Haechan menelan kasar salivanya, meletakkan kembali sumpit dan buru-buru bangkit. "Salam, Yang Mulia." Tunduknya hormat.
Raut wajah Yang Mulia Ratu masih sama seperti sebelumnya. Cuek dan tidak peduli. Dia bertanya ketus, "Apa yang kau lakukan?"
"Makan."
Yang Mulia Ratu memperhatikan seluruh isi meja makan Haechan. Ada ikan bakar berwarna kecoklatan dengan sayur-sayur ditepinya. Ada juga mangkuk yang berisikan sayur-mayur yang dipotong-potong dengan kuahnya yang berwarna bening dan masih hangat. Sup yang berisikan kentang, wortel, daun kol tanpa daging serta menu makanan simple sebagai pendamping yang memang sengaja dibuat Haechan.
Yang Mulia Ratu mengernyit, "Siapa yang memasak makanan ini?"
Tidak mungkin ada pelayan yang mau memasak untuk Donghyuck. Karena itu, Yang Mulia Ratu bertanya pada Haechan.
Haechan menjawab jujur, "Donghyuck sendiri, Yang Mulia."
Dia membatin, 'Kenapa Yang Mulia Ratu melihatku seperti itu? Aku hanya makan, makan! Kenapa terlihat seperti aku sedang mencuri!'
"Kau?"
Haechan mengangguk, mengiyakan.
Yang Mulia Ratu mendengus, "Jelas ini racun." Katanya yang membuat bola mata Haechan melebar seketika.
Haechan kembali duduk dengan kasar. Dia melanjutkan makan seraya berkata kesal, "Terserah apa kata Yang Mulia. Saat ini, Donghyuck sudah sangat lapar."
'Benar-benar mirip seperti putranya!' Gumam Haechan yang kemungkinan tidak terdengar oleh Yang Mulia Ratu.
Yang Mulia Ratu membuang muka. Dia mengabaikan Haechan yang tengah asyik mengambil sepotong demi sepotong daging ikan bakar dan sayur potong, kemudian memasukannya kedalam mulut dengan khidmat.
Sejenak, Haechan berkata, "Yang Mulia, anda ingin mencoba?"
Bagaimanapun, wanita dihadapannya ini adalah seorang Yang Mulia Ratu. Setidaknya dia harus menawarkan diri walaupun dia berharap jika Yang Mulia Ratu menolaknya.
Benar saja, Yang Mulia Ratu menolak, "Tidak perlu."
"Baiklah." Dan Haechan kembali menikmati hasil masakannya.
Beberapa saat berlalu, Yang Mulia Ratu yang terus mencuri pandang pada Haechan membuat Haechan merasa jengkel. Dia tidak pergi tapi malah memilih melihat Haechan makan seakan-akan sedang menunggu waktu dimana Haechan akan keracunan seperti yang ia katakan sebelumnya.
Haechan menghela napas. Ibu-ibu ngambek harus dibujuk dengan kelembutan. Bagaimanapun, Yang Mulia Ratu tidak terlihat jahat dan hanya sekadar tidak suka karena Donghyuck menikah dengan putranya. "Yang Mulia Ratu, anda benar-benar tidak ingin mencoba? Cobalah sedikit saja." Ucap Haechan dengan sepuluh persen ketulusan. Dia masih merasa jengkel dengan Yang Mulia Ratu yang berulangkali mendengus didepannya.
Yang Mulia Ratu duduk dihadapan Haechan.
Haechan menyerahkan mangkuk berisi nasi putih dan sepasang sumpit pada Yang Mulia Ratu.
Yang Mulia Ratu menerimanya. Dia mengambil daging ikan dengan sumpit dan menyuapkannya secara perlahan kedalam mulut. Seolah-olah dia sedang dihadapkan pada sesuatu yang sangat beracun.
Sudut mulut Haechan sedikit terangkat. Sesaat kemudian, dirinya tersedak. Dia terbatuk berkali-kali melihat orang yang dipuji-puji para rakyat, kini makan dengan lahap dihadapannya.
Bahkan pelayan wanita yang mengikuti Yang Mulia Ratu terbelalak kaget. Sebab, beberapa hari ini, Yang Mulia Ratu sedang tidak memiliki nafsu makan. Bagaimana bisa dirinya saat ini, sangat lahap dalam memakan makanan. Apalagi itu adalah makanan yang dimasak oleh Donghyuck.
KAMU SEDANG MEMBACA
1521; HIRAETH || MARKHYUCK [ END ]
FanficTINGGALKAN JEJAK WALAUPUN KAMU PEMBACA BARU ‼️ [ End ] || Historical Fiction •Hiraeth - Memiliki arti dari Kerinduan, Keinginan yang Tulus dan Rasa Penyesalan. Summary : 1521; HIRAETH merupakan kisah cinta antara dua sejoli yang sebenarnya berakhir...