Bab 79 : Para Gadis Desa

11.9K 1.6K 90
                                    

Nama Minhyung kan sudah terkenal dikalangan rakyat Kerajaan Lee. Kek 'Pangeran Minhyung mengalahkan ....', 'Pangeran Putra Mahkota Lee Minhyung diangkat menjadi ...', 'Minhyung ini, Minhyung itu'. Intinya namanya udah terkenal dan jarang ada yang bernama sama dengannya. Untuk mengalihkan rakyat desa, Minhyung mengubah namanya menjadi Minhyuck. Garis besarnya, dipikirannya itu cuma Donghyuck dan Donghyuck. Jadi ya pakai nama dia dan Donghyuck aja. Ngapain ribet-ribet, wong nama ayangnya ada:V



"Tuan Minhyuck, apa anda bisa memperkenalkan teman-teman anda ini. Hari itu, utusan anda mengatakan jika anda akan tinggal disini untuk bersenang-senang selama, mungkin satu Minggu. Lebih baik jika warga sini dapat mengenal nama teman-teman anda juga." Ujar Tuan Choi sopan.

Minhyung menunjukkan satu persatu orang yang dikira sebagai temannya. Dia berkata, "Lee Jeno, Na Jaemin, Lee Hyunjin."

Jeno menunduk dengan raut wajah datarnya. Jaemin menunduk sopan dan tersenyum, begitu juga dengan Hyunjin yang merasa lega, akhirnya mereka tiba juga ditempat ini.

Kalau dia bisa, ingin sekali rasanya dia mencekik leher Haechan yang membuatnya terpaksa ikut serta kedalam perjalanan ini.

Haechan yang tidak diperkenalkan merasa bingung. Dia berjinjit, mengintip Tuan Choi dari balik pundak Minhyung seraya bertanya, "Kenapa aku tidak disebut-sebut?"

Saat melakukannya, Haechan tampak menggemaskan dibalik tubuh Minhyung. Raut wajahnya terlihat bingung dan terkesan lucu, membuat para warga Desa Wewangian itu tertawa kecil.

Melihatnya, raut wajah Minhyung kian dingin. Ada guratan emosi yang tertahankan dibalik wajah dinginnya tersebut.

"Ah, siapa nama Tuan?" Tuan Choi kembali bertanya. Bibirnya masih melengkungkan sebuah senyum penuh kesopanan.

Haechan kembali mendorong keras tubuh Minhyung, tersenyum lebar dan berkata senang, "Aku Lee Donghyuck."

Mereka berdiri berdampingan sekarang.

Salah seorang gadis desa berceletuk, "Apa Tuan adik dari Tuan Minhyuck?"

Segera Haechan melambaikan tangannya pertanda 'tidak'. "Aku bukan adiknya." Jawabnya jujur.

Gadis itu mendesah, merasa bersalah, "Ah. Maaf Tuan. Saya pikir anda berdua kakak beradik karena memiliki nama yang sama."

"Tidak apa-apa. Sama seperti mereka, aku juga temannya." Haechan tersenyum manis. Senyum yang mendebarkan hati wanita karena memiliki kesan tulus tersembunyi didalamnya.

"Teman?" Minhyung menoleh kearah Haechan. Raut wajahnya langsung berubah rumit.

"Ya, kau temanku." Jawab enteng Haechan.

"Tidak ada teman yang melakukan 'itu'."

"Ada."

"Siapa?"

"Kau."

Minhyung semakin bingung. "Aku?"

"Sudahlah, lupakan saja. Untuk apa membahas itu." Kata Haechan. Dia tersenyum simpul pada sang gadis yang bertanya, "Lebih baik kita masuk saja. Ya kan, Nona?"

Gadis itu mengangguk dan tersenyum, membenarkan perkataan Haechan padanya.

Para warga Desa Wewangian membuka jalan, mempersilakan mereka untuk memasuki desa.

Haechan yang masih terkagum-kagum dengan keindahan desa, tanpa sadar melangkah cepat. Dia berjalan mendahului Minhyung dan masuk kedalam barisan para gadis.

Bibirnya melengkung cerah dan raut wajah tampannya semakin bersinar oleh senyumannya yang manis.

"Lee Donghyuck." Panggil Minhyung tidak jauh darinya.

1521; HIRAETH || MARKHYUCK [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang