ㅡ delapan satu

1.1K 217 28
                                    

"kalo gak bisa bayar, gak usah sok-sokan mabok disini" marah seorang yang mendorong yoohyeon yang mabok itu keluar dari Bar itu sampai gadis cantik itu terduduk di jalanan.

"lo gak tau siapa gue!" ocehnya marah.

"iya gue tau lo, anak hasil selingkuhan" ejek pria bertattoo itu menunjuk yoohyeon kasar.

"berapa yang dia habiskan? ini cukup" Irene yang entah datang darimana menaruh uang di dada pria yang merendahkan yoohyeon tadi dingin.

"ah lo kakaknya? bagus deh lo dateng  bawa adek lo pulang sana" katanya yang selesai menghitung uang yang irene kasih.

irene menghela napasnya ngeliat yoohyeon yang mencoba untuk berdiri dari sisa kesadarannya. entahlah apa yang dipikirin irene. padahal tadi dia udah mau tidur tapi entah kenapa malah kesini buat jemput yoohyeon.

"berdiri" suruh irene dingin membuat yoohyeon mendongak melihat kakaknya itu.

"gue gak butuh bantuan lo"

irene memutar bola matanya malas, "kalo gitu jangan simpan nomor saya dengan nama yang membuat saya tidak nyaman" marah irene lalu menghela napas karena yoohyeon kembali tersungkur ketika berdiri.

"menyusahkan" marahnya sambil merangkul lengan yoohyeon membantu gadis muda itu berjalan meninggalkan lokasi. yoohyeon yang liat wajah irene dari samping, sedikit tersenyum. dia gak pernah sedekat ini dengan irene sebelumnya. bahkan semeter deket irene pun itu jarang banget.

irene membawa yoohyeon ke apartemennya lalu melemparkan tubuh gadis itu ditempat tidurnya. irene merenggangkan punggungnya. dia melihat yoohyeon yang mulai mengoceh gak jelas. karena kasihan, irene membantu gadis ini mengganti pakaiannya agar lebih nyaman. ketika akan menaruh sepatu yoohyeon, irene baru menyadari isi kamar yang banyak foto-foto dipasang dinding. kebanyakan foto yoohyeon bersama teman-temannya dan dirinya sendiri namun ada foto yang menarik perhatian irene yaitu ada fotonya dan yoohyeon dengan memakai baju sekolahan mereka.

irene memegang foto itu dan menyerngit bingung, dia gak ingat kapan mengambil foto itu karena saat dia bersekolah disana, yoohyeon adalah anak SMP dan juga irene gak akan pernah mau berfoto dengan yoohyeon. Irene membalikkan foto itu yang ternyata tertulis note

'She's my sister walaupun kita gak pernah ngobrol karena dia benci gue. *Photoshop'

irene menaruh kembali foto itu ditempat asalnya setelah membaca note itu lalu ngeliat yoohyeon yang tertidur di tempat tidur itu.

"saya gak punya adik seperti kamu" gumam irene lalu keluar dari kamar yoohyeon untuk tidur di sofa karena gak mungkin dia pulang jam segini. gak enak dengan om dan tantenya juga.

baru irene mau memejamkan matanya, terdengar suara yoohyeon yang muntah dari arah toilet membuat irene menghela napas kesalnya. gadis itu berjalan masuk ke kamar dan menemukan yoohyeon yang lagi memuntahkan isi perutnya. gadis itu membantu menahan rambut yoohyeon yang memijat lehernya.

"ini" Irene memberikan air untuk yoohyeon.

"makasih kak" cicitnya yang duduk di tempat tidur dan baru sadar kalo pakaiannya udah berganti.

"saya yang ganti" kata irene pas liat muka yoohyeon yang kek bingung itu.

"makasih lagi kak" katanya gak enak. dia liat irene mengyilangkan tangannya di dada dan mata yoohyeon liat jam sekarang udah setengah lima artinya udah mau pagi.

dia liat irene yang berbalik buat keluar dari kamar.

"gue kabur dari rumah!' kata yoohyeon cepat menghentikan irene melangkah.

"g-gue kabur dari Papa" ucapnya jujur. "setelah malam itu, hubungan gue sama papa gak sama lagi. dia anggap gue gak ada" lanjut yoohyeon yang liat irene gak ngasih reaksi apa-apa. tentu aja, emang yoohyeon berekpetasi irene akan menatapnya kaget gitu?

sangat gak mungkin!

"gue.... gue minta maaf buat omongan kasar malam itu. gue... gue salah" katanya yang menunduk gak enak. yoohyeon benar-benar kalut malam itu sampai dia ngomong harusnya gak dia omongin dan bikin semuanya makin runyam.

"h-harusnya g-gue gak ngomong gitu. gue gak pantes ngomong gitu" sesalnya yang liat irene menurunkan tangannya. gak lagi menyilangkan di dada.

"bukan urusan saya" balas Irene dingin lalu keluar dari kamar yoohyeon membuat gadis itu terdiam.





































"woy temenin gue ke balai kota yuk" ajak seulgi ke Jisoo dan Wendy yang lagi nulis sesuatu.

"ngapain dah seul? kita ada kerjaan bentar lagi" kata Wendy yang gak liat seulgi sama sekali.

"sebentar doang anjer. gue mau ambil cash sekalian beli alat tulis buat bocah-bocah sini" kata seulgi meraih tasnya.

"duh Seul gue mau banget tapi ini agenda gue sama wendy. bentar lagi kita pergi ke tuh SD" kata Jisoo gak enak. dia tau kalo alat tulis yang seulgi mau beli tuh cukup banyak dan juga semuanya harus seulgi foto buat dokumentasi.

"ajak yang lain seul. seola tuh lagi free keknya. tadi gue liat dia rebahan di teras" beritahu Wendy. dia juga gak enak sama bestie nya itu.

seulgi yang paham temen-temennya juga sibuk mengangguk, "yaudah deh kalo gitu gue pergi bareng yang lainnya, gudluck kalian duo twerking" goda seulgi yang kabur sebelum spidol yang di pegang wendy mendarat di kepalanya.

seulgi melihat ke kiri dan kanan mencari anak KKN yang free dan gak nemuin siapa-siapa membuatnya cemberut. dengan terpaksa dia harus pergi sendirian. tapi baru juga dia mau ambil motor, seseorang menghampirinya dengan senyum lebarnya membuat seulgi menatapnya aneh.

"kamu mau pergi?" tanyanya yang liat seulgi pegang kunci motor

"iya, minggir sana" usir seulgi namun orang itu malah menahan tangan seulgi dengan senyum lebarnya

"bareng aku aja, sekalian ada yang mau aku beli"

"gak. gue bisa pergi sendiri" tolak seulgi menarik tangannya tapi orang itu gak nyerah.

"aku gak bawa kendaraan. kita pake motor yang mau kamu bawa aja gimana?" tawarnya membuat seulgi memutar bola mata malas lalu berkacak pinggang.

"tolong ya Pak Suho, jangan ganggu gue. oke?" katanya emosi lalu meninggalkan suho buat ngeluarin motor dari dalam.

Suho, cowok itu malah tersenyum manis. dia suka seulgi yang marah-marah.














ㅡ HER ㅡ ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang