Bab 74 : Dia Sebenarnya Seorang Istri

13.3K 1.7K 49
                                    

"Jangan bahas hal seperti itu saat sedang makan." Ujar pelan Haechan memasukan makanan kedalam mulutnya.

"Apa masalahnya? Kita sudah dewasa."

"Tapi disini bukan tempat yang tepat untuk membahas hal-hal seperti itu. Mengertilah."

"Itu tidak seperti kau belum pernah berciuman saja." Kata Hyunjin yang mendapat semburan bulir nasi dari Haechan.

Haechan tersedak. Dia terbatuk-batuk, menepuk-nepuk dadanya.

Uhuukk... Uhukkk...

Minhyung mengusap punggungnya. Memberinya saputangan dan bertanya heran, "Ada apa?"

"Uh..." Lirih Haechan mengusap mulutnya dengan saputangan milik Minhyung.

"Minhyung, adikmu ini membuatku kesal saja." Ujarnya mengadu dengan nada sedikit bercanda.

Minhyung menoleh tajam kearah sang adik.

Hyunjin berkata acuh tak acuh, "Baiklah, baiklah. Selalu saja menuruti keinginan istrimu. Apa salahnya aku berbicara seperti itu padanya. Dia bukan orang asing lagi, tapi istri. Seorang istri priamu."

Istri, istri, istri!!

Haechan merah padam karena malu.

Bagaimana bisa dia melupakan jika tubuh yang dia rasuki ini bukan hanya anak dari seorang Jenderal Besar saja. Tapi pasangan sah dari seorang Pangeran Putra Mahkota Lee!

Haechan tersedak. Wajahnya kian memerah hingga ke telinganya.

Dia mengalihkan pembicaraan, "Kapan... Kapan kita akan berangkat?"

"Makan dulu." Balas Minhyung meletakkan potongan daging kedalam mangkuk makan Haechan.

Dalam keterdiaman, mereka kembali melanjutkan sarapan pagi mereka.

Haechan membatin gugup, 'Istri? Istri katanya? Haha... Kenapa aku bisa melupakan tubuh siapa yang sedang kurasuki?'

Dia melamun, tak menyentuh sedikitpun makanan didalam mangkuk makannya.

"Apa yang kau pikirkan?" Tanya Minhyung menyadarkan lamunan Haechan.

Haechan menoleh kearahnya. Matanya mengerjap lambat, mengamati raut wajah hangat Minhyung terhadapnya.

'Sialan! Kenapa aku jadi cemburu pada Donghyuck! Bagaimana bisa, aku iri padanya.' Pikir Haechan frustrasi.

"Aku sudah kenyang." Ucapnya meletakkan mangkuk yang masih berisikan sisa makanan keatas meja.

Minhyung mengernyit bingung. "Sudah?

"Hm." Angguk Haechan malas.

Minhyung menghela napas pelan. Dia mengambil alih mangkuk makan Haechan dan menghabiskan seluruh sisa makanannya.

Hyunjin mencebik bibir kesal. Bagaimana bisa kakaknya memperlakukan Haechan layaknya tuan putri sedangkan dirinya diperlakukan layaknya samsak peluapan amarah.

"Min Hyung pilih kasih!" Gumamnya menekan-nekan gumpalan nasi dengan sumpitnya.

Dia seumuran dengan Donghyuck, tapi kakaknya lebih memanjakan istri prianya itu daripada dirinya yang merupakan adiknya.

Melihat wajah masam Hyunjin, Haechan bertanya, "Ada apa dengan wajahmu?"

"Aku kesal padamu."

"Aku juga kesal padamu."

"Aku lebih kesal padamu."

"Aku jauh lebih kesal padamu."

Mereka saling bersahutan dengan raut wajah kesal. Yang satu kesal karena membahas kata istri, sedangkan yang lain kesal karena dibandingkan dengan si istri.

1521; HIRAETH || MARKHYUCK [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang