Bab 57 : Lee Haechan Dan Pemikirannya

16.9K 1.9K 96
                                    

Haechan yang biasanya tidak tahu malu, kini mengerti dari kata malu yang sesungguhnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haechan yang biasanya tidak tahu malu, kini mengerti dari kata malu yang sesungguhnya.

Dia memerah malu saat mengingat Minhyung yang membantunya membersihkan diri saat sedang sakit. Minhyung yang memberikannya makan namun dibalas oleh tamparan keras dari telapak tangannya. Minhyung yang memeluknya tidur, dan membiarkan lehernya dilahap olehnya.

Minhyung yang membiarkan lengannya mati rasa hanya untuk menjadi sandaran empuk dirinya.

Semakin dipikirkan, semakin merah wajah Haechan. Dia kembali meneguk anggur, berharap untuk mabuk, namun sayangnya dirinya terlalu kuat terhadap anggur.

Dilubuk hati terdalam Haechan, seluruh perhatian Minhyung membuatnya menjadi serakah.

Dia belum pernah diperhatikan sedemikian rupa sejak kedua orang tuanya meninggal. Setelah bertahun-tahun lamanya, dia kembali merasakan kehangatan dari perhatian seseorang.

Haechan bangkit berdiri. Dia menghantuk-hantukkan dahinya kedinding sembari mengertakkan gigi geram.

"Sadarlah Haechan, sadarlah!" Haechan frustrasi.

Dipikir-pikir, sejak kedatangannya kedunia asing ini, belum pernah sekalipun dirinya mendapat tindak kekerasan atau sesuatu yang mengancam nyawa dari Minhyung.

Hanya sekadar dengusan kesal yang tak berarti.

Haechan menutup wajahnya dengan tangan. Dia berusaha untuk menutupi wajahnya yang kian memerah seperti tomat.

"Apa yang kupikirkan! Kenapa aku berpikiran mesum tentangnya?!" Kesal Haechan saat pikirannya tiba-tiba saja menampilkan adegan dirinya dan Minhyung sedang tidur bersama.

Tidur bersama.

Tidur bersama..

Tidur bersama...

Tidur bersama....

Haechan menghalau sesuatu dihadapannya yang sebenarnya tidak ada. Dia berteriak, "Menjauhlah dari pikiranku! Aku tidak akan tidur dengannya! Jangan berpikir aku akan melakukannya! Aku tidak akan melakukannya!" Tekannya.

Dia mengumpat entah pada siapa, "Tubuh ini benar-benar tubuh sampah. Mudah terserang penyakit. Tidak heran jika menjadi sasaran pembunuhan. Dasar sampah! Tidak berguna!"

Lalu berkata lagi, "Lagipula, Minhyung hanya akan melakukan hal-hal seperti itu saat aku tidak sadar. Setelah dia tahu aku sadar, semua akan berakhir. Berlalu. Dan kembali seperti saat pertama kali."

Menjadi sebatas Haechan dan Minhyung.

Ada kesedihan diakhir perkataannya. Tidak tahu, apa yang sebenarnya membuat dirinya sedih.

Haechan mendongak keatas, memejamkan matanya perlahan seolah-olah dirinya sedang kelelahan.

"Sejak kapan aku menyukainya?" Gumam Haechan.

1521; HIRAETH || MARKHYUCK [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang