Bab 72 : Kegiatan Di Pagi Hari

16.1K 1.8K 104
                                    

Up normal. Setiap hari SaKaSa.
Kalau gak up, berarti ada kendala...

Semoga kalian cepat bosan♡

Dirinya justru lebih dulu mencium bibir basah dihadapannya. Haechan berkata, "Kupikir itu akan baik-baik saja."

Minhyung mengerjap. Kemudian meraih tengkuk Haechan dan mengecupnya. Menciumnya dalam-dalam, dan menelusuri setiap rongga mulut Haechan.

Sesaat, "Cukup." Ucapnya melepaskan tautannya pada Haechan. Membuat Haechan terheran-heran dan termenung bingung.

Minhyung bangkit berdiri, mengambil pakaian atasnya dan memasangkannya kembali tanpa melihat kearah Haechan, seolah-olah pria yang sedang menatapnya bingung itu akan membangkitkan gairahnya kembali.

"Minhyung sialan!" Umpat pelan Haechan mengacak-acak rambutnya. Dia mendengus dan hendak turun dari atas tempat tidur, namun sesuatu terdengar dari pintu.

Tok... Tok...

Pintu kamar tiba-tiba saja terketuk dua kali.

"Siapa?" Tanya Minhyung meninggikan suaranya.

"Ini aku, Hyunjin. Adik tersayang Min Hyung." Ucap Hyunjin. "Donghyuck didalam? Pinta dia untuk turun juga. Semua orang sudah menunggu."

Haechan terkejut mendengarnya. "Benar-benar orang yang tahu segalanya."

Setelah keheningan yang cukup lama, Haechan kembali membuka suara saat melihat Minhyung yang menghindari pandangan matanya darinya.

"Aku ingin mandi." Ujarnya mendorong kecil tubuh Minhyung untuk menjauh dari hadapannya. Dia bangkit berdiri, namun...

"Ouuhhh..." Lirihnya masih merasakan sakit pada pinggang dan bagian bawahnya. Dia berpegangan pada lengan Minhyung. "Brengsek! Minhyung, kau harus bertanggungjawab!" Ucapnya menatap kesal Minhyung.

Minhyung memejamkan mata sejenak. Lalu membukanya dengan embusan napas kasar.

Dia menoleh kearah Haechan. Matanya memerah seperti nyala api binatang yang ingin menerkam mangsanya.

"Aku tidak tahan."

"Apa?"

Jakun Minhyung turun naik menatap Haechan yang separuh telanjang sedang berdiri tepat disampingnya. Lengannya diremat erat. Dia menelan ludah kasar, yang sebenarnya tengah menelan hasratnya yang gila terhadap pria disampingnya itu.

Haechan menatapnya heran. Dia mengernyit bingung melirik kearah raut wajah Minhyung yang sedang menatapnya sedih seakan-akan tengah menahan sesuatu.

"Kenapa kau melihatku seperti itu?" Tanya Haechan.

"Bisa aku melakukannya lagi?"

Haechan menukikkan alisnya bingung. "Melakukan apa?"

Seketika dirinya langsung teringat. Pupil matanya membesar. Dia melepaskan pegangan tangannya pada lengan Minhyung.

"Kumohon." Ucap Minhyung menahan tangannya. Raut wajahnya berubah drastis.

Haechan mana bisa menolak wajah imut seperti itu. Dia lemah. Dan sebenarnya... dia menginginkan hal itu juga.

"Pagi... ini?" Gugup Haechan.

"Mn."

Haechan mendesah. "Ah, baiklah."

"Kau serius?"

"Ya, hanya sebentar. Tidak harus masuk. Aku perlu mandi soalnya." Balasnya. Dia membatin, 'Lagipula aku memang suka berciuman sejak dulu. Untuk apa juga aku minta bercinta tadi malam jika itu bukan karena keinginanku sendiri.'

1521; HIRAETH || MARKHYUCK [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang