Bab 75 : Perjalanan Romantis

13.1K 1.7K 73
                                    

5th as L🖤

Happy reading..

Haechan menghela napas. "Jadi bagaimana?" Tanyanya.

Minhyung mengulurkan lengannya seraya berkata, "Pegang sini."

Haechan merasa tergelitik. Dia berkata dengan nada menggoda, "Kalau aku tidak mau?"

"Kupatahkan lengan Jeno." Balas Minhyung, membuat Haechan terkejut hebat.

Minhyung Mode Gila benar-benar mengerikan!

Jeno yang mendengarnya bahkan mengerjap berkali-kali. Terkejut sekaligus shock hebat. Bahkan Jaemin juga terkesiap saat mendengar penuturan Minhyung.

Disisi lain, Hyunjin tertawa kecil. Dia menggeleng-gelengkan kepala lucu oleh sikap posesif kakaknya itu.

"Minhyung, kau gila." Haechan menatap serius Minhyung seolah-olah pria itu bisa berubah-ubah kapan saja.

"Makanya sini." Ujar Minhyung menepuk lengannya untuk dijadikan tumpuan berjalan Haechan.

Haechan mengerutkan dahi bingung. Apa Minhyung... cemburu?

Tapi, dia tidak pernah mengatakannya. Bagaimana aku bisa tahu?. Pikir Haechan.

Dia menghela napas panjang. Melangkah menghampiri Minhyung dan berpegangan pada lengan kekarnya.

Akhirnya dirinya dapat berjalan dengan santai menuju kearah kuda yang telah dipersiapkan oleh bawahan Minhyung.

---

"... Tidak ada yang tertinggal, kan?" Suara tegas Jeno bertanya pada prajurit istana yang ikut serta dengan mereka.

"Semua sudah dipersiapkan, Jenderal." Balas salah seorang prajurit.

Jeno mengangguk singkat. Mengamati barang-barang persiapan yang berada diatas kuda.

Haechan menoleh kearah setiap orang yang sibuk dengan tugasnya masing-masing. Hanya dirinya saja yang tampak tenang tanpa perlu memikirkan apapun. Karena segalanya sudah diatasi oleh pria dihadapannya itu.

Sejenak, Minhyung melepaskan topinya dan memasangkannya langsung kepada Haechan.

Haechan mendongak, menatap kearah Minhyung yang sibuk mengikat tali topi didagunya.

"Untuk apa?" Tanya Haechan bingung. "Kenapa malah diberikan padaku?"

"Panas." Jawab Minhyung telah selesai mengikat tali topinya. Garis bibirnya tersenyum tipis, matanya mengerjap lembut dan sekali lagi dirinya menorehkan ujung jari telunjuknya kedahi Haechan.

"Kita berangkat!" Ujarnya mengalihkan pandang kearah lain.

Atensinya kembali jatuh pada Haechan. Dia mengangkat tubuh Haechan dan menaikkannya keatas kuda miliknya.

"Terima kasih." Ucap Haechan tersenyum simpul.

Minhyung menatapnya lama.

Bibir pecah dan bengkak itu masih saja terlihat cantik dimatanya. Dia ingin garis bibir didepannya itu terus melengkung setiap saatnya.

Jangan sampai senyum itu hilang lagi.

"Ini." Minhyung mengulurkan sebungkus biji-bijian yang telah ia kupas kepada Haechan.

Haechan membuka bungkusan. Sudut bibirnya terangkat kecil, "Terima kasih." Katanya lagi.

"Tidak perlu berterima kasih."

"Ah, kalau gitu... Sialan kau Lee Minhyung. Apa-apaan tadi itu!" Kesal Haechan dengan nada bercanda.

Minhyung menggeleng pelan. Dibalik cahaya matahari yang bersinar terang, dirinya tersenyum hangat menatap orang yang berada diatas kuda tersebut.

1521; HIRAETH || MARKHYUCK [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang