Bab 61 : Tidur Dipangkuannya

18.2K 1.9K 87
                                    

Mereka duduk diruang tengah. Hanya mereka berdua saja yang berada diruangan tersebut. Yang lainnya sedang berdiri menunggu diluar.

Sampai, seorang pengawal tiba-tiba saja menghampiri mereka. Pengawal tersebut menundukkan kepalanya dan berucap pelan, "Pangeran, ad-"

Minhyung langsung menatapnya tajam. Membuat pengawal itu bergidik ngeri dan berhenti melanjutkan perkataannya.

Dia mengisyaratkan sesuatu yang langsung secara alami dimengerti oleh pengawalnya.

Minhyung memberi isyarat lewat mata tajamnya, "Diam atau kau mati!"

Pengawal itu menelan kasar salivanya. Dia menundukkan kepala hormat dan langsung undur diri.

Perlahan, Haechan sedikit gusar. Dan Minhyung langsung memeluk pinggangnya dan mengusap-usap lembut punggung Haechan.

Dalam keheningan, dirinya bersenandung. Suaranya halus dan lembut memenuhi ruang tengah Istana Putra Mahkota.

Sekali lagi, untuk pertama kali dalam 24 tahun hidupnya, Minhyung menyanyikan sebuah lagu. Dan itu hanya untuk ditunjukkan kepada Donghyuck-Nya.

Dia mengalunkan lagu sembari menepuk-nepuk punggung Haechan.

Dalam tidur sambungnya, Haechan semakin terlena.

Orang-orang yang berada diluar istana Minhyung, seketika merasa terpukau saat mendengar alunan lembut dari suara Minhyung didalam istananya.

Benar-benar bertolakbelakang dengan jati diri Minhyung yang biasanya.

Lamanya waktu berjalan, Haechan akhirnya membuka mata setelah perutnya berbunyi berkali-kali.

"... Sudah bangun?" Terdengar suara lembut berbisik ditelinganya.

Segera Haechan tersadar. Dia mengangkat kepalanya dari bahu Minhyung, dan langsung menatap wajah pria didepannya itu.

Wajahnya dengan wajah Minhyung berjarak sangat dekat. Dia mengerjap berkali-kali seraya bertanya linglung, "Jam berapa sekarang?"

"Setengah sepuluh." Jawab Minhyung dengan tangan yang sedang menyangga punggung Haechan.

Atensi Haechan jatuh pada leher Minhyung yang basah dan penuh luka-luka baru diluka-luka lamanya yang belum menghilang.

Sudah satu jam lebih dirinya melakukan ini semua?!

Mungkin, penyebab cacat fisik Minhyung adalah Haechan yang suka menggigit-gigiti kulit putihnya dan meninggalkan banyak bekas luka-luka dari gigi-giginya yang menancap keras.

Haechan menelan kasar salivanya. Dia turun dari pangkuan Minhyung dan memprotes, "Kenapa tidak membangunkanku?"

"Kau tidur."

"Lalu?"

"Aku tidak tega." Jawab Minhyung menatap lembut Haechan.

'Jantung sialan!' Umpat Haechan saat jantungnya kembali berdebar-debar saat menatap Minhyung.

Buru-buru dia mengalihkan pembicaraannya. "Dimana makanannya?" Tanya Haechan melihat sekeliling ruang tengah Istana Minhyung.

"Pelayan!" Seru Minhyung meninggikan suaranya. Membuat Haechan ter'hah-hah' saat mendapati sikap Minhyung yang berubah-ubah drastis.

Saat menatapnya lembut, dan raut wajah Minhyung langsung dingin saat menatap orang lain.

Segera para pelayan Minhyung berhamburan menghampirinya sembari membawa banyak hidangan makanan dan meletakkannya diatas meja yang berukuran cukup lebar itu.

"Ah! Stroberi!" Teriak Haechan senang saat melihat kearah buah-buahan yang tersusun dalam sebuah keranjang buah yang dibawa oleh salah seorang pelayan.

"Kau ingin?" Minhyung menoleh kearahnya.

1521; HIRAETH || MARKHYUCK [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang