Bab 17 : Pertengkaran Dipagi Hari

17.1K 2.1K 88
                                    

Dia kembali melepaskan pakaian Minhyung, memasangnya lagi dan mengatur tali pada pinggang Minhyung.

Selesai.

Karena pada dasarnya pakaiannya sangat besar, pakaian itu sesuai dengan tubuh Minhyung. Dia terlihat sangat sederhana, jauh dari kesan mewah dan kemegahan dari seorang Putra Mahkota.

Hoaamm...

Haechan menguap. Selain lelah, dia benar-benar sangat ngantuk dan akan tidur dimana saja.

Haechan mengambil tikar disudut dinding, mengibarkan tikar itu dilantai samping ranjang dan berkata, "Kau tidur ditikar dan aku diranjang."

Segera Minhyung tergeletak diatas ranjang. Dia pura-pura tidak mendengar dan telah memejamkan mata. Mengabaikan setiap perkataan yang keluar dari mulut Haechan.

"Benar-benar seorang bajingan! Seharusnya aku membunuhmu saja!!" Teriak Haechan.

"Cih!!"

Dengan terpaksa, Haechan tidur diatas tikar. Dia kembali pada masa sebelum bertemu Renjun, yaitu masa kemiskinan dimana dirinya dapat tidur dimana saja.

Untung saja dirinya sudah ahli dibidang kemiskinan ini.

Haechan pun jatuh tertidur.

---

Keesokan paginya,

Sebelum matahari terbit, Haechan terbangun dari tidurnya saat sesuatu meraba perutnya. Dia melihat kebawah dan mendapati sebuah tangan yang melingkar diperutnya.

Entah sejak kapan pakaiannya terbuka, mengekspos perut mulusnya.

Dia berbalik, ada wajah yang masih terpejam dibelakang tubuhnya. Tangan dari orang dibelakangnya, telah menjadi bantal untuk dirinya tidur.

Haechan terbelalak dan segera bangkit. Dia memperbaiki kembali pakaiannya dan berdehem, seolah-olah tidak ada yang terjadi pada pagi ini.

Minhyung masih tertidur dengan sangat nyaman.

Haechan melangkah kekamar mandi, membasuh muka dan kembali kedalam dapur untuk mengambil sesuatu dalam sebuah tempat tertutup.

Dia keluar dari rumah, menyalakan api bakaran dan mulai memanaskan sup sisa semalam dalam sebuah mangkuk tanah liat.

Sup itu terbuat dari daging ayam hutan yang Haechan dan Paman Lee tangkap dihutan. Sayur-sayurnya dibawa oleh Paman Lee setelah dirinya meminta-minta pada Tuan Marquis.

Haechan yang memasak sup tersebut. Dengan cara ini, dia masih bisa hidup sampai saat ini dirumah bobrok ini.

Setengah jam kemudian, dengan membawa sebuah meja kecil yang diatasnya terdapat mangkuk besar berisikan sup ayam dan dua mangkuk kecil serta dua buah sendok, Haechan membawa meja itu kedalam rumah.

"Ba..." Ucapan terhenti saat melihat orang didalam rumahnya telah terbangun.

Wajah pria itu menggelap.

Sejujurnya saja, tadi malam mereka tidur tepat didepan pintu. Sebab itu, saat Haechan bahkan belum masuk kedalam rumah, ia langsung melihat sosok pria yang menatap tajam kearahnya.

"Bagus sekali. Akhirnya kau bangun juga." Haechan meletakkan meja kecil tersebut dihadapan Minhyung.

"Kau, kau-!" Minhyung Menggeram.

"Heh, kau seperti gadis perawan saja."

Alis Minhyung bertaut. Dia menatap Haechan penuh intimidasi.

Haechan menghilangkan penghormatannya. Dia berbicara normal, "Lupakan saja. Saatnya sarapan."

1521; HIRAETH || MARKHYUCK [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang