ㅡ enam dua

1.5K 303 12
                                        












"kamu mengundurkan diri dari jabatan kamu? Irene! yang bener aja, mama aku pasti langsung memutusin pertunangan kita!"

Suho mengusap rambutnya frustasi. dia baru tau kalo Irene udah bukan direktur di firma hukum keluarga Bae lagi bahkan udah mau 1 bulan ini. Dan suho tau banget kalo orang tuanya akan membatalkan pertunangan karena tau irene gak punya jabatan apa-apa.

Irene dengan tenang makan steaknya. ini pertama kalinya dia makan dengan lahap selama ketemu dengan Suho.

"kamu peduli dengan pertunangan? tiba-tiba? waktu itu kamu bilang mau cari jalan." kata irene dengan ekspresi yang di buat-buat.

"iya tau, tapi kamu seharusnya ㅡ"

"kenapa? saya cuma bantu kamu cari jalan biar lebih cepat. kamu sendiri yang bilang kita harus bekerja sama kan?" irene dengan ekspresi tak bersalahnya kembali menyuap daging steak itu ke mulutnya.

Suho menghela napasnya, "jangan kasih tau mama aku dulu soal kamu udah mundur dari jabatan" kata suho membuat irene pura-pura bingung.

"tanpa saya kasih tau juga mama kamu akan tau dengan sendirinya Suho"

Suho mengepalkan tangannya. dia gak bisa putusin pertunangannya sama Irene karena seulgi belum jadi miliknya. kalo kayak gini, suho akan kembali di jodohkan dengan orang lain lagi buat mempererat perusahaan mereka. dan ngejer seulgi makin jauh. Mana seulgi sangat amat cuek sama dia.

"Irene, tolong bantu aku" suho memohon kepada irene untuk menutupi semuanya.

"Kamu ngelawak? ini adalah momen yang saya tunggu-tunggu selama ini" tolak Irene.

"kamu mau tau siapa cewek yang aku incer?" tanya Suho membuat Irene menghentikan tangannya yang sedang memotong daging. "cewek itu seulgi. dia bikin aku tertarik dari caranya dan tingkahnya irene. aku ㅡ"

suho terkejut pas irene menaruh kasar garpunya di meja mereka.

"saya gak ada waktu buat mendengarkan curhatan kamu, Kim Suho" kata irene tajam. sebenernya dia cemburu karena seulgi di puji orang lain, depan dia langsung lagi.

"aku cuma mau ngasih tau kamu"

"dan saya gak mau tau." ketus irene lalu pergi dari hadapan suho.

























































plak

tamparan nyonya Kim mengenai wajah Irene membuat Giselle yang di sebelahnya kaget.

"Mama udah berusaha keras buat cariin kamu calon pendamping yang tepat, tapi kamu malah merusaknya." Nyonya Kim marah karena keluarga suho langsung membatalkan pertunangan tanpa pembicaraan lagi setelah mama nya suho tau kalo Irene udah mundur dari firma hukum dan pergi dari rumah keluarga Bae.

Bahkan tadi mama nya suho mengatakan kalo dia pengen anaknya dapet calon yang sepadan dengan keluarga mereka untuk merendahkan irene dan gak peduli dengan nyonya Kim yang membujuknya.

"Tepat untuk anda, gak untuk saya"

"gak bisakah kamu berdiri dengan apa yang mama mau? kamu selalu nurut apa kata Papa kamu. tapi kenapa dengan mama, gak pernah. Irene," nyonya Kim menatap lurus irene

"seenggaknya kamu balas budi karena mama udah melahirkan kamu di dunia ini"

Ucapan nyonya Kim itu membuat luka baru di hati Irene. dia mendecih pelan lalu melepaskan diri dari Giselle yang meluk tubuhnya.

"Nyonya Tiffany"

Nyonya Kim terdiam ketika Irene memanggilnya dengan suara yang sangat rendah dan menatap mama nya itu gelap.

"balas Budi? apakah kata itu pantas untuk di ucapkan nyonya?" tanya Irene hampa. "emang saya mau di lahirkan dari anda? jika saya punya pilihan, saya juga gak mau lahir."

tamparan sekali lagi mengenai wajah irene membuatnya mundur ke belakang.

"Mi udah dong, kasian kak irene" mohon Giselle menangkap tubuh kakaknya itu yang terhuyung. dia melihat irene bukannya kesakitan malah tersenyum sinis.

"kak,," cicit gadis belia itu karena suasana makin memanas. dia gak mau kakak dan mami nya berantem begini apalagi dia liat irene berbeda hari ini.

"Mama gak mau tau. kamu harus tetap sama Suho apapun yang terjadi bahkan, kalo kamu harus memohon sama papa kamu buat kerja lagi di firma hukumnya" tekan nyonya Kim membuat Giselle yang mendengarnya tak percaya.

"memohon? bukankah selama ini anda yang selalu ingin saya keluar dari firma hukum, nyonya Kim?"

"Sekarang udah gak penting lagi, kamu harus kerja di sana biar keluarga suho bㅡ"

"kenapa saya harus?" irene dengan muka tengilnya mengundang emosi nyonya Kim. wanita itu meraih kerah Hoodie Irene dan menatapnya nyalang.

"karena kamu harus memenuhi ekspektasi Mama, Irene Bae"

Bukannya takut irene malah ketawa kencang. dia menepis tangan mama nya itu lalu kembali dengan mata yang tajam itu.

"Siapa anda berani menyuruh saya? Mama? untuk orang yang meninggalkan dan menolak kehadiran saya dari kecil, anda tidak layak menjadi orang tua. Nyonya Tiffany Kim." irene mengucapkan itu di depan mata nyonya Kim membuatnya geram.

Wanita itu akan melayangkan kembali tangannya namun dengan cepat irene menangkapnya.

"saya udah selesai dengan anda. Jangan pernah muncul di hadapan saya lagi, nyonya Kim"

Irene melepaskan tangan nyonya Kim lalu mengusap kepala Giselle yang membeku.

"belajar yang rajin" pesannya sebelum pergi dari butik nyonya Kim.


























"saya di halaman kos kamu"

seulgi yang lagi main game langsung melemparkan stick permainannya buat ngecek keberadaan irene. dia liat irene sedang memandang ke arah jendela kamarnya.

"tunggu sebentar, aku langsung turun"

Secepat kilat seulgi berlarian untuk menghampiri irene. monolid itu bahkan gak sengaja menabrak penghuni lain kos di tangga.

"udah lama nunggunya? kenapa gak bilang sih?" tanya seulgi beruntun.

Irene bukannya menjawab malah memeluk seulgi. dia membenamkan kepalanya di pundak lebar seulgi.

"saya mau meluk kamu sebentar, gak apa-apa kan?" tanya Irene, suaranya teredam dalam bahu seulgi.

Seulgi yang mendengar suara irene berat itu mengangguk. dia balas memeluk gadis cantik itu.

"it's okay, kamu bisa peluk aku"

Irene mengangguk. hari ini dia bener-bener capek.

pagi-pagi ketemu Suho yang bahas masalah pertunangan

ketemu orang tua suho di siang hari dan mendapat sindiran rendah dari keluarga itu karena Irene bukan lagi seorang direktur.

dan bertengkar dengan nyonga kim di sore hari dengan kata-kata yang menyakitkan untuk Irene dengar.

"saya boleh nginep di tempat kamu malem ini?" tanya Irene.

"tentu,"

ㅡ HER ㅡ ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang