Bab 12 : Drama Selir

17.3K 2.3K 181
                                    

Setelah berpikir sejenak, Haechan menjawab, "Kudengar, Pangeran Putra Mahkota berada dimedan perang selama satu bulan ini. Lalu, apa dia sempat berhubungan disaat-saat sedang berperang? Tidak masuk akal, bukan?! Seharusnya dia memikirkan strategi perang, kenapa malah memikirkan selirnya.

"Walaupun Pangeran memang menemui Kim Hye, tidak masalah jika Pangeran tidak menemuiku, tapi seharusnya dia juga bertemu dengan para selirnya yang lain. Dan juga, selama beberapa minggu ini, Pangeran mana mungkin sempat berpikiran untuk berhubungan. Kecuali kalau dia...

'Memang mesum'

"Wanita bisa hamil karena berhubungan. Jika Pangeran berhubungan dengan Kim Hye hari ini, bagaimana bisa Kim Hye hamil satu Minggu kemudian?! Jadi... Kim Hye hamil, juga... Juga... Mmhh." Ucapan Haechan terpotong-potong. Dia mencoba berpikir keras.

"Maksud Pangeran Donghyuck, Kim Hye selingkuh?" Kim Hye yang berbicara. Raut wajah manisnya tenang, namun ada guratan emosi tertahan diwajahnya.

Haechan kaget, "Astaga! Aku bahkan tidak berpikir sejauh itu. Kim Hye, apa yang sebenarnya kau pikirkan?"

Wajah Kim Hye menyalak, "Pangeran-!"

Sudut bibir Haechan terangkat kecil. Dia berkata tenang, "Seharusnya Kim Hye memberitahukan kehamilan Kim Hye beberapa hari kemudian. Ini terlalu cepat untuk diberitahukan pada orang-orang. Apa Kim Hye takut jika sesuatu itu ketahuan?"

Dimejanya, Minhyung menghela napas berat. Dia memijat pelipisnya seraya berkata tenang, "Ibu, yang dia katakan itu benar. Selama dua bulan ini, aku belum pernah tidur dengan selir kedua."

Semua tamu perjamuan shock.

Haechan bersedekap dengan kepala yang terangguk-angguk. Dia membatin, 'Haha, sudah kuduga. Bagaimana bisa wanita hamil disaat mereka tidak pernah berhubungan. Kecuali wanita itu hamil dengan orang lain.'

Dikehidupan aslinya, Haechan juga pernah terjebak oleh seorang wanita yang pernah ia tiduri. Wanita itu meminta pertanggungjawaban Haechan dengan cara menikahi dirinya.

Haechan yang selalu memakai pengaman saat 'bermain' merasa shock sekaligus aneh. Dia selalu ingat saat-saat berhubungan dan mengaitkannya dengan usia kehamilan wanita itu.

Saat tahu yang sebenarnya, dia benar-benar merasa jengkel namun juga bersimpatik pada wanita yang menipunya itu. Wanita tersebut hamil oleh pria lain dan pria itu meninggalkannya. Karena tidak tahu berbuat apa, jadi dia mengatakan pada Haechan jika dia hamil anak Haechan.

Setelah ketahuan, wanita itu menangis tersedu-sedu dan memilih untuk bunuh diri. Dia berdiri dipinggir jembatan untuk mengakhiri hidup dengan melompat. Haechan yang melihatnya, menghentikan wanita itu dan memberinya motivasi sesat.

Dia memberi saran, 'Jangan akhiri hidupmu hanya untuk pria seperti itu. Kau masih memiliki anak! Kau bilang kau hamil anak perempuan, kan? Buat anakmu membalaskan dendam pada setiap pria yang ditemuinya. Agar pria-pria seperti mantanmu itu tahu rasanya ditinggalkan.'

Setelah mendengarkan saran sesat Haechan, wanita itu bertekad untuk membesarkan anaknya sendiri. Dia mengajarkan anaknya bersikap kurang ajar pada pria-pria yang mencoba menggodanya. Dan ajaran penuh dendam bahwa pria itu sama saja!

Cerita tak masuk akal ini, memang benar-benar pernah terjadi pada kehidupan Haechan.

Kim Hye tergagap, mukanya memerah, "Pa... Pangeran... Satu bulan lalu, anda... Anda..."

"Satu bulan lalu itu aku memang tidur denganmu, tapi hanya tidur biasa. Kau jelas yang paling tahu!" Balas Minhyung penuh ketenangan. Sejujurnya dia tidak terlalu berminat berurusan dengan wanita-wanita yang pernah menjalin cinta dengannya. Dia tidur, mengangkat selir, lalu mengabaikan mereka.

Pernikahannya dengan Donghyuck adalah salah satu alasan dirinya mengangkat selir.

Wajah Yang Mulia Ratu memerah malu. Dia melotot kearah Kim Hye, meminta wanita muda itu untuk menjelaskan semuanya.

Kim Hye melihat tatapan mematikan Yang Mulia Ratu. Dia menelan kasar salivanya, dan berbicara setelah satu menit terdiam. "Selir... Selir keenam yang merencanakan ini semua."

Selir keenam yang disebut-sebut bangkit dari posisinya. Wajahnya penuh amarah, dia menyangkal, "Tidak mungkin! Kenapa kau membawa-bawa namaku!!"

Perdebatan antar selir dimulai. Kim Hye menjawab, "Saat itu, anda membawa saya kesebuah tempat hiburan. Anda bilang, 'jika ingin mempertahankan posisimu dan memperkuat hubunganmu dengan Pangeran, kau harus hamil!'. Saya masih ingat perkataan anda saat itu!! Anda juga bilang agar saya mengakui anak ini sebagai anak Pangeran."

Selir keenam memberang, "Untuk apa aku mengatakan hal itu padamu? Kau memfitnahku!!"

Ditempatnya, Haechan menyesap kembali Anggur Angin Malam. Mata cokelatnya penuh kegembiraan melihat dua orang wanita yang saling lempar hinaan didepan Yang Mulia langsung.

Dia membatin, 'Kutebak, jika tidak ada Yang Mulia disini, mereka berdua pasti mulai menarik rambut satu sama lain.'

Kim Hye mengeluarkan sebuah token giok. Token itu berwarna hijau dan diatas token itu ada pola motif bunga dengan ukiran nama dari selir keenam. "Ini adalah token anda. Saya menemukan ini diatas meja tempat hiburan yang kita kunjungi saat anda meninggalkan saya sendirian disana. Anda duluan yang mengajak saya ketempat itu!" Katanya.

Selir keenam bergeming. Mulutnya terbuka, lalu tertutup, terbuka dan kembali tertutup lagi, seakan-akan dia tidak bisa menyangkal perkataan Kim Hye.

Yang Mulia Raja menggelap. Ini benar-benar sesuatu yang sangat memalukan dihadapan para tamu perjamuan. Orang-orang pasti mulai menertawakan Kerajaan Lee ini. Yang Mulia Raja berkata lantang, "Penjaga! Kurung mereka berdua dipenjara!!!"

Kim Hye dan selir keenam terperangah. Wajah mereka terlihat menyedihkan.

Empat orang penjaga mulai membawa mereka ke penjara ruang bawah tanah. Yang Mulia Ratu shock dan jatuh terduduk ditempatnya. Sakit kepala tiba-tiba saja menyerang kepalanya, begitu juga dengan Yang Mulia Raja.

Perjamuan mewah ini telah menjadi lelucon yang mulai besok, gosip-gosip tentang Kerajaan Lee mulai menyebar.

Yang Mulia Raja menenangkan diri. Setelah cukup tenang, dia memberi perintah yang tak bisa dibantah, "Lanjutkan saja pertunjukkannya."

Semua tamu merasa canggung, mereka ragu sejenak sebelum seorang pemuda berteriak, "Kenapa suasananya jadi senyap seperti ini? Ayo, lanjutkan! Paman, hidupkan musiknya! Kau dibayar untuk memberi pertunjukan, bukannya malah diam."

Yang berbicara adalah Haechan. Dia mencoba untuk membuyarkan situasi dengan mengalihkan perhatian tamu, agar perjamuan ini tampak hidup lagi. Kalau tidak, dia mungkin akan pingsan sangking bosannya.

Atensi Haechan teralih pada Yang Mulia Ratu yang terlihat sedang sedih, dia menunduk kemudian berkata penuh kesopanan, "Yang Mulia Ratu, anda tidak perlu sedih. Lagipula, Pangeran Putra Mahkota masih memiliki selir yang lain."

'Kalau anda terima, saya juga bisa memberikan anda cucu. Yang Mulia Ratu, jika anda memberi saya satu selir, saya akan memberikan anda sepuluh cucu. Hehehe...' Batinnya menahan tawa.

Yang Mulia Ratu mendengus, lalu membuang muka.

Pemain musik sebelumnya tertegun sesaat, lalu kemudian mereka kembali bermain musik dengan tampilan sekelompok penari muda.

Suasana kini kembali heboh. Riuh tawa dan percakapan para tamu, kembali memenuhi Aula Perjamuan.

Note:
Kalimat tidak nyambung karena aku sedang blank dan memaksakan diri untuk menulis.
Kebetulan juga ceritanya banyak gak nyambung :,-)

_o0o_
-23012022-

1521; HIRAETH || MARKHYUCK [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang