ㅡ seratus lima

983 220 24
                                    
















"aku gak mau pake ini mami" tolak Giselle karena nyonya Kim tetap memakaikannya dress.

nyonya Kim memukul lengan anak gadisnya itu pelan, "nurut aja sih kata mami. kakak kamu aja walaupun gak suka dia tetep pake kok" dumelnya yang benerin dress Giselle, "ya walaupun mukanya datar banget" gumamnya kecil mengingat dia yang selalu memaksa irene buat pake baju ini itu untuk setiap pertemuan.

mengingat irene, membuatnya penasaran dengan anak itu. sejak dia tau kalo irene bukan putri kandungnya, rasa penyesalan itu datang menghantuinya. dia penasaran apakah mantan suaminya itu masih mengganggu irene atau tidak. nyonya Kim gak punya keberanian buat muncul dihadapan irene lagi.

"ih kok mami ngelamun sih, aku ambil yang lain aja deh"

nyonya Kim langsung mendelik karena Giselle beneran mau balikin bajunya, "susah banget punya anak gadis" keluhnya yang gak bisa menang ngadepin Giselle.

Alice memasuki ruangan kerja Tuan Bae diam-diam. dia mencari dokumen tentang irene. dia gak bisa diam aja ketika gadis itu terus menerus diganggu oleh suaminya. wanita itu gak keberatan kalo irene membencinya asal Alice bisa membantunya bahagia. Alice ingin berkontribusi untuk kehidupan Irene.

"cari apa kamu?"

suara berat itu membuatnya membeku ketika membaca salah satu dokumen. tuan Bae jalan lalu merampas dokumen itu dan dia menyunggingkan senyum tipisnya.

"kamu ingin mengkhianati saya seperti yang dilakukan Tiffany?" tanyanya menatap Alice datar.

"aku gak gitu mas"

"terus ini apa? kenapa kamu mau ambil dokumen tentang Irene?" bentak tuan Bae membuat Alice menutup matanya. ini pertama kalinya pria itu membentaknya membuatnya kaget.

"aku mau bebasin Irene. dia berhak bahagia, dia berhak buat nentuin hidupnya mas" ucap Alice menatap mata yang berkilat marah itu.

"Irene akan bahagia, dia akan bahagia dengan apa yang saya buat untuknya"

Alice menggeleng, "gak mas, kamu gak bikin irene bahagia. semakin kamu lakuin ini, semakin dia benci sama kamu"

tuan Bae membanting dokumen itu ke samping marah, "tau apa kamu tentang putri saya?! saya yang tau tentang dia, saya yang menyayanginya"

Alice meraih wajah pria itu lalu menatapnya lembut, "yang kamu lakuin ini bukan karena kamu sayang sama irene mas tapi karena kamu merasa takut. kamu takut dia akan seperti mantan istri kamu" ucap Alice lembut mengusap pipi tuan Bae.

"kamu gak mau Irene ninggalin kamu kayak mantan istri kamu yang ninggalin kamu. sehingga muncul rasa seperti ini. bagi kamu ini semua untuk kebahagiaan irene, tapi kamu gak bisa ngukur kebahagiaan orang dengan kebahagiaan kamu. irene punya keluarga mas. dia masih punya orang tua kandung" Alice melihat mata Tuan Bae yang melunak. setetes air mata keluar dari pelupuk mata pria itu membuat wanita itu memeluknya.

dia juga gak mau kehilangan Irene. Alice gak mau gadis itu pergi tapi dia bisa apa? Alice udah berjanji untuk melindunginya bukan? dan Irene juga memintanya untuk gak menganggunya lagi karena irene muak dengannya.

"saya.... saya gak mau dia pergi Alice" isak tuan Bae menangis dipundak Alice yang mengusap punggungnya.

"lepasin dia mas, udah cukup irene menderita selama ini. biarin dia bahagia"
















"makan dulu seul" ajak Jisoo menarik tangan seulgi buat duduk. dipinggirnya udah ada Wendy yang bawa nampan berisi makan sedangkan diluar ChaeLisa dan Joy lagi bersih-bersih kosan seulgi karena baru 26jam putus dengan Irene, dia udah kayak gini.

ㅡ HER ㅡ ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang