ㅡ empat enam

1.5K 259 13
                                    







seulgi berjalan santai melewati ruang latihan dance. masih sepi mungkin anak teater atau anak dance gak latihan kali pikirnya.

"eh siapa nih yang dateng? wah calon istri!" pekik sehun yang papasan sama seulgi. cowok itu membawa beberapa gulungan kertas ditangannya.

"lo bawa apaan Hun?" tanya seulgi yang tak memperdulikan kelenjehan sehun padanya karena udah terbiasa.

"Hub? hubby maksud lo? Ini lo panggil gue hubby?" tanya sehun yang mendapat sinisan dari seulgi.

"gue gampar ya lo, oh Sehun" jengah seulgi bikin sehun ngakak.

"elah galak amat nyonya Oh" katanya yang beneran kena tabokan dari seulgi di lengannya.

"ADAWW SAKIT SAYANG" pekiknya.

"Sayang pantat lo kelap kelip!" umpat seulgi kesel, dia mau jalan melewati sehun tapi buru-buru di hadang lagi sama sehun.

"eh mau kemana lo? sini bantuin gue anter nih gulungan ke bang Taemin"

seulgi mengambil beberap gulungan dari tangan Sehun, "ini buat apaan?" tanya seulgi yang udah jalan bareng sehun.

"mana gue tau, tanya sendiri sama bang Taemin elah"

Keduanya berjalan bersama menuju ruangan dimana Taemin berada, sesekali ngobrol ringan sekaligus Sehun yang gak lupa untuk melenjeh sama Seulgi. dari kejauhan seulgi melihat Yoohyeon dan Yoohyeon yang berjalan. baru mau disapa, yoohyeon udah kabur duluan.

"eh ada dua orang cakep" tegur siyeon

Seulgi liatin lorong dimana yoohyeon pergi tadi, "tadi lo sama siapa Siyeon" tanya seulgi.

"gue? sama kak sua, kenapa?" tanya siyeon balik. seulgi menyerngit bingung, jelas tadi dia liat siyeon sama yoohyeon. tapi kenapa malah jadi sua? emang yoohyeon memendek gitu?

"tapi yang gue liat tadi tuh yoohyeon"

"Hah? orang gue sama kak sua. tuh anaknya lagi ke toilet keknya" tunjuk siyeon santuy ke samping.

Seulgi merengut, dia jalan mau mastiin yang di liatnya tadi beneran yoohyeon tapi keburu di ajak sehun buat jalan lagi.

"nanti aja seul, ini kita anter dulu sama bang Taem" ajak sehun lagi.

"tapi gueㅡ"

"Tadi emang sua bukan yoohyeon, yuklah anter ini dulu." paksa sehun yang nyeret tangan seulgi menjauh. Seulgi yakin kalo dia tadi itu beneran yoohyeon bukan sua.





























"lah? ada tuan putri" tegur Taemin pas liat seulgi masuk bareng sehun.

"oh udah pdkt nih ceritanya" goda Kai liat sehun udah cengengesan.

"doain Tem gue jadian sama doi" tunjuk sehun ke seulgi yang dorong kepala sehun kesal.

"in your dream" ketusnya lalu menaruh kertas-kertas itu di samping Taemin.

"you love me back" sambung Sehun cekikikan.

"lo tumben gak bareng yoohyeon, seul?" tanya taemin.

"gue lagi sibuk sih bang,"

"tadi yoohyeon kesini loh"

Seulgi menyerngit, "kesini?" tanyanya

Taemin mengangguk, "barusan keluar, iyakan Taeyong?" tanya taemin memastikan.

"iya bang" taeyong yang lagi menulis sesuatu mengangguk.

Seulgi langsung berlari keluar dari ruangan menuju tempat dia ketemu yoohyeon tadi. Berarti benar yang dia liat tadi yoohyeon, tapi kenapa siyeon bilang bukan?

sementara itu yoohyeon lagi diparkiran bersama siyeon.

"gue balik dulu kalo gitu kak," pamit yoohyeon mau masuk mobil yang sudah menjemputnya.

"hati-hati dijalan lo,"

Mobil yang menjemput yoohyeon udah jalan pergi meninggalkan siyeon yang menggaruk kepalanya bingung.

"ini gue harus ngomong apa ke kak seulgi?" tanyanya bingung.

"nah sekarang jelasin ke gue kenapa lo boong tadi" seulgi tau-tau udah berdiri di belakangnya bikin cewek itu kaget.

"m-maksudnya apa ya kak?"

"lee siyeon" Panggil seulgi yang terasa horor bagi siyeon.

"iyaaa"



















"tuh anak cuma bilang kalo gue jangan kasih tau lo terus dia sembunyi di toilet, udah gitu aja gak ada yang lain" ucap siyeon yang lagi di interogasi seulgi.

"alasannya?"

"gak tau, yoohyeon gak bilang. tadi aja dia buru-buru kayak takut kak seulgi liat dia"

Seulgi menyerngit bingung. kenapa yoohyeon menghindarinya. chat seulgi pun gak di bales sama sekali oleh anak itu.

"dia bilang gak mau kemana?" tanya seulgi lagi.

"katanya mau pulang? gak tau deh. dia tadi di jemput orang cakep gitu" ingat siyeon.

"orang cakep?"

"iya, pacarnya kali kak" tebak siyeon asal.

"sok tau lo, dah sana" usir seulgi. dia mencoba menghubungi yoohyeon tapi tetap gak di angkat sama anak itu.

"lo kenapa sih hadeh" keluhnya.














"apa maksudnya ini?" Irene menyerngit ketika melihat ada meja lain di sudut kanan meja nya. sekretaris In yang berdiri di sampingnya ragu untuk ngomong karena takut dengan atasannya ini.

"itu untuk adik kamu," suara tuan Bae menginterupsi Irene dari belakang. Tuan Bae datang bersama gadis lainnya yang merupakan adiknya Irene.

"mulai hari ini dia akan belajar ngelolah firma hukum ini dari kamu, saya harap kamu bisa ngajarin dia dan mau bekerja sama." kata Tuan Bae.

Irene menatap gadis di samping tuan Bae tajam. "kenapa harus saya? dia bisa belajar sendiri" ketus Irene. sekretaris In kaget mendengar irene yang ketus itu karena biasanya irene langsung mengiyakan perintah tuan Bae.

"kamu direktur disini jadi sudah seharusnya kamu ngajarin adik kamu, Irene" tegas tuan Bae. dia menatap anak sulungnya itu nyalang.

" Anda pimpinan disini. jika dia mau belajar bukan sama saya tapi dengan anda," tolak irene yang berjalan untuk duduk di kursinya tak peduli.

Yang bener aja dia harus ngajarin gadis itu? Pikir Irene.

Tuan Bae murka mendengarnya, pria itu mendekati meja irene dan melemparkan papan nama Irene ke samping membuatnya pecah. semua orang di dalam ruangan kaget tapi tidak dengan irene. Ayah dan anak itu saling menatap nyalang satu sama lain

"saya bilang ajarin adik kamu, paham?" tekan Tuan Bae marah.

"dan saya juga udah bilang, kalo dia mau belajar bukan sama saya tapi dengan anda" tekan irene balik. tuan Bae tersenyum miring mendengarnya.

"jadi sekarang kamu udah berani mengabaikan perintah saya?" tanyanya dingin.

"saya tidak mengabaikan perintah anda Tuan"

"baiklah, jika kamu gak mau ngajarin adik kamu ngurus firma.." tuan Bae menutup map yang irene baca. "artinya kamu harus bertanggung jawab untuk kehidupan Karina kedepannya" ucap tuan Bae rendah.

Wajah Irene menegang membuat tuan Bae tersenyum kemenangan. dia tau bagaimana membuat irene tidak berkutik.

"see? Sekarang kamu ajarin adik kamu, Irene"

"baik tuan"

"bagus"

Irene mengepalkan tangannya. dia tidak ingin apapun terjadi pada Karina. matanya menatap nyalang gadis yang sudah duduk di mejanya itu.

"direktur saya akan segera membuatkan papan nama untuk anda yang baru" sekretaris In yang takut melihat wajah irene itu langsung pergi.

ㅡ HER ㅡ ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang