ㅡ dua delapan

1.5K 291 5
                                    





"kamu urus kerjaan di Bandung." perintah tuan Bae ke Irene yang mau berangkat kerja dan melewati ruang makan pagi ini.

"tapi saya lagi menangani kasus ㅡ"

"adek kamu yang akan ngurus sisanya, kamu urus yang di Bandung." kata tuan Bae mutlak. irene melirik punggung gadis yang duduk di samping papa nya itu membuatnya mengepalkan tangannya.

"Baik tuan. akan saya lakukan," Kata irene berbalik untuk melangkah lagi.

"dan Irene," panggil tuan Bae lagi menghentikan langkah Irene. "jangan buat kesalahan sekecil apapun, kamu tau kan maksud saya?" tanya tuan Bae dingin. suasana menjadi kaku, irene dan tuan Bae saling tatapan.

"sayang..." panggil Alice karena aura irene udah sangat gelap baginya.

"saya mengerti tuan."

"bagus kalau begitu" tuan Bae dengan acuh melanjutkan sarapannya dengan tenang. Alice melihat irene yang sudah melangkah keluar rumah menghela napasnya.

"kamu mau tambah?" Alice menawarkan makanan pada gadis yang duduk di samping suaminya itu. Gadis yang dari tadi hanya diam dan memakan sarapannya.

"terimakasih," jawabnya kecil.

"setelah ini kamu ikut Papa ke perusahaan" kata tuan Bae dan gadis itu hanya mengangguk paham.





















"Direktur, ini dokumen yang anda minta" sekretaris In memberikan dokumen ke tangan Irene.

"jadi anda akan berangkat malam ini ke Bandung?" tanyanya lagi hati-hati.

"siapkan semua keperluan saya disana," Kata Irene yang fokus pada berkas ditangannya itu

"ah itu direktur... anda diminta untuk mengurusnya sendiri disana." kata sekretaris In pelan. sesuai dugaannya, bos mudanya ini tidak terlalu terkejut.

"tapi saya akan mengurusnya direktur, anda tidak perlu khawatir"

Irene menutup map yang tadi di bacanya. "kalau perintahnya saya harus mengurusnya sendiri, saya bisa lakuin sendiri." kata Irene berdiri dari duduknya. tangannya mengadah ke depan sekretaris In yang bingung.

"kunci mobil perusahaan, saya ke Bandung nyetir sendiri." kata irene membuat sekretaris In menutup mulutnya tak percaya.

"tapi Direktur anda..."

Dengan terpaksa sekretaris In ngasih kunci mobil perusahaan. dia cuma bisa liat Irene berjalan keluar dari ruangannya. dia berusaha untuk gak nangis karena Irene gak mau merusak reputasinya.



























"ada yang perlu mama bantu irene?" tanya Alice pas liat Irene mengemasi kopernya. irene tidak menjawab dan hanya memasukan beberapa pakaian yang nanti dia butuhkan aja.

tau Irene gak akan jawab, Alice sang ibu Tiri itu berinisiatif untuk langsung membantu merapikan pakaian Irene di lemarinya tapi dengan cepat irene menutup lemari itu kencang.

"keluar!" marahnya kesal.

"mama cuma mau bantu kamu Irene"

"saya gak butuh, keluar sekarang!" pinta irene dingin.

"tapi Ireneㅡ"

Alice menghela napas nyerah. dia memberikan senyum manisnya sama gadis muda di depannya ini.

"oke mama keluar, kalo kamu butuh sesuatu panggil mama ya?"

Irene tidak menjawab malah memberikan hawa gelapnya bikin Alice paham untuk pergi dari hadapan Irene sekarang juga.

Alice berjalan ke arah dapur untuk membuatkan minuman dan cemilan buat Irene yang akan nyetir sendirian.

"eh nyonya kenapa ke dapur? biar saya aja" pembantu rumah Bae menghampiri nyonya besar rumah ini yang berkutat di dapur.

"Gak usah Bi, udah nanggung juga" tolak Alice.

"buat non Irene ya?" tanya pembantu itu yang mendapat anggukan dari Alice. wajahnya tak berhenti tersenyum tak sabar irene akan memakannya nanti di perjalanan.

"oh iya Bi saya boleh minta tolong?" tanya Alice yang dijawab anggukan sama pembantu itu, "tolong kasih ini nanti buat Irene dan jangan bilang dari saya karena dia gak akan mau terima." kata Alice yang paham sifat Irene bagaimana.

"Tenang aja nyonya, nanti saya kasih ke non Irene." pembantu itu mengangkat kedua jempolnya

"hah? lo malem-malem gini nyetir sendirian ke Bandung?" pekik Jisoo di sebrang telepon sana bikin irene menjauhkan ponselnya

"jangan teriak Jisoo, saya gak budek"

"hehehe" terdengar tawa Jisoo bikin irene memutar bola matanya malas.

"lo gak mau minta di temenin sama bang Suho gitu? kan dia tunangan lo, masa iya biarin lo sendirian sih?" tanya Jisoo sekaligus menyindir.

"saya gak mau ditemenin siapa-siapa." kata Irene menuruni tangga rumah dengan koper kecilnya. "lagian kalo sama Suho nanti dia cari kesempatan"

"bener juga lo kak, jangan sama dia deh" sahut Jisoo setuju. "mending sama temen gue kang seulgi, iya gak?" tanya jisoo menggoda bikin irene menahan senyumnya.

"jangan sembarangan"

"halah padahal lagi nahan senyum lo mah, ngaku deh" Goda Jisoo yang bikin irene langsung mematikan panggilan sepihak karena malu.

Irene memegang pipinya yang memanas karena jisoo nyebut nama seulgi.

"non irene" panggil pembantu tadi membuat irene menoleh.

"ini saya buatin minuman sama cemilan buat non irene yang nyetir sendirian" pembantu itu ngasih bag yang sudah di susun Alice khusus untuk Irene.

Irene menerimanya dan melihat isi dalamnya lalu memberikannya kembali sama pembantu itu.

"gak usah Bi, makasih tapi saya bisa beli di jalanan" tolak Irene halus membuat Alice yang dari tadi ngeliat langsung menghampirinya.

"kok gitu? Bibi udah capek masak buat kamu tapi kamu tolak? seenggaknya ambil salah satu Irene" Tegur Alice yang tidak mendapat respon dari Irene.

"Bibi kasih buat Karina aja, dia lagi fokus belajar buat ujiannya di atas. kalo gitu saya pamit dulu" kata Irene sopan lalu berjalan keluar dari rumah.

Alice mengambil Bag itu dan menyusul Irene yang lagi masukin kopernya ke bagasi mobil.

"ambil ini buat kamu dijalanan." kata Alice menyodorkan bag itu yang sama sekali tidak di pedulikan Irene sama sekali. gadis cantik itu membuka pintu kemudi tapi dengan segera Alice menahan tangan Irene.

"sampai kapan kamu akan marah sama mama Irene? mama cuma mau dekat dan memperbaiki segalanya sama kamu" Kata Alice rendah membuat irene melihat dirinya.

"sampai saya lupa akan segalanya." kata Irene menarik kasar tangannya dari genggaman Alice yang sudah menangis.

Ibu tiri itu hanya bisa melihat mobil irene yang akan keluar dari area rumah keluarga Bae.

"andai kamu tau kalo mama lakuin ini buat kamu Irene." katanya Rendah.

















ㅡ HER ㅡ ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang