Bab 134 : Kematian Lee Soohyuck

4.2K 662 63
                                    

"Mohon maaf, Nyonya. Nona Lee Soohyuck... tidak bisa diselamatkan lagi. Jantungnya berhenti berdetak dan membeku. Dan Tuan Lee mengalami koma karena jantungnya mengalami pemberhentian sesaat." Kata tabib yang sedang memeriksa kedua kakak beradik tersebut.

Pecah!

Isak tangis keluar dari ibu Donghyuck yang meratapi nasib kedua anaknya. Dia menangis keras, memeluk kepala sang putri yang mati dalam keadaan damai.

Soohyuck lebih terlihat seperti sedang terbaring tidur. Wajahnya damai. Hanya saja dirinya sudah tak bernapas lagi.

Dia meninggal.

Kabar kematian Soohyuck terdengar hingga penjuru Kerajaan Lee. Satu hari itu mengubah segalanya. Kejadian tak sengaja yang dilakukan Jang Shim mengubah sejarah untuk kedepannya.

Ibu Donghyuck masih terisak keras, menangis sejadi-jadinya meratapi putrinya yang terbaring dipeti mati berwarna merah keemasan. Air matanya terus saja tumpah, hanya dalam sehari dirinya kehilangan sang putri.

Kabar kematian Soohyuck sampai kemarkas peristirahatan Jenderal Lee. Seorang prajurit diutus untuk menyampaikan pesan dari kerajaan pada Dongyul.

Mengulum bibir ragu, prajurit utusan itu membuka suaranya gugup, "Jenderal, Nona Lee dan Tuan Lee tenggelam di Danau Air Beku. Nona Lee Soohyuck... meninggal. Dan Tuan Lee Donghyuck... masih tidak sadarkan diri."

Pria paruhbaya yang dipanggil jenderal itu terperanjat kaget. Dicengkeramnya bagian depan pakaian prajurit itu, berteriak marah, "Apa yang kau katakan! Berani-beraninya kau mengatakan itu!!"

Minhyung yang mendengar kabar itu bahkan membolakan matanya kaget. Benar-benar terkejut sampai jantungnya ikut berhenti saat mendengarnya.

Prajurit itu mengangguk, "Benar, Jenderal. Yang Mulia Raja meminta anda untuk kembali ke Istana."

Pelipis Dongyul berkedut tak terima. Cengkeraman tangannya perlahan terlepas. Dia mengambil kasar pakaian luarnya dan pergi menuju kuda untuk kembali keistana.

Dia tidak percaya sebelum melihatnya langsung.

Anak-anak tersayangnya tertimpa nasib buruk. Bagaimana bisa hal itu terjadi. Kedua anaknya itu memiliki pikiran yang murni. Tapi takdirnya kenapa sangat buruk.

Tali kekang kuda ditarik keras hingga kuda melaju cepat dijalanan berbatu. Dongyul mengusap kasar matanya yang basah. Dia pergi meninggalkan Minhyung dan Jeno yang masih berada di markas perang.

"Mundur!" Perintah Minhyung mengambil pedang dan naik keatas kudanya. "Mundur dari sini. Kita kembali keistana."

Para prajurit mengangguk, mereka mundur bersama membuat para prajurit dari Kerajaan Timur merasa bingung. Melihat seluruh para prajurit Kerajaan Lee kembali keistana utama Kerajaan Lee dengan masing-masing kuda mereka.

Soohyuck terbaring didalam peti mati dengan penampilan yang cantik. Benar-benar terlihat seperti sedang tertidur, tapi bibirnya pucat, tubuhnya kaku dan jantungnya sudah tak berdetak lagi.

Dongyul turun dari kuda, melihat keramaian dimana anggota kerajaan berkumpul disisi peti mati Soohyuck. Ibu Donghyuck terus saja terisak, tidak ingin sang putri dimakamkan.

Bulu matanya bergetar, dia berjalan melewati kerumunan orang-orang yang langsung menepi dan menunduk hormat, memberinya jalan.

"Jenderal..." Lirih orang-orang melihatnya.

Mata jenderal paling kuat itu berkaca-kaca. Dia memeluk istrinya yang terus saja terisak disamping peti mati putri mereka. Tidak ada henti-hentinya untuk menangis, diusapnya lembut lengan sang istri. Tapi tangannya bahkan bergetar tak percaya.

1521; HIRAETH || MARKHYUCK [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang