Bab 31: Sedikit... Panas

20.1K 2.1K 126
                                    

Sesuai judul, hanya... sedikit.

Tidak tertarik, cukup tinggalkan!

Jangan berekspektasi tinggi. Mohon kebijakannya!

---

Minhyung mengerjap, menatap dalam wajah Haechan yang tengah tertawa lebar. Dia mengulurkan tangan, mengusap lembut pipi Haechan dan bergumam, "Cantik."

Dengan bibir yang masih tersungging lebar, Haechan bertanya, "Siapa? Haha."

"Kau."

Seketika senyum Haechan membeku. Dia berdehem singkat, "Baiklah, baiklah. Lupakan tentang itu." Jedanya, "Ini kalungmu, aku kembalikan."

Haechan melepaskan kalung emas dilehernya dan menyerahkannya kepada Minhyung. Sudah lama dia berpikiran untuk mengembalikan barang tersebut. Disimpan pun, tidak akan berguna banyak untuknya.

Minhyung menerimanya dengan senang. Dia lantas memeluk erat leher Haechan.

Haechan tersenyum kecil, mengusap punggung Minhyung seraya berkata, "Sudah, cukup. Kenapa kau masih saja kekanakan saat sedang mabuk. Dimana harga dirimu yang tinggi itu."

Minhyung melepaskan pelukannya. Dia tersenyum cerah sembari mencoba memasang kalungnya kembali, namun cukup sulit saat mengaitkan kedua ujung kalung dengan pandangannya yang masih terbayang-bayang.

Haechan menghela napas. Dia mengambil alih kalung tersebut dan memasangkannya kembali pada leher Minhyung.

Jarak wajah keduanya kembali dekat. Jakun Minhyung naik turun saat menatap kearah sesuatu. Dengan segera dia mencuri satu kecupan dari bibir Haechan.

Ctak!

Kedua ujung kalung telah terkait. Haechan menatap bingung Minhyung.

Sekali lagi Minhyung mengecup bibir Haechan. Kini sedikit lebih lama dari kata, hanya sekilas. Kecupan tersebut berubah menjadi ciuman dalam saat Minhyung menelusupkan lidahnya kedalam mulut Haechan dan memilinnya.

Hampir saja dirinya terlarut, Haechan mendorong tubuh Minhyung. Melepaskan tautan ciuman itu dan mengusap-usap bibirnya yang basah.

Dia bangkit berdiri, memalingkan wajah dan mencoba untuk menenangkan hatinya yang entah kenapa saat ini bergejolak hebat.

'Sudah satu bulan lebih, aku belum tidur dengan seseorang. Biasanya aku akan tidur dengan seorang wanita yang berbeda-beda. Adik kecilku pasti merindukan seorang wanita untuk dia masuki. Pasti seperti itu!' Batin Haechan menyakinkan diri.

Sesaat, Minhyung tiba-tiba saja bangkit berdiri. Dia menarik keras pergelangan tangan Haechan dan dengan terburu-buru membawanya masuk kedalam sebuah kamar.

Haechan terheran-heran.

Didalam kamar milik Donghyuck itu, Minhyung membanting tubuh Haechan diatas tempat tidur, membuat Haechan melirih sakit saat punggungnya beradu keras dengan tempat tidur. Matanya sedikit menyalak, "Sial! Ini sakit!"

Minhyung duduk disampingnya. Dia menarik tubuh Haechan mendekat padanya, kemudian mengusap punggung Haechan secara lembut dan berkata lirih, "Jangan sakit."

Sudut bibir Haechan terangkat tinggi. Dia merasa jika ini cukup menghibur. Bermain-main sedikit dengannya, tidak akan menjadi masalah, bukan?

Dia mulai berakting, "Ini benar-benar sakit. Sangat menyakitkan. Sepertinya tulang punggungku patah."

Tiba-tiba saja Minhyung mendekapnya erat. Pria itu memeluk penuh Haechan, mengusap punggungnya dengan penuh kelembutan. Seperkian detik kemudian, tetesan seperti air mata, jatuh dikulit bahu Haechan yang terbuka.

1521; HIRAETH || MARKHYUCK [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang