Bab 49 : Air Dan Api

17.6K 2K 139
                                    

Saat hendak mengaitkan atasan pakaian dari sisi kiri ke kanan, wajah Haechan mengarah pada ceruk leher Minhyung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat hendak mengaitkan atasan pakaian dari sisi kiri ke kanan, wajah Haechan mengarah pada ceruk leher Minhyung.

Aroma musknya yang menyegarkan, membuat Haechan mengendusnya dalam-dalam sembari menggosokkan wajahnya pada leher Minhyung.

Terasa sangat nyaman.

Entah sejak kapan dirinya mulai menyukai aroma musk milik Minhyung ini.

Minhyung menelan ludah saat Haechan menggigit-gigit kulit lehernya. Entah apa yang ada dipikiran Haechan saat ini. Dia tampak seperti anak anjing yang sedang berusaha menggigit-gigiti tulang untuk menghancurkan tulang tersebut.

Segera Minhyung membaringkannya. Mengatur posisi bantal dan langsung menyelimuti tubuh Haechan.

Setelah menyelesaikan semuanya, Minhyung berdiri disamping tempat tidur. Dia membereskan peralatannya dan memberikan kembali peralatan tersebut kepada pelayannya yang dengan setia berdiri diluar kamar.

Mereka berpikir, lebih baik berdiri menunggu sampai kaki mereka mati rasa dan patah daripada harus mati mengenaskan karena menguji kesabaran Minhyung yang satu detik keterlambatan setara dengan satu nyawa.

Minhyung berkata dingin, "Bawakan aku semangkuk bubur hangat. Dan pastikan bubur itu dengan baik."

Dia menambahkan dengan sorot mata tajam, membuat para pelayan yang berbaris didepannya bergidik ngeri dan semakin menundukkan kepala mereka. "Kalian tahukan apa yang terjadi jika kalian salah membawakannya?"

"Ya, Pangeran." Mereka menjawab takut.

Tentu saja mereka tahu betul tentang sosok Minhyung yang tidak pernah ia tunjukkan kesembarang orang. Sosok yang disebut-sebut mirip dengan mendiang Jenderal besar Lee Dongyul, ayah dari Lee Donghyuck.

Bahkan lebih parah dari Lee Dongyul itu sendiri!

Tidak peduli jenis kelamin, usia, jabatan, ataupun berat tubuh, satu tamparan keras tetap akan mendarat diwajah orang yang membuatnya marah.

Namun, tamparan tersebut termasuk hukuman kecil. Yang terkecil dan paling terkecil dari kehilangan sebuah nyawa.

Posisi Minhyung yang merupakan Pangeran Putra Mahkota, penerus Yang Mulia Raja justru menjadi orang yang wajib dihindari daripada Yang Mulia Raja Lee Hyun sendiri.

Minhyung memerintah lagi, "Jaga dia sebentar. Pastikan bubur itu telah siap setelah aku selesai mandi!"

"Baik, Pangeran." Jawab serempak para pelayan dan pengawal yang menjaga diluar pintu tersebut.

Minhyung pergi, meninggalkan Haechan yang masih terbaring diatas tempat tidur empuknya.

Waktu terus berlalu begitu saja. Minhyung telah selesai bersiap-siap. Dengan rambut panjang yang diikat kuda menggunakan pita merah yang memiliki motif samar-samar bunga mawar, dan poni yang menjuntai disisi wajahnya, Minhyung tampak sangat tampan dan memiliki kesan yang berbeda dari Pangeran-pangeran kebanyakan.

1521; HIRAETH || MARKHYUCK [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang