ㅡ empat dua

1.7K 289 19
                                        













"saya bilang pulang irene!" bentakan dari seberang telepon sana tidak di hiraukan irene sama sekali. matanya masih fokus sama seulgi yang rusuh dengan gamenya di depan TV.

"saya gak pulang malam ini" putus irene akhirnya. wajahnya tersenyum liat seulgi yang gregetan sama game itu.

"pulang atau saya seret kamu"

"saya gak pulang." Putus Irene lalu menonaktifkan hpnya gak mau di ganggu tuan Bae lagi. irene berjalan mendekat ke seulgi yang misuh-misuh kalah main game.

"rusuh banget sih" tegur irene duduk di samping seulgi.

"Cheat nih kak gamenya, masa iya aku kalah 5x berturut-turut sih" omel seulgi gak terima kekalahannya.

"kamunya kali yang noob" goda irene bikin seulgi merajuk.

"mana ada ya aku noob,"

"Kok baperan?"

"ya emang baper apalagi...." omongan seulgi terhenti seketika karena irene natap dia intens.

"apalagi?"

'sama kakak'

"gak ada, ini kenapa sih deket-deket aku" kata seulgi panik karena irene udah mepet duduknya deket dia. seulgi khawatir kalo irene bisa denger jantungnya yang berdegup kencang kalo irene makin mepet.

"ya emang kenapa? tempatnya sempit, emang kamu tega biarin saya duduk di bawah? nanti saya aduin ke mamih loh" kata Irene enteng yang makin geser duduknya deketin seulgi. suka aja dia liat muka salah tingkah seulgi gitu.

"kok dikit-dikit ngadu?" tanya seulgi cemberut.

"mamih sendiri yang nyuruh" ucap irene menjulurkan lidahnya bikin seulgi gemes. "kamu anak pungut kali makanya mamih lebih sayang sama saya daripada kamu" kata irene menggoda seulgi yang menggelengkan kepalanya.

"dih apaan! Teh sunmi tuh anak pungut"

"tapi saya liat mamih sayang tuh sama sunmi"

"yakan itu karena teteh baru pulang dari Amerika"

"lah kamu?"

"KAK IRENE!!" kesal seulgi akhirnya. dia gak bisa menang kalo udah sama irene, mana Irene kalo udah jahil to the bone banget.

Irene ketawa keras liat muka seulgi yang udah sebel sama dia. ketawanya bahkan bikin seulgi juga ikut ketawa. entahlah kalo sama seulgi tuh irene rasanya bebas buat mengekspresikan apa yang dia rasa.

"cantik sih tapi ketawanya macam bapak-bapak" sindir seulgi yang mendapat cubitan dari irene di pinggangnya.

"saya aduin sama mamih"

"pengaduan banget plis" ejek seulgi bikin irene ngasih death glarenya.

"ya biarin, saya menantu kesayangan soalnya"

Ucapan irene membuat suasana hening seketika. keduanya langsung canggung satu sama lain dengan kedua pipi yang memerah.

'menantu kesayangan ceunah'

'Kenapa juga keceplosan'

"yang terakhir masuk kamar anak kurcaci" kata seulgi tiba-tiba lari ke dalam kamarnya bikin irene melotot, dia langsung nyusul seulgi ke kamar karena gak mau jadi yang terakhir dan berakhir dibilang anak kurcaci.

"seulgi kamu curang" rutuknya yang menarik baju seulgi bagian belakang untuk menghalangi seulgi yang udah di pintu kamar.

"eh--- kak nanti robek. ini masih nyicil sama Rosé" panik seulgi karena baju tidur ini emang dia kredit di rosé.

"makanya ngalah sama saya" kata irene yang mencari celah buat masuk duluan ke kamar melalui lengan kanan seulgi tapi buru-buru tubuhnya di peluk seulgi.

"gak bisa, kak Irene kan emang kayak kurcaci" kata seulgi enteng bikin irene kesel, dia gigit lengan seulgi dilehernya bikin si monolid kesakitan. irene yang liat celah, berusaha buat masuk duluan tapi dengan cepat tubuhnya di angkat seulgi.

"AAAAAA SEULGI!!!" pekik irene karena seulgi mengangkat tubuhnya lalu berputar-putar. dia berpegang erat di leher seulgi karena takut jatuh membuat seulgi tertawa bahagia.

Seulgi berharap momen seperti ini berlangsung lama.

karena dia pengen irene terus bersamanya



































"tuan memanggil saya?"

"cari tau siapa saja yang irene temui akhir-akhir ini" perintah tuan Bae. orang itu mengangguk paham lalu pamit dari hadapan tuan Bae yang mengeraskan rahangnya marah itu.
dia melemparkan vas bunga dengan kencang ke arah jendela.

"Irene jangan menentang saya" gumamnya mengepalkan tangan kuat.

Sementara itu, Alice dan kedua anaknya panik karena irene belum pulang sampai sekarang, mereka berusaha menghubungi irene karena khawatir akan menjadi sasaran amarah tuan Bae yang tau kalo Irene belum pulang.

"Ma, nomor kak irene gak aktif" Karina meloudspeaker hanya suara operator saja.

"kemana dia, gimana kalo papa kalian tau kakak kalian belum pulang" Alice mondar-mandir.

Gadis yang bersender di pantry itu meletakkan cangkirnya. "Mama tenang dulu, aku cari kak irene sekarang" ucapnya membuat Alice dan Karina tak setuju.

"jangan. kalo kakak keluar malem-malem gini nanti Papa malah marah" larang Karina.

Alice mengangguk, "Mama khawatir sama kamu, kita suruh orang aja cari Irene" wanita itu menahan tangan gadis muda itu.

"tapi nanti keburu Papa tau kalo kakㅡ"

"kenapa kalian belum tidur?" Suara berat tuan Bae mengagetkan mereka yang berada di dapur.

"ambil minum Pa" cicit Karina takut karena melihat mata papa nya yang memerah itu.

"irene gak pulang malam ini, setelah ini kalian tidur" beritahu tuan Bae. "dan kamu, ikut Papa" tuan Bae menunjuk gadis itu untuk ikut dengannya.

"gimana progres kamu? suka dengan yang papa kasih?" tanya Tuan Bae ke anak gadisnya yang mengangguk.

"lumayan, orang-orang disana ngajarin aku step by step"

"baguslah kalo begitu" tuan Bae tersenyum kecil mendengarnya, "kamu butuh sesuatu? biar Papa yang urus nantinya" tanya Tuan Bae yang di jawab gelengan kepala dari gadis itu.

"ini udah cukup kok, makasih Papa" ucapnya tersenyum lebar.

"um Pa boleh aku nanya?" gadis khawatir karena tuan Bae keliatan marah.

"nanya apa?"

"Kemana kak irene gak pulang?"

dia melihat tuan Bae terdiam menatapnya.

"Ada kerjaan"

















ㅡ HER ㅡ ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang