Bab 130 : Garis Takdir

4K 674 49
                                    

GROOOARRRR

Kedua beruang itu mengamuk. Hyunjin memanah tepat dipunggung siberuang sasarannya. Bidikannya melesat. Kedua beruang itu justru sadar akan keberadaan mereka bertiga.

"Sial." Umpat Hyunjin.

GROAARR

BRUK!

Satu beruang tumbang kala Minhyung membidik berkali-kali tepat dilehernya yang terbuka. Beruang satunya lagi sudah lebih dulu mendekat dengan keberadaan Hyunjin dan Donghyuck.

Beruang berukuran cukup besar itu berlari kencang mengabaikan temannya yang sudah mati tumbang dengan anak panah yang menancap ditubuhnya.

Beruang itu menggeram, melayangkan cakarnya secara membabi buta untuk menerkam mangsa. Hyunjin dan Donghyuck menjadi targetnya. Hyunjin yang terus saja melayangkan panah dan Donghyuck yang beraromakan manis rasbery membuat beruang tersebut terpancing.

Donghyuck shock. Busur ditangannya terjatuh. Beruang itu kian mendekat dengannya. Tubuhnya entah mengapa sulit untuk digerakkan dan terdiam mematung.

Bruk!

Minhyung mendorong keras Hyunjin hingga tersungkur. Tubuhnya memutar dengan sebuah belati yang terayun keras. Dia menarik Donghyuck kedekatnya dengan sebelah telapak tangan lalu menutupi kedua kelopak mata Donghyuck saat dimana tangan Minhyung yang memegang belati menancapkan dengan tajam belati tersebut didada siberuang.

Sreeeett!

Belati tajam yang menancap itu ia tarik turun hingga menebus organ dalam siberuang dan darah menyembur cepat dari sobekan lebar belati milik Minhyung.

Beruang itu mati mengenaskan diatas tanah. Tubuhnya ambruk. Sebelah tangan Minhyung kotor oleh darah beruang yang ia bunuh.

Manisan rasbery yang Donghyuck bawa sebelumnya bahkan juga terjatuh tepat disamping kepala beruang yang tergeletak tidak berdaya dihadapannya saat ini.

"Kau tidak apa-apa?" Tanya Minhyung khawatir, mengangkat kecil dagu Donghyuck dan ia tolehkan kekiri dan kekanan untuk memeriksanya.

Tetesan darah beruang masih mengalir dari ujung bilah belati yang ia pegang. Tapi sebelah tangannya yang masih bersih dengan setia mengkhawatirkan kondisi Donghyuck.

Dia menutup mata Donghyuck sebelumnya bukan tanpa alasan, tapi agar Donghyuck tidak melihat bagaimana dirinya membunuh beruang dengan belati tajam yang dia pegang.

Minhyung tak ingin pikiran Donghyuck diisi dengan hal-hal yang buruk yang dia lihat.

Donghyuck masih shock. Tubuhnya masih mematung, mengabaikan Minhyung yang mengkhawatirkan dirinya.

Memang seharusnya dia tak ikut dalam perburuan ini.

Malah membawa petaka.

Bodoh! Dirinya bahkan tidak tahu kalau manisan yang dia bawa memancing dua ekor beruang untuk memangsa mereka.

Donghyuck bersalah akan hal ini.

"Hyung!" Hyunjin memekik keras, menatap keduanya. Dia mengoceh, "Min Hyung mendorongku sangat keras tapi menariknya dengan sangat lembut. Sepertinya bukan hanya Ibu kita saja yang berbeda, tapi Ayah kita juga!"

"Ini karenamu." Minhyung memarahi. Dia menatap dingin Hyunjin, berkata, "Apa yang kau pelajari selama ini? Bagaimana bisa kau bahkan tak bisa membidik tapi ahli dalam mengoceh."

Kakaknya semakin banyak bicara sekarang. Tapi kenapa telinga Hyunjin terasa panas.

Hyunjin mendengus. Dia bangkit berdiri, dengan berani menunjuk wajah sang kakak. "Hyung juga curang! Hyung menyembunyikan belati ini dibalik jubah padahal dilarang membawa perlengkapan lain selain alat memanah."

1521; HIRAETH || MARKHYUCK [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang