Pada pagi harinya, saat matahari telah menampakkan diri, Minhyung yang duduk di kursi kayu dengan mata yang memandang intens kearah Haechan, bangkit dari posisinya untuk memperbaiki selimut Haechan.
Sepanjang malam tidak tidur membuat kantung matanya menghitam. Namun wajahnya yang tampan tetap saja masih tampan tidak peduli ada atau tidak adanya kantung mata tersebut.
Menatap wajah Haechan yang tenang, Minhyung berencana untuk mandi dan mempersiapkan diri terlebih dahulu sebelum mempersiapkan diri Haechan.
Tidak perlu berlama-lama baginya untuk mempersiapkan diri.
Setelahnya, dia menunggu Haechan bangun dan membantu pria itu seperti yang dilakukannya terakhir kali.
Saat waktunya makan pagi, Minhyung menyandarkan tubuh Haechan dilengannya dan dia masih menggunakan trik yang sama dengan cara memperdayai Haechan. Mengatakan padanya jika bubur itu manis yang padahal pahit.
Tapi pagi ini, Haechan justru muntah.
"Hooekk..."
Dia muntah dipakaian Minhyung. Membuat pakaian berkelas tinggi dengan pola naga itu kotor oleh cairan sisa makanan yang keluar dari mulut Haechan.
Raut wajah Minhyung sama sekali tidak marah. Dia justru kembali meletakkan mangkuk bubur diatas meja dan mengambil sapu tangan dari kelepak pakaiannya untuk menyeka mulut Haechan yang ternoda.
"Lagi?" Tanyanya. Apakah ingin muntah lagi atau tidak?
Kerap kali, orang yang sakit tidak sadar akan orang yang memperlakukannya dan yang dia perlakukan saat sakit. Haechan menjawab, "Uhm.. tidak." Kemudian meminta maaf dengan sungguh-sungguh, "Maaf."
"Tidak perlu meminta maaf. Itu salahku karena tidak menyediakan tempatnya."
Minhyung menyandarkan Haechan ke kepala tempat tidur, lalu pergi untuk kembali membersihkan diri.
Setelah selesai, dia kembali mengurus Haechan. Memberikannya obat dan salep mata, dimana lebam pada area mata Haechan telah memudar. Meniup atau mengusap lebam tersebut dengan penuh kelembutan. Dan merawat Haechan sampai ia kembali tertidur.
Hanya tidur yang bisa dilakukan Haechan saat ini.
Saat keluar dari ruang kamarnya, seorang pengawal sudah menunggunya sejak tadi. Pengawal itu langsung berkata setelah Minhyung muncul dihadapannya, "Pangeran Putra Mahkota, Yang Mulia Raja memanggil anda."
Minhyung terdiam sesaat. Memikirkan sesuatu dan pada akhirnya menjawab, "Baik."
Dia memberi perintah, "Awasi dia selama aku pergi. Lihat bagaimana aku akan memperhitungkanmu jika sesuatu terjadi padanya."
Pengawal itu menelan kasar ludahnya. Dia membungkuk, membiarkan Minhyung berlalu dari hadapannya.
---
KAMU SEDANG MEMBACA
1521; HIRAETH || MARKHYUCK [ END ]
FanfictionTINGGALKAN JEJAK WALAUPUN KAMU PEMBACA BARU ‼️ [ End ] || Historical Fiction •Hiraeth - Memiliki arti dari Kerinduan, Keinginan yang Tulus dan Rasa Penyesalan. Summary : 1521; HIRAETH merupakan kisah cinta antara dua sejoli yang sebenarnya berakhir...