Bab 08 : Tema Pembicaraan

16.9K 2.2K 55
                                    

"Uhuk... Apa kalian sedang membicarakan aku?" Haechan membuyarkan sekumpulan penjaga itu.

Semua menoleh. Mereka menatap kearah Haechan dari atas sampai ke bawah.

Haechan hanya mengenakan pakaian dalam tanpa jubah luar. Pakaian yang sengaja dibuat longgar itu terlihat seperti seorang anak kecil yang dipakaikan baju orang dewasa oleh ibunya. Pakaian itu berwarna abu muda dan terlalu sederhana untuk seseorang dengan status tinggi seperti Lee Donghyuck.

Karena dia langsung pergi setelah bangun pagi, rambut panjangnya masih terjuntai dan ia terlalu malas untuk mengikatnya.

Haechan mengerjap, senyum tipis terbentuk dibibir Plumnya. Entah kenapa semua penjaga terdiam ditempat. Telinga mereka tiba-tiba saja memerah dengan mulut tergagap.

"Kenapa kalian terdiam? Apa ada yang salah denganku, hm?" Tanya lembut Haechan. Binar-binar bintang tercipta dimata cokelatnya.

Dia... Dia tampak imut!!!

Tingkahnya itu adalah trik buaian ke 72, cara menghadapi para penggosip.

Yang pertama, tunjukkan wajah polos seolah-olah kamu adalah orang paling tak berdosa. Dengan cara ini, penggosipmu akan berpikir dua kali untuk menggosipkan tentang dirirmu.

Kedua, tersenyum ramah dan buktikan kamu tak bersalah. Tinggalkan bayangan bekas senyummu kepada para penggosipmu. Dengan begitu, mereka akan terus mengingat senyum tak bersalahmu dan ragu untuk menceritakan dirimu lagi disuatu hari nanti.

Salah seorang penjaga terbatuk, dia berbisik, "Uhuk. Sudah lama tidak melihat Pangeran Donghyuck. Dia tampak beda."

Yang lain mengangguk setuju. "Sekilas kupikir dia seorang wanita. Tidak biasanya rambutnya dilepas."

Haechan membatin kesal, 'Bisa-bisanya mereka berbisik dihadapan orangnya langsung. Apa mereka pikir aku tuli?! Apa yang salah dengan rambut yang terjuntai. Ini rambutku, kenapa kalian yang sibuk?!. Sial! Semua bagian tubuh pemilik tubuh ini benar-benar tidak bisa lepas dari menjadi bahan gosip.'

"Hah... Lupakan saja tentang mereka. Aku belum makan pagi dan harus kembali untuk mandi. Paman Lee mungkin sudah menungguku." Monolognya.

Haechan melangkah pergi, meninggalkan sekumpulan para penjaga itu.

"Paman, aku kembali." Ucap Haechan setibanya dirumah.

Paman Lee menyambutnya dari dalam dan bernapas lega. Dia membawa sebuah nampan berisi sisa daging ayam bakar tadi malam dan semangkuk nasi. Raut wajah Paman Lee tiba-tiba saja terpilin.

Haechan mengerti dan segera menjawab, "Aku tadi bertemu dengan Lee Yeri, Paman. Tidak perlu khawatir, aku sudah membereskannya."

Paman Lee menghela napas dan tersenyum lembut.

Satu haripun berlalu begitu cepat.

Tiba waktunya hari Perjamuan. Seluruh Aula Istana tampak tengah dihiasi oleh para pelayan Kerajaan. Mereka semua terlihat tampak sibuk dan seperti tak bisa berhenti bergerak.

Dengan tangan dibelakang, seorang pria paruh baya berwajah rupawan tanpa sedikitpun kerutan diwajahnya, mengamati setiap pekerja yang sedang bekerja. Pria itu mengenakan pakaian berwarna emas dengan motif naga, tampak sangat mewah dan berkharisma.

"Yang Mulia, ada pesan untuk anda." Ucap seorang penjaga yang langsung berlutut dihadapan pria paruh baya itu. Pria itu menunduk hormat dengan tangan yang direntangkan, ada sebuah gulungan kertas berwarna emas diatas telapak tangannya.

Itu adalah surat.

Yang Mulia Raja mengambil gulungan tersebut dan langsung membukanya.

Matanya bergerak-gerak saat melihat satu-persatu kata-kata dalam kalimat surat itu. Dia mendesah, "Baiklah. Kau boleh pergi." Perintahnya pada penjaga yang masih berlutut itu.

1521; HIRAETH || MARKHYUCK [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang