Bab 114 : Acara Kedewasaan Soohyuck

5.3K 731 46
                                    

"Salam, Pangeran." Donghyuck baru saja tiba diaula utama istana. Dia tersenyum cerah, menyapa remaja yang sedang mengobrol pada Jeno dengan punggung yang bersandar disebuah tiang besar dalam aula. Tangan kirinya membawa tas cantik yang berisi hadiah untuk sang kakak.

Kedatangannya membuat Jeno dan Minhyung menoleh tepat kearahnya. "Apa yang terjadi pada tanganmu, Tuan?" Jeno bertanya saat melihat lengan kanan Donghyuck dibalut perban putih yang bergantung dilehernya.

Minhyung juga menunggu jawaban atas luka pada lengan Donghyuck.

Merasa canggung, Donghyuck hanya terkekeh. "Tidak apa-apa. Hanya luka kecil. Aku terkilir saat mengangkat barang-barang hadiah yang berdatangan kerumah. Uh, itu sungguh melelahkan."

"Apa sakit?" Minhyung mendekatinya. Sangat dekat sampai Donghyuck tanpa sadar mengerjap berkali-kali saat mendongak kearah wajahnya.

"Eh. Bukan masalah. Beberapa hari lagi juga pasti sembuh. Aku sudah bertemu dengan tabib." Entah kenapa saat menjawab pertanyaan Minhyung, Donghyuck merasa gugup hingga ucapannya keluar dengan lancar.

Jeno membuka suara, "Kenapa Tuan tak memanggil saya untuk membantu."

"Bukannya tadi kau dipanggil Ayah?" Donghyuck balik bertanya. "Jeno, Ayah memanggilmu untuk masalah keamanan acara."

Ah. Jeno lupa.

"Saya akan pergi menemui Jenderal." Ucapnya yang langsung melangkah pergi setelah memberi satu tundukkan kepala sebagai tanda hormat.

Donghyuck menghela napas. "Jeno itu. Bisa-bisanya dia melupakan Ayah."

Sekarang tinggal mereka berdua. Donghyuck melirik kearah Minhyung, tapi pandangan remaja itu terus tertuju pada lengannya yang diperban.

Bermaksud menenangkan, dia tersenyum lebar. "Tidak sakit. Besok juga pasti sudah sembuh."

Minhyung mengerjap lembut.

Tuk!

Untuk sekian kalinya dia mengetuk lembut dahi Donghyuck.

"Bodoh. Kau tahu bahwa aku mengkhawatirkanmu."

Donghyuck terkekeh. "Tentu saja, Pangeran. Pangeran sangat baik."

Sudut bibir Minhyung tertarik kecil, membentuk senyum manis yang lembut. Diusaknya rambut Donghyuck hingga berantakan. "Lain kali hati-hati."

Bocah 11 tahun itu tersenyum dengan mata yang menyipit dalam. "Baik." Jawabnya bersemangat.

Kedekatannya dengan Minhyung benar-benar diluar dugaan. Para tamu melirik kearah mereka berdua. Mulut mereka terbuka lebar, sangking shocknya melihat interaksi diantara keduanya.

Apalagi Minhyung yang suka sekali memainkan rambut Donghyuck. Padahal ada rumor yang mengatakan jika Pangeran Pertama Lee itu tidak suka disentuh. Dan tidak tertarik pada apapun.

Tapi sekarang, rumor itu diragukan kepercayaannya. Minhyung yang memulai terlebih dahulu. Dia tersenyum tipis, walaupun hanya sekilas tapi tak pernah ada orang yang pernah melihatnya.

"Wah, itu serius."

"Apa Pangeran Pertama Lee memang seperti itu?"

"Pangeran Pertama Lee tersenyum. Apa ini benar-benar kenyataan?"

"Ini nyata?"

Berisik.

Bisik-bisik dari para tamu sangat mengganggukan. Minhyung mengalihkan atensinya pada mereka. Tatapannya seketika menajam, dingin dan intimidasi seolah-olah mereka akan mati jika membuka mulut sekali lagi.

1521; HIRAETH || MARKHYUCK [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang