Satu hari telah berlalu. Hari ini adalah acara terakhir Minhyung. Para tamu terus saja berdatangan dari berbagai daerah. Kebahagiaan menyertai setiap anggota kerajaan.
Berbagai bentuk tarian disajikan dihadapan para tamu yang hadir. Bukannya duduk dimeja pangeran yang berada disamping Yang Mulia Raja, Minhyung justru lebih memilih duduk disamping Donghyuck yang berada diantara para tamu.
Aula kembali riuh, kedua Yang Mulia tampak bahagia pada acara putranya ini.
"Yul, aku akan mengumumkannya hari ini." Ucap Yang Mulia Raja pada Dongyul yang duduk disampingnya. Mereka berada diatas panggung aula.
Dongyul menghela napas. "Yang Mulia yakin? Kita perlu membicarakannya pada mereka."
"Tidak apa-apa. Mereka bisa menolak setelah aku mengumumkannya. Bukankah putrimu dan putraku sangat serasi?" Yang Mulia Raja melanjutkan, "Aku sudah mengatakan perihal ini lebih dulu padamu. Saat kau dan putramu dihukum dihalaman rumahmu hari itu."
Memang benar, Yang Mulia Raja lebih dulu berpikir untuk menjodohkan putranya dengan putri sahabatnya itu. Akan baik jika mereka menjadi besan bersama.
Tapi saat itu, Dongyul masih menolak karena menurutnya Soohyuck itu masih gadis kecil dimatanya.
Sampai saat dimana acara kedewasaan Soohyuck, Minhyung berhadapan dengan putrinya. Dia merasa putrinya bukan gadis kecil lagi dan dimasa depan juga harus tetap menikah.
Mungkin akan baik jika putrinya memiliki hubungan dengan Minhyung yang sudah terjamin masa depannya dan tidak perlu dia khawatirkan kehidupannya lagi.
Untuk putranya Donghyuck, dia sudah memikirkan untuk mengajak seorang pejabat tinggi Kerajaan Lee untuk menjodohkan putrinya dengan Donghyuck putranya. Sebagai jaminan, dia akan memberikan setengah wilayah kekuasaan miliknya untuk seseorang yang akan menjadi mertua putranya nanti.
Musik berhenti, Yang Mulia Raja berdiri dari posisinya. Seluruh tamu terdiam, ikut bangkit dari posisi duduk mereka.
Diatas panggung aula, Yang Mulia Raja berkata tegas, "Ini hari terakhir acara Pangeran Putra Mahkota. Senang rasanya melihat tamu-tamu sekalian hadir diacara ini. Kalian menyambutnya penuh semangat. Ada berita bahagia yang ingin kusampaikan. Ini menyangkut Pangeran Putra Mahkota. Setelah diriku turun dari tahta, maka putraku ini yang akan naik menjadi Raja kalian selanjutnya. Untuk itu, aku Lee Hyun, Yang Mulia Raja Lee dari Kerajaan Lee memutuskan untuk menikahkan Pangeran Putra Mahkota Lee Minhyung dengan Lee Soohyuck, putri dari Jenderal Lee Dongyul."
WAAAAAHHHHHH
Semua orang gempar mendengarnya. Keriuhan lebih riuh kembali terdengar diseluruh sudut aula besar itu.
Dongyul menggeleng, memikirkannya. Sedangkan istrinya dan Yang Mulia Ratu tampak bahagia saat mendengar penuturan yang dilontarkan Yang Mulia Raja diatas panggung aula.
Soohyuck bahkan terpaku ditempat. Kedua temannya menyikut lengannya dan berbisik, "Lihat apa yang aku katakan saat itu. Yang Mulia Raja ingin kau jadi menantunya."
Tidak. Soohyuck cukup sadar diri melihat dirinya sendiri. Dia sadar jika Pangeran Minhyung tak pernah sedikitpun tertarik padanya. Dan dirinya terhadap Minhyung, hanya sebuah kekaguman saja. Kagum oleh sosok Minhyung sebagai keturunan murni raja, bukan sesuatu yang membuat mereka harus terikat.
Dia tidak ingin seseorang terikat dengan dirinya secara terpaksa.
Soohyuck menghela napas panjang. "Aku akan menolak perjodohan ini." Katanya yang langsung mendapat wajah kaget dari kedua sahabatnya.
Jisel menarik lengannya, "Soohyuck. Kenapa kau melakukan itu? Ini berita bahagia."
Karin menimpali, "Benar. Perjodohan ini sudah ditetapkan sejak dulu. Kau akan menikah dengan Pangeran Minhyung. Pangeran Minhyung loh Soohyuck."
KAMU SEDANG MEMBACA
1521; HIRAETH || MARKHYUCK [ END ]
FanfictionTINGGALKAN JEJAK WALAUPUN KAMU PEMBACA BARU ‼️ [ End ] || Historical Fiction •Hiraeth - Memiliki arti dari Kerinduan, Keinginan yang Tulus dan Rasa Penyesalan. Summary : 1521; HIRAETH merupakan kisah cinta antara dua sejoli yang sebenarnya berakhir...