ㅡ empat tujuh

1.5K 256 13
                                        













"coba ini, sushi disini enak tau Rene" tawar nyonya Kim ke Irene yang hanya diam saja di hadapannya dan menatapnya dingin.

"duh kamu tuh, iya udah kalo gak mau, biar Mama aja yang makan" katanya tak peduli.

"kalo saya kesini cuma di suruh buat liatin anda makan, ini buang-buang waktu aja" ketus Irene.

Nyonya Kim menaruh sumpitnya, "tadinya Mama mau basa-basi tapi Mama lupa kamu orangnya gimana" keluh nyonya Kim.

"jadi kenapa suho gak bareng sama kamu akhir-akhir ini?" tanya nyonya Kim to the point.

"kenapa tanya saya? tanya aja sama orangnya" ketus Irene tak peduli

"kamukan tunangannya, masa iya sih kamu gak tau? atau kamu berantem lagi sama dia?" tuduh nyonya Kim asal. Irene menghela napasnya, dia juga gak sadar kalo Suho gak ngehubungin dia atau gangguin dia akhir-akhir ini.

"udah punya calon lain kali" kata irene santai tapi gak buat nyonya Kim.

"maksud kamu? suho punya cewek lain dan kamu diem aja gitu?" tanya nyonys kim heboh.

"Saya gak tau, tanya suho langsung"

"gawat Rene kalo dia punya pacar, bisa-bisa pertunangan kalian batal" kata nyonya Kim gusar. dia menggigit jarinya gugup yang mengingatkan irene kalo tentang dirinya yang kalo gugup juga gigit kuku jarinya. ternyata kebiasaan irene itu menurun dari nyonya Kim.

"kalo batal akan jadi berita baik buat tuan Bae"

Nyonya Kim melotot dengernya, dia gak mau kalah dari mantan suaminya itu. "gak bisa, Mama akan buat suho tetep nikah sama kamu apapun caranya," katanya menatap irene serius, "bahkan nyingkirin cewek yang deketin Suho sekalipun"

Wajah irene berubah sinis. "Jangan bertindak bodoh nyonya" ucapnya meraih tasnya untuk pergi.

"kalo Suho gak mau yaudah biarin aja." Kata irene lalu pergi dari hadapan nyonya Kim.

"gak bisa, Mama gak akan biarin ada orang yang ngerusak rencana Mama"





































"Direktur ini udah bener belom?" tanya gadis muda itu ke irene yang melamun. melihat kakaknya yang gak fokus, gadis itu memberanikan diri untuk menyentuh pundak Irene hingga membuatnya kaget dan menatap tajam gadis itu.

"cuma mau ngasih kerjaan yang disuruh tadi," gadis itu memberikan mapnya ngeri liat irene yang natap dia tajam. kakaknya itu tidak mengambil map yang di berikannya malah meraih telepon,

"sekretaris In, masuk ke ruang saya" panggil Irene.

"iya direktur?"

"kamu sekretaris saya lalu kenapa pekerjaan seperti ini harus saya yang urus?" Marah Irene membuat sekretaris In kikuk. dia ngelirik gadis muda lainnya mengigit bibirnya kesal.

"Maaf direktur, kedepannya saya akan urus. Nona ㅡ"

"tadi lo yang nyuruh gue buat laporan terus kasih sama lo dan sekarang lo marah sama orang" gadis itu memberanikan diri untuk berbicara dengan irene walaupun dia aslinya takut.

"sekretaris In apakah pantas untuk berbicara tidak sopan di kantor?" tanya Irene menekan.

"lo yang profesional dong kalo kerja, gue tau lo gak suka sama gue tapi seenggaknya kerja sama dikit." Ketus gadis itu memancing irene untuk natap dia datar.

'haduh kenapa juga saya harus di antara mereka' keluh sekertaris In dalam hati.

Di tatap irene seperti itu membuat gadis muda itu kikuk, dia gak mau keliatan terintimidasi oleh Irene, "ya biar lo gak kena marah Papa dan gue kerjanya cepat selesai" gadis itu memalingkan wajahnya. demi apapun Irene beneran menyeramkan.

"sekertaris In, urus semua yang dia perlukan dan jangan menganggu pekerjaan saya"

Sekretaris In menelan ludahnya ngeri mendengar nada bicara irene yang marah itu. sedangkan gadis didepannya langsung membeku. dia merasa bersalah udah ngomong gitu dan mau minta maaf tapi udah terlambat karena irene sudah kembali dengan aktivitasnya lagi.

"Nona muda, biar saya yang periksa" sekretaris In menawarkan diri sekaligus ngajak gadis itu menjauh dari Irene.

ketika kedua orang itu pergi, Irene mengepalkan tangannya kesal.

"kena marah? tch!" dengusnya jengkel.


































"kamu kenapa ngasih tau Mama kamu kalo kita jarang kabaran?" tanya Suho langsung setelah Irene masuk ke dalam mobilnya. irene melirik suho kesal.

"jangan percaya diri, saya gak pernah ngasih tau nyonya Kim apa-apa"

Suho yang tak percaya meraih tangan irene marah, "aku gak percaya sama kamu" ucapnya menatap mata irene yang kelam itu.

"apalagi Saya," katanya emosi lalu menarik tangannya kasar dari genggaman Suho.

Suho menghela napas, dia menjalankan mobilnya menuju rumah Irene karena tadi di suruh Mamanya buat jemput irene karena mereka udah jarang ketemu padahal tadi Suho udah janji mau jemput Seulgi.

"kerjaan kamu gimana?" tanya Suho basa basi yang malah mendapat cibiran dari irene.

"tiba-tiba?"

"tinggal jawab aja apa susahnya?" keluh Suho. dia harus tau hari-hari irene biar kalo di tanya-tanya orang tua mereka nanti bisa beralibi.

"kamu gak perlu tau," ketus irene melihat jalanan ibu kota yang malam ini di temani rintik kecil.

Irene jadi teringat dengan seulgi. apa yang sedang dilakukan anak itu sekarang, pikirnya.

Suho menghela napasnya. "Rene aku tau kamu benci dengan pertunangan kita, aku juga sama." ucap Suho membuat irene menyunggingkan smirknya.

"wow jadi sekarang kamu nunjukkin diri kamu yang asli Suho?" tanya Irene.

"kamu yang bikin aku gini, sikap kamu yang nentang terus pertunangan kita bikin aku capek"

"terus kenapa kamu gak bilang sama orang tua kamu buat batalin perjodohan ini?"

"belum" ucap Suho menyunggingkan senyumnya penuh arti, "akan ada waktunya aku bakalan batalin perjodohan ini setelah aku dapet cewek yang aku kejer. Sekarang aku lagi berusaha" katanya senyum lebar dan terlihat di Irene yang menatapnya datar.

"Jadi selama itu, aku mohon sama kamu untuk pura-pura bahagia kayak biasanya." Pinta Suho bersungguh-sungguh.

Irene tertawa dibuat-buat, "kamu pikir saya percaya? Suho saya gak semudah itu untuk di tipu" kata irene dingin.

"Aku udah mikir jalan buat kita keluar dari perjodohan ini dan kalo kamu gak mau bekerja sama, yaudah terserah. aku juga gak peduli sama gadis keras kepala kayak kamu" ucap Suho marah. mobilnya udah berada di gerbang rumah keluarga Bae.

Irene meraih tasnya dan bersiap untuk keluar dari mobil ini, "orang penakut seperti kamu berpikir untuk batalin pertunangan ini? bahkan untuk ketemu dengan tuan Bae aja kamu gak berani" ejek Irene membuat Suho kesal. "terimakasih atas tumpangannya" kata Irene pergi meninggalkan Suho yang kesal bukan main karena Irene.

"kita liat aja nanti Irene Bae"



























ㅡ HER ㅡ ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang