Bab 47 : Kehangatan dan Kasih Sayang

19.3K 2K 338
                                    

Mati lampu, petir, tidak ada jaringan.
Lembur juga(ꏿ﹏ꏿ;)
Enggak sesuai yang dipikirkan, udah enggak segabut dulu lagi. Tapi tetap kuusahakan...

Mianhae...

Kemalaman, yang penting selasa(人 •͈ᴗ•͈).
Author tulis sekalian bab untuk Kamis, karena Author ada urusan lagi.
Do'ain semoga pendaftaran Author, berhasil ya ges yaಥ‿ಥ.

---

Tidur yang nyenyak saja. Semoga mimpi indah(๑♡⌓♡๑)

Minhyung melangkah menghampiri Haechan. Dia mengambil pakaian luar Haechan yang berserakan dilantai, melipatnya, lalu meletakkannya secara baik-baik diatas meja.

Setelah itu, Minhyung berjongkok disamping tempat tidur sembari menatap wajah Haechan yang sedang tidur meringkuk.

Dia mengulurkan tangan kedahi Haechan, mengecek suhu panasnya dan mengembuskan napas pelan.

"Panas lagi." Monolognya.

Minhyung kembali bangkit berdiri. Dia menyibukkan diri dengan memperbaiki posisi tidur Haechan agar tak meringkuk lagi.

Meluruskan posisi tubuh Haechan, memperbaiki pakaian atasnya yang melorot dan kembali menyelimuti laki-laki itu dengan selimut hingga batas dada.

Saat menyentuh kakinya yang dingin, Minhyung mengusap-usapnya dari betis hingga keujung jari. Itu berguna untuk menghangatkan dan merilekskan bagian tubuh yang dingin.

Setelahnya, Minhyung mengeluarkan sesuatu dari kantungnya.

Dia mengeluarkan pembakar dupa dengan aroma cendana dan meletakkannya diatas meja sebagai alat untuk menenangkan diri.

Haechan yang masih tertidur, tanpa sadar menendang selimutnya hingga terjatuh ke lantai. Lalu kembali tidur menyamping dengan posisi meringkuk kembali.

Minhyung mengambil selimut yang jatuh dan kembali menyelimuti Haechan.

Dan lagi-lagi Haechan menendang selimutnya hingga jatuh.

Dia tampak seperti seekor kucing yang tertidur dan merasa terganggu.

Minhyung bergeming sesaat, menatap Haechan lekat-lekat dan mengembuskan napas lembut. Dia kembali menyelimuti Haechan, lalu menahannya agar tidak ditendang lagi.

Dia menunggu waktu sembari duduk bersandar di samping Haechan yang tengah tertidur.

Perlahan, Haechan mulai tenang. Asap dari pembakar dupa membantunya untuk mendapatkan ketenangan dan kenyamanan dalam tidur.

Minhyung melepaskan tangannya dari selimut dan hendak bangkit berdiri untuk pergi, sebelum Haechan tiba-tiba saja memeluk pinggangnya.

Haechan memeluk pinggangnya seperti bantal guling, lalu menggosok-gosokkan wajahnya pada pinggang Minhyung tanpa sadar.

Minhyung terkesiap.

Senyum tipis nan hangat tiba-tiba saja muncul dibibir merahnya.

Dia menghela napas, mendongak kearah langit-langit dengan punggung yang bersandar pada kepala ranjang.

Perlahan matanya tertutup dengan tangan yang sibuk menepuk-nepuk lembut tubuh Haechan layaknya seorang ibu yang sedang menidurkan bayinya.

Tiga jam berlalu begitu saja. Minhyung membuka mata hitamnya, lalu menoleh kesamping dan mendapati Haechan yang masih tertidur lelap dengan posisi meringkuk kearah sebelahnya.

Dia turun dari tempat tidur dan hampir jatuh karena oyong.

Minhyung membungkuk, memegang pinggangnya yang pegal karena terlalu lama duduk. Kakinya juga mulai mati rasa, namun atensinya justru jatuh kearah Haechan yang membalikkan posisi tidurnya.

1521; HIRAETH || MARKHYUCK [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang