Bab 138 : Bukan Kabar Baik

5.4K 705 59
                                    

"Jenderal, buat diriku menjadi kuat." Minhyung berucap, dihadapan Jenderal Lee itu.

"?" Pria paruhbaya itu menatapnya bingung.

"Buat diriku menjadi kuat. Sama sepertimu. Sampai tak ada orang yang berani menatap bahkan mengangkat kepala mereka padaku." Ucap Minhyung teguh, menatap dalam mata Dongyul yang mengernyit saat melihatnya.

"Pangeran, anda sudah kuat. Tak ada Pangeran lain yang bisa menandingi kemampuan anda diusia muda seperti ini." Balas Dongyul memegang kedua bahu Minhyung, menyakinkan remaja itu bahwa dirinya salah satu pangeran berpengaruh diantara pangeran-pangeran dari kerajaan lain.

"Aku ingin lebih."

"Tapi kenapa, Pangeran? Tak ada orang yang berani menyinggung anda. Keahlian anda bahkan berada diperingkat pertama diantara para pangeran kerajaan."

Bagi Minhyung itu belum cukup. Dia harus menjadi kuat dari yang terkuat untuk memberikan dunia baru pada Donghyuck. Memberikan segalanya yang ada dan menjadikan Donghyuck sebagai puncak tertinggi.

Disaat dia menghargai Donghyuck, orang-orang harus menghargai remaja itu juga. Mereka harus berlutut, menundukkan kepala serendah-rendahnya dihadapan Donghyuck-nya itu.

Tak akan Minhyung biarkan Donghyuck hidup dibawah kaki orang lain. Dia harus berada dipuncak tertinggi, terlepas apakah dirinya yang menjadi Yang Mulia Raja Lee selanjutnya, Minhyung akan menyerahkan segalanya.

Menyerahkan segala yang ia punya, sampai tak ada satupun orang yang berkutik pada keputusan besarnya itu.

Dongyul menghela napas panjang. Bertanya-tanya, kenapa Minhyung tiba-tiba ingin menjadi yang terkuat diantara yang lain?

Dia kembali menolak, "Pangeran, anda tahu bukan jika latihan yang kita lakukan sebelumnya telah menyita banyak tenaga dan waktu anda. Sekarang anda adalah Pangeran Putra Mahkota Lee, banyak hal yang perlu anda pelajari juga selain latihan beladiri ini. Apa Pangeran ingin ji—"

Minhyung menyela, "Lakukan saja, Jenderal. Latih aku lebih keras, sangat keras. Tidak masalah dengan tubuhku yang nantinya akan hancur, cukup latih saja aku."

Minhyung akan mengorbankan tubuhnya sendiri, selama dia akan mendapatkan apa yang dia inginkan. Selama dia bisa melindungi Donghyuck, tubuh yang hancur bukan masalah yang besar.

"Anda masih remaja, Pangeran." Ucap Dongyul. Dia berpikir jauh, bagaimana bisa Minhyung mengatakan hal-hal seperti itu dengan mudah diusianya yang masih tergolong sangat muda ini.

Apa yang sebenarnya Minhyung pikirkan. Mengorbankan masa mudanya untuk meraih kekuatan tak terbatas? Mengorbankan tubuh yang nantinya akan menjadi Yang Mulia Raja Lee hanya untuk sesuatu yang belum jelas?

"Ini perintah." Minhyung berucap tegas, dan untuk kali ini, Dongyul tak bisa membantah dirinya lagi.

Keputusan anggota utama kerajaan seperti Minhyung adalah perintah mutlak baginya. Dia tak bisa menolak lagi, saat Minhyung menekankan perintahnya itu.

Dongyul menunduk hormat. "Segala perintah bagi anda, Pangeran."

Sejak itu, Minhyung benar-benar mulai berlatih sangat keras. Waktunya banyak ia habiskan diruang latihan. Tangannya terus saja mengayunkan pedang-pedang, mengarah pada Dongyul sebagai gurunya saat ini.

Dia terus berlatih. Kadang meringis saat bilah pedang Dongyul mengenai bagian tubuhnya.

"Anda baik-baik saja, Pangeran? Kita beristirahat saja sebentar." Ujar Dongyul melihat Minhyung yang mulai terbatuk darah dihadapannya.

Banyak hari yang telah berlalu, tapi keteguhan Minhyung tak ada tandingannya. Bahkan Dongyul salut dengan pendirian Minhyung yang tetap kokoh seperti ini, padahal saat dirinya muda, dia perlu membagi waktu berlatihnya dengan istirahat yang cukup agar tak lelah.

1521; HIRAETH || MARKHYUCK [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang