawa krystal kerumah sakit malam itu" jujur irene.
"malam itu, saat saya pertama kali berpikir untuk mengakhiri hidup saya, krystal berdiri diseberang jalan dan menatap mata saya. saat itu saya tau kalo ada seseorang yang lebih menderita daripada saya"
"saat dia menyebrang, krystal tersenyum lebar menatap saya dan maafㅡmalam itu saya kurang cepat menyelematkannya" sesal Irene menundukkan kepalanya. kejadian malam itu terus berputar diingatannya. Krystal yang terpental jauh akibat tabrakan keras itu gak bisa irene lupakan.
"malam itu, krystal mengatakan sesuatu buat kamu. dia bilang dia minta maaf udah bikin kamu kecewa dan saya memintanya untuk bertahan dan mengatakannya sendiri ke kamu karena saat itu, saya gak tau kamu siapa"
"saat polisi memanggil saya untuk memberikan keterangan, saya berpapasan dengan kamu yang sangat khawatir dan saat itu saya paham. kamu adalah Seulgi yang dimaksud. saya mengikuti upacara pemakaman krystal, jadi kemarin bukan pertama kali saya kesana. maaf seulgi" irene gak berani liat seulgi karena dia merasa bersalah gak ngasih tau pesan terakhir dari krystal untuk seulgi.
dagunya terangkat dan seulgi menatapnya dengan senyum lembutnya, "apanya yang minta maaf? justru aku mau bilang makasih buat kamu karena kamu udah nolongin soojung malam itu. kalo gak ada kamu, aku gak akan ketemu dengan dia dan ngomong langsung permintaan maaf aku buat dia" kata seulgi menatap mata irene.
malam itu, krystal sempat bertahan sebelum pergi untuk selamanya.
"artinya, krystal udah liat kamu duluan daripada aku dong? udah pasti dia setuju kalo gitu aku sama kamu" kata seulgi melipat tangannya sambil ngelap air matanya. sebenernya seulgi tuh malu, dia nangis kejer gini tapi irene gak nangis sama sekali.
"soojung tuh hemat senyum tau kak, dia anaknya benar-benar introvert parah dan cuma mau ngomong sama aku kalo gak wendy. bahkan sama jisoo pun aku rasa jarang banget" ingat seulgi.
"tapi dibalik itu, dia anaknya asik dan jahil banget. pinter juga, mana selalu ikut lomba bareng wendy. pokoknya mereka mah dibilang duo jenius yang berkawand dengan berandal kayak aku"
"kan emang bener" komentar irene singkat membuat seulgi menoleh padanya.
"hah?"
"kan emang gitu, dua temen kamu pinter kamunya... ya gitu deh" kata irene gak lanjutin kata-katanya.
"eh? eh? gini-gini aku juga juara satu loh lomba makan kerupuk" balas seulgi menyombongkan dirinya yang.... ah sudahlah seulgi.
suka-suka lo ajalah seulgi. daripada gue yang kena :)
KAMU SEDANG MEMBACA
ㅡ HER ㅡ ✓
Fanfic"gue maunya Prince bukan Princess" . gxg - start : 29 Maret 2022 - end. : 17 Agustus 2022
