Bab 28 : Mengajari Para Koki

15.4K 2.1K 45
                                    

Dengan ragu dia membalas, "Tentu." Haechan menambahkan, "Apa yang ingin kalian tanyakan?"

Koki itu mengulum bibir penuh keraguan. Sejenak, dia berkata, "Apa benar Pangeran yang memberikan sup pada Yang Mulia Ratu?"

Haechan mengangguk, "Ya."

"Ah, ternyata benar Pangeran yang membuatnya." Desah koki itu penuh semangat. Dia memuji, "Masakan Pangeran benar-benar luar biasa."

Koki lain menambahkan dengan antusias, "Benar. Saya mencobanya sedikit dan itu sangat enak."

Haechan tersenyum menahan tawa. Dia merasa tergelitik dan membatin, 'Hahaha... Bisa-bisanya mereka memuji penuh antusias seperti itu. Jelas-jelas sup itu dibuat dari sisa rebusan daging ayam.'

Haechan masuk ke poin pertanyaan, "Jadi, apa yang sebenarnya kalian inginkan?"

"Pangeran. Bisakah Pangeran mengajari kami membuat sup itu?"

Haechan menyipitkan mata, menatap penuh kebingungan terhadap koki muda itu.

Buru-buru koki itu menjawab, "Untuk, untuk Yang Mulia Ratu. Beliau sangat menyukai masakan yang anda buat itu dan meminta kami untuk membuatnya juga."

"Sayangnya, Yang Mulia Ratu tidak menyukai masakan yang kami buat karena berbeda dari rasa masakan yang dibuat oleh Pangeran. Oleh karena itu, bisakah Pangeran mengajarkan kami cara membuat sup sayur tanpa daging itu? Kami benar-benar berterima kasih jika Pangeran mau membantu kami." Tambahnya.

"Pffftt..."

"Hahahahaha..."

Haechan tertawa keras, sembari memegang perutnya yang keram. Dia menyeka air mata dipelipisnya dan berkata, "Baiklah, baiklah. Tapi, tidakkah kalian terlalu jujur? Apa jadinya jika Yang Mulia Ratu tahu jika kalian mengatakan tentang dirinya seperti itu kepadaku."

Para koki itu segera melirih. Karena terlalu bahagia setelah bertemu dengan Haechan, mereka justru mengatakan hal yang seharusnya tidak mereka katakan.

"Pangeran, tolong... Tolong, jangan katakan hal ini pada Yang Mulia Ratu." Mohon para koki itu berlutut dihadapan Haechan.

Haechan tertegun.

Sejenak, dia mengulum senyum sembari membusungkan dada, bertingkah seolah-olah dirinya adalah seorang pemimpin yang dihormati.

Dengan raut wajah angkuh, Haechan berkata, "Apa yang akan kalian berikan supaya aku menutup mulut?"

Para koki saling menoleh. "Apa yang Pangeran Donghyuck inginkan?" Tanya mereka.

Haechan berpikir sejenak. Keningnya kian berkerut saat dia tengah berpikir keras.

'Apa yang aku inginkan sekarang? Semua sudah kudapatkan. Kalau ingin beli sesuatu, tinggal beli menggunakan token giok Minhyung. Kalau wanita, mereka jelas tidak bisa mewujudkannya.' Batin Haechan.

Ah...

"Cukup berikan aku daging sapi terbaik dan yang paling terbaik." Ucapnya setelah menimang-nimang beberapa saat.

Dahulu, orang tua Haechan pernah berjanji padanya. Jika suatu saat nanti, mereka akan membawa Haechan untuk menikmati daging sapi sebanyak-banyaknya.

Sayangnya, takdir berkata lain. Orang tuanya lebih dulu pergi, meninggalkannya sendiri.

Haechan tersenyum samar, mengingat dirinya saat bersama kedua orang tuanya.

"Baiklah, Pangeran." Jawab koki tersebut.

Haechan tersenyum, menanggapinya.

Malam harinya, untuk pertama kalinya Haechan memasuki dapur istana.

1521; HIRAETH || MARKHYUCK [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang