Bab 02 : Masuk Dimensi

23.4K 2.6K 103
                                    

Wanita bermata almond itu terlihat semakin jengkel, "Jangan bercanda Huang Renjun. Kami semua tahu jika dia sudah berada di Kampus ini."

"Lalu... dimana dia?" Tanya Renjun.

Wanita lain maju dan mendengus, "Huh, kau bahkan berpura-pura tidak tahu. Katakan saja dimana Haechan."

Renjun menjawab, "Dia sudah terbang."

Sekumpulan wanita yang terdiri dari 11 orang itu mulai menyudutkan Renjun disudut ruang kelas.

Renjun terpojok. Ia menelan kasar salivanya dan berusaha bersikap tenang.

Wanita bermata almond tadi kembali bertanya, dia menekankan setiap kata dalam ucapannya. "Sekali lagi aku tanya, dimana Lee Haechan?"

"Aku tidak tahu."

"Kau berbohong!!"

"Memang."

"Kau—!"

Sudut bibir Renjun tertarik. Dia mencibir, "Nari oh Nari... Kalau aku berbohong, lalu apa?"

Urat wajah Nari menonjol. Ia menarik keras kerah baju Renjun. Emosinya kian memuncak, "Kalian berdua sama saja! Sama-sama seorang pembohong!!"

"Heh, kau sudah tahu jika Haechan seorang pembohong. Kau bahkan sudah pernah tidur dengannya. Lalu, apa lagi yang kau inginkan darinya?"

Semua orang yang berada di ruangan itu berbisik-bisik. Mereka tampak tengah menikmati pertunjukan sembari bergosip tentang Haechan dan para wanitanya.

Sekumpulan wanita itu terlihat gugup. Mereka melirik satu sama lain.

Ya, itu karena mereka sudah pernah tidur dengan pria bernama Lee Haechan.

Tidur bersama adalah keahlian Haechan yang biasa ia tunjukkan pada kaum wanita.

Hening sesaat, salah seorang wanita maju dan berdiri di samping Nari. Dia mendengus, "Huh, apa kami terlihat seperti wanita rendahan?"

"Iya." Spontan Renjun menjawab. Dia melanjutkan, "Buktinya kalian telah terperdaya olehnya. Dilihat-lihat juga kalian amat sangat menikmatinya. Bahkan aku berpikir jika alasan kalian datang kemari sebenarnya  adalah untuk membuat Haechan memilih salah satu diantara kalian."

Wanita lain menjawab ketus, "Punya kualifikasi apa dia? Dia bahkan tidak memiliki uang untuk membayar makanan yang ia makan."

Sekumpulan wanita itu mengangguk setuju.

"Pfffttt"

"Hahahahahahaha" Renjun tertawa terbahak-bahak. "Lalu... Lalu kenapa kalian mau dengannya? Sebenarnya, kualifikasi dia yang rendah dalam mencari pasangan atau kualifikasi kalian yang rendah dalam memilih pasangan?"

Nari semakin kesal. Dia hendak mengangkat tangan untuk menampar wajah Renjun sebelum Renjun menatap tajam kearahnya.

Tangannya mengapung diudara.

"Apa? Kau ingin menamparku Oh Na-Ri? Tampar saja. Tapi ingat, ayahku sama seperti Yakuza."

Tangan Nari yang masih berada diudara mengepal erat. Dia mendorong Renjun dan berbalik pergi.

"Kita cari Lee Haechan ditempat lain. Dia pasti masih berada di lingkungan Kampus ini." Perintah Nari yang dibalas anggukan oleh rekan-rekannya.

Setelah pandangan yang tidak sedap itu berakhir, tubuh Renjun merosot jatuh kelantai. Dia keringat dingin dan bergumam, "Haechan, mulai sekarang kau harus mengurus urusanmu sendiri. Ayahku sudah mengusirku dan ibuku hanya memberiku kesempatan terakhir untuk belajar dengan baik di semester empat ini. Jadi Lee Haechan, kuharap kau jangan mengusikku lagi!"

1521; HIRAETH || MARKHYUCK [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang