Kata-kata itu terus saja diucapkan oleh Minhyung tiap kali si tabib mencoba mengulurkan tangannya kearah Haechan.
Merasa jengkel, tabib istana mendesah putus asa, "Pangeran, jika saya tidak bisa menyentuhnya, bagaimana saya bisa mengidentifikasi sakitnya."
Minhyung membalas serius, "Apa kau tidak bisa memeriksa tanpa harus menyentuh?"
Tabib istana menghela napas. "Saat Pangeran masih kecil dahulu, saya yang mengobati setiap sakit yang Pangeran derita. Saat Pangeran mengalami penyakit kulit, saya juga yang mengobati anda sampai saya ketularan juga." Ungkap tabib istana menjeda ucapannya. Dia melanjutkan dengan satu tarikan napas, "Bukankah Pangeran yang lebih tahu syarat utama untuk mengidentifikasi penyakit?"
Minhyung terdiam.
Tabib istana kembali berkata, "Pangeran. Saya hanya menyentuh sebentar Pangeran Donghyuck anda."
Saat mereka berdebat, Haechan bergerak-gerak tidak nyaman.
Minhyung menatapnya. Dia tampak khawatir dan berkata, "Baiklah. Cepat dan periksalah dia."
Tabib istana membatin, 'Pangeran Minhyung masih sama seperti dulu. Orang-orang yang mengatakannya kejam adalah orang yang tidak mengerti dirinya yang sesungguhnya.'
Setelahnya, tabib istana mulai memeriksa. Dia mengecek denyut nadi pada pergelangan tangan Haechan, kemudian lehernya dan beberapa titik pusat pada tubuh Haechan yang kemungkinan mengalami sakit.
"Tidak ada masalah serius." Katanya. "Pangeran Donghyuck hanya mengalami demam tinggi akibat keterkejutan yang hebat."
"Keterkejutan?"
Tabib istana mengangguk. Dia membereskan peralatan medisnya, kemudian bangkit dari posisi duduknya.
Raut wajah Minhyung menjadi rumit. Dia tampak tengah memikirkan sesuatu hal.
Tabib istana memberikan Minhyung sebuah kantung obat, "Pangeran, ini pil untuk menurunkan demam Pangeran Donghyuck. Beri dia pil ini setiap empat jam sekali."
"Hm." Minhyung menerima kantung obat tersebut.
Tabib istana menunduk hormat, lalu izin pergi meninggalkan Minhyung dan Haechan.
---
Pada saat tengah malam, Jeno berendam dikolam pemandian. Separuh tubuh telanjangnya telah terendam oleh air. Ada kabut dimana-mana, membuat dirinya tampak bersembunyi ditengah-tengah kabut dari kolam pemandian air hangat tersebut.
Jeno tidak mengenakan satupun aksesoris pada tubuhnya. Hanya ada satu yang paling menonjol darinya, yaitu potongan kain menyerupai gelang yang diikatkan oleh Haechan pada pergelangan tangannya.
Saat itu, Haechan merasa aneh dengan ekspresi Jeno yang ditunjukkannya kepadanya. Itu sedikit imut dan mencolek hati Haechan untuk segera menyingkirkannya.
Oleh sebab itu, tidak banyak yang dipikirkan oleh Haechan dan buru-buru dia menyobek pakaiannya sendiri untuk diikatkan kepada Jeno.
Sejak Haechan mengikatnya, Jeno tidak pernah sekalipun berinisiatif untuk membukanya.
Tiba-tiba saja Jeno bergeming. Dia tampak memikirkan sesuatu yang rumit.
Dilain sisi, suhu panas badan Haechan mulai berkurang. Demam tingginya perlahan turun. Dia juga sudah merasa baikan.
Lagipula, dia masih seorang pria. Demam tinggi tidak membuatnya lemah.
Haechan perlahan mengerjap. Bayang-bayang sesuatu seperti wajah pria, muncul dihadapannya. Dia membuka mata, dan terkejut saat melihat wajah Minhyung sangat dekat dengan wajahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
1521; HIRAETH || MARKHYUCK [ END ]
FanfictionTINGGALKAN JEJAK WALAUPUN KAMU PEMBACA BARU ‼️ [ End ] || Historical Fiction •Hiraeth - Memiliki arti dari Kerinduan, Keinginan yang Tulus dan Rasa Penyesalan. Summary : 1521; HIRAETH merupakan kisah cinta antara dua sejoli yang sebenarnya berakhir...