Bab 56 : Terbangun

16.9K 2K 124
                                    

Empat hari telah berlalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Empat hari telah berlalu. Si tabib akhirnya datang dengan membawa daun teh hijau yang telah dikeringkan selama dua hari lamanya.

Dia menyeduh teh tersebut. Lalu menyodorkannya kemulut Haechan untuk dia minum.

Haechan bersandar pada lengan Minhyung. Matanya masih terpejam, bahkan saat cangkir berisikan teh itu telah menyentuh bibirnya.

Haechan meneguknya perlahan. Jakunnya turun naik saat air teh larut dari tenggorokannya.

Dia menghabiskan seluruh isi cangkir.

"Uhukk... Uhukk..." Haechan terbatuk kala tehnya telah habis. Dia melenguh, memalingkan wajah kearah dada Minhyung, lalu membalikkan tubuhnya.

Entah kenapa tiba-tiba saja dirinya berbaring diatas tubuh Minhyung yang sebelumnya sedang menumpunya untuk duduk.

Haechan memeluk Minhyung. Tubuhnya berada diantara kaki Minhyung, membenamkan wajah diantara dada dan perut Minhyung seolah-olah itu adalah posisi ternyaman untuk tidur.

Karena efek samping air teh itu, Haechan menjadi mengantuk dan dengan mudah jatuh tertidur.

Untuk sesaat, Minhyung tersentak kaget saat tiba-tiba saja sepasang lengan melingkar diperutnya. Dia tersenyum tipis, ada banyak kelembutan dibalik mata hitamnya.

Minhyung memperbaiki posisi tidur Haechan. Dia menarik ikat pinggang besinya yang mungkin akan menyakiti Haechan, lalu menyandarkan punggungnya ke kepala tempat tidur agar posisi kepala Haechan tidak terlalu terangkat keatas yang akan membuat pinggangnya sakit nanti.

Jika dilihat dari sisi Minhyung, posisinya saat ini justru menyakiti dirinya sendiri karena harus membengkokkan posisi punggungnya tanpa meluruskan seluruh tubuh. Sedangkan posisi Haechan, tertidur dengan damai.

Seperti yang pernah ia katakan, 'Jika melihatmu sakit membuatku sakit, lebih baik aku saja yang sakit.'

Dan benar saja. Saat ini, Minhyung membiarkan tubuhnya sakit demi kebaikan Haechan.

Si tabib menggeleng-gelengkan kepala saat melihatnya. Dia menghela napas, "Racun dalam tubuh Pangeran Donghyuck akan menghilang oleh air teh hijau ini. Dia akan baik-baik saja setelah meminumnya. Tidur adalah salah satu dari efek samping. Dia akan terbangun setelahnya." Terang si tabib.

Minhyung mengangguk mengerti.

"Kau boleh pergi." Perintahnya tanpa memalingkan wajah dari Haechan.

Si tabib menundukkan kepala, lalu melangkah pergi meninggalkan Minhyung bersama Haechan.

Minhyung memejamkan mata. Tangannya melingkar dipundak Haechan.

Pada sore harinya, Haechan perlahan-lahan membuka mata. Remang-remang cahaya, masuk kedalam pandangannya.

Hal pertama yang dilihatnya adalah atap istana Minhyung. Tubuhnya merasakan pegal-pegal seolah-olah dia baru terbangun setelah tidur panjang.

Haechan terduduk dipinggir tempat tidur. Selama beberapa hari ini, dia selalu mengenakan pakaian Minhyung yang terbuat dari bahan lembut berkualitas tinggi.

1521; HIRAETH || MARKHYUCK [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang