Dia memejamkan mata, bergumam, "Aku mengantuk. Aku ingin tidur. Aku..." Ucapannya terhenti saat Haechan sudah jatuh kedalam mimpi.
Haechan tertidur dipunggung telanjang Minhyung. Sisi pipinya bersandar pada bahu Minhyung dengan wajah yang mengarah pada lekuk leher Pangeran tersebut.
Dirinya terlihat sangat lelah.
Minhyung menghela napas. Berjalan dengan sedikit ketidaksadaran karena efek anggur yang belum benar-benar menghilang dari dirinya.
Dia mengandalkan pandangan buram yang mengarah pada pohon-pohon yang sebelumnya mereka lewati.
Itu adalah cara Minhyung untuk mengingat jalan. Untung saja pikiran dan ingatannya sangat kuat sehingga ia bisa mengandalkan kemampuan itu untuk situasi buruk seperti ini.
Angin dingin menerpa tubuh bagian depannya yang tak berbusana. Namun ia terus melanjutkan perjalanan dengan masih menggendong Haechan yang sedang tidur.
Saat terlihat sebuah rumah dengan cahaya lampu merah dihalaman depannya, Minhyung langsung tahu jika mereka sudah tiba dirumah sementara didesa ini.
Para pengawalnya berjaga dari jarak jauh. Banyak hal yang harus mereka lakukan untuk dilaporkan pada Minhyung.
Minhyung membawa Haechan masuk kedalam rumah. Dia membaringkan Haechan yang masih tertidur secara hati-hati keatas tempat tidur.
Saat ini, Haechan terbaring dengan nyaman dan terlihat sangat menggoda.
Pakaian atasnya tersingkap kecil, menampilkan bagian dadanya yang terbuka. Ditambah lagi kakinya yang mulus dan jenjang bergerak gelisah seperti sedang memancing hasrat seseorang.
Minhyung menelan kasar ludahnya saat melihat penampilan Haechan saat ini.
Matanya berkedip lembut. Dia mendekati Haechan. Duduk ditepi ranjang dan memajukan wajahnya pada kulit dada Haechan yang terekspos seolah-olah meminta untuk menyentuhnya.
Belum sempat kecupannya menempel di kulit Haechan, Minhyung terbelalak dan segera menjauh.
"Apa yang kulakukan!" Sadarnya kemudian. Marah pada dirinya sendiri.
Buru-buru Minhyung kembali bangkit, membersihkan diri terlebih dahulu sebelum mempersiapkan diri Haechan yang masih tertidur.
Setelah mempersiapkan diri, Minhyung kembali kesisi Haechan dengan membawa air hangat dan kain bersih.
Dia membuka pakaian Haechan secara perlahan-lahan, mengusap tubuhnya dengan kain yang direndam dengan air hangat dan diperas lalu menggosoknya dengan lembut.
"Hhmnnnn." Haechan melenguh, membalikkan tubuhnya memunggungi Minhyung.
Dia benar-benar sudah sangat mengantuk sekarang. Apalagi jam sudah menunjukkan pukul empat pagi.
Minhyung menghela napas lembut. Kesadarannya telah kembali walaupun belum sepenuhnya. Masih agak kacau namun tetap memperlakukan Haechan dengan baik.
Setelah merawat diri sang kekasih, dia juga memasangkan kembali tubuh Haechan dengan pakaian yang lebih bersih. Perlakuannya penuh hati-hati dan pertimbangan, takut mengganggu tidur si manisnya.
"Panas sekali." Gumam Minhyung heran setelah memeriksa suhu tubuh Haechan. Dia sangat khawatir dengan suhu panas yang menimpa Haechan saat ini.
Diambilnya kain bersih lain, direndamnya lalu diperas dan ditempelkan pada kening Haechan. Setelahnya Minhyung menarik selimut, menyelimuti tubuh lelah yang sedang terbaring itu.
"Mimpi yang indah dan bangunlah." Bisiknya lembut sembari mengusap pipi bulat Haechan.
Cup!
Minhyung mengecup singkat pipi bulat tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
1521; HIRAETH || MARKHYUCK [ END ]
FanficTINGGALKAN JEJAK WALAUPUN KAMU PEMBACA BARU ‼️ [ End ] || Historical Fiction •Hiraeth - Memiliki arti dari Kerinduan, Keinginan yang Tulus dan Rasa Penyesalan. Summary : 1521; HIRAETH merupakan kisah cinta antara dua sejoli yang sebenarnya berakhir...