Soft Mature!
Milikku, milikmu, miliknya, memiliki arti berbeda disini.
Jangan berekspektasi tinggi, imajinasi kita berbeda.Bulir keringat pria itu menetes tepat diwajah Haechan. Napasnya terengah-engah, menatap dengan penuh napsu pada Haechan yang kini berada dibawah kungkungannya.
Haechan menggeliat dengan dada yang naik turun.
"Lepaskan tanganku. Kau belum..." Ucapannya terpotong kala Minhyung kembali mencium bibirnya.
Pria yang sering dipanggil Pangeran Putra Mahkota itu melahap dirinya habis-habisan. Mencium bibirnya, dagunya yang ketumpahan air liur, dan turun disisi leher yang bahkan tanda kepemilikan sebelumnya, kembali diberi tanda berlapis-lapis.
Dada Haechan kembali naik turun. Melirik kearah Minhyung yang sedang menggeram rendah.
Cengkeraman tangan Minhyung terlepas. Segera Haechan melingkarkan lengannya pada leher Minhyung. Memiringkan kepalanya untuk semakin memperdalam ciuman mereka.
Beberapa saat kemudian, tautan keduanya terlepas. Dada mereka naik turun secara cepat dengan napsu yang membara.
Cup!
Haechan mengecup sekilas bibir Minhyung. Berbisik manis, "Sudah, cukup. Ada hal yang ingin kutanyakan."
Minhyung mencium keningnya. Kembali menatap wajah cantik nan panas dibawahnya.
Menghela napas berat, Haechan bertanya serius, "Minhyung, tidak ada hal yang ingin kau katakan padaku?"
Pertanyaan itu selalu mengganggu pikirannya. Setiap saat dia selalu bertanya hal itu pada Minhyung.
Kali ini pun, Minhyung memberikan sikap yang sama. Dirinya justru terdiam, mengatupkan mulut rapat-rapat.
Haechan menggeser tubuh Minhyung dengan sikunya. Dia duduk menghadap pria itu dengan raut wajah yang bingung.
"Kenapa kau diam?" Tanyanya penasaran.
Mereka kembali bersitatap mata. Dimana Haechan menatap rumit Minhyung sedangkan pria itu menatap polos padanya.
Haechan menangkup kedua belah pipi Minhyung dan berkata rendah, "Minhyung, aku bertanya padamu?"
Minhyung mengatupkan bibir. Menggigit kecil bibirnya sendiri seolah-olah dia tidak ingin membuka satu suarapun.
Hingga,
"Aku tidak ingin mengatakannya."
"?"
"Aku tidak ingin mengatakannya. Tidak akan mengatakannya. Tidak, tidak, tidak, tidak!" Dia berucap dengan bibir yang mencebik kecil. Penuh tuntutan dan paksaan.
Sesaat, dirinya melirih, "Kau akan pergi lagi jika aku mengatakannya... Kau jahat, Donghyuck."
Minhyung merunduk. Bergumam-gumam kecil seakan-akan sedang merutuk seseorang.
Efek setetes anggur masih mempengaruhi dirinya!
Sialan. Pangeran macam apa ini!
Tidak habis pikir. Bagaimana jika musuh Minhyung mengetahui jika dirinya lemah terhadap anggur?
Antara malu dan hancur.
Haechan menghela napas pelan.
Minhyung kembali bergumam kecil, "Kau selalu pergi. Menghindar dan menjauh." Dia menatap sedih Haechan, menempelkan telapak tangan pria itu pada dadanya dan kembali berkata lirih, "Hatiku sakit. Ini sudah rusak. Aku bisa gila karenamu, Donghyuck."
Haechan mengerjap berkali-kali. Tatapannya tak lepas pada mata sayu Minhyung dan telapak tangannya yang masih ditekan pada dada pria itu.
Badump... Badump... Badump...
KAMU SEDANG MEMBACA
1521; HIRAETH || MARKHYUCK [ END ]
FanfictionTINGGALKAN JEJAK WALAUPUN KAMU PEMBACA BARU ‼️ [ End ] || Historical Fiction •Hiraeth - Memiliki arti dari Kerinduan, Keinginan yang Tulus dan Rasa Penyesalan. Summary : 1521; HIRAETH merupakan kisah cinta antara dua sejoli yang sebenarnya berakhir...