Bab 64 : Donghyuck, Lee Donghyuck!

16K 1.8K 134
                                    

Semalam ketiduran mulu sampai lupa up. Sesuai yang dibio hahaಥ‿ಥ
Satu bab lagi untuk ulang tahun Haechan semalam(◕ᴗ◕), biar gak galau karena Echan sedang sakit^^.

---

Voment Juseyo~~~

Setiap saat dia selalu berpikir dirinya gila setelah Minhyung hadir dihidupnya.

Dunia asing ini benar-benar luar biasa! Bisa-bisanya merubah dirinya yang seorang pria normal pemilik hati wanita menjadi seorang homo.

Lebih tepatnya, hanya Minhyung. Karena Haechan tidak bisa memikirkan pria lain selain dirinya.

Haechan selesai mengikat ikatan kancing pada pakaiannya. Dia berujar, "Aku pergi dulu."

Matahari belum terbit, dengan tergesa-gesa Haechan melangkah pergi meninggalkan Minhyung sendiri. Dirinya masih canggung dengan situasi yang padahal telah berulang-ulang kali terjadi padanya.

Untuk Mina? Sampai sekarang Haechan belum mengetahuinya.

Minhyung menatap lamat-lamat punggung yang berlalu pergi dari hadapannya. Raut wajahnya tak terbaca. Dia menggosok-gosokkan keras wajahnya dengan telapak tangan seraya memperingati dirinya sendiri, "Apa yang kupikirkan! Cukup sayangi dia tanpa memikirkan apapun! Jangan pikirkan apapun!" Tekannya diakhir kalimat.

Diseparuh perjalanan, Haechan berjongkok karena frustrasi. Daritadi jantungnya berdebar-debar dan tak berniat untuk berhenti. Terlintas sebuah adegan kotor saat dia melihat tubuhnya dan tubuh Minhyung yang bergesekan tanpa sehelai kain pun.

"Berhubungan dengan Minhyung? Emang bisa? Bagaimana?" Monolog gilanya sesaat.

Haechan mengusak kasar rambutnya.

Bukan jantungnya saja yang berdebar-debar kencang. Pikirannya sekarang mulai kembali kotor karena menampilkan dua tubuh tanpa busana.

Rasanya dia ingin menangis dan terjun langsung kedanau agar bisa melupakan segalanya.

Ditambah lagi, tadi malam... Minhyung menciumnya!

Mencium dirinya secara terang-terangan didepan matanya sendiri!

Oh, Haechan lupa. Dia pertama yang memulai.

Dengan kasar Haechan melenggang pergi menuju rumahnya kembali.

Dia membanting pintu, memasuki kamarnya dan bersembunyi dibalik selimut. Kakinya menendang-nendang kesal saat dimana pikirannya menginginkan... menginginkan...

Minhyung!

"Sial, sial, sial, sial, sial, sial!!!" Umpat Haechan lagi dan lagi.

Sampai jam delapan pagi lewat pun, dia masih berbalutkan selimut karena malas untuk keluar kamar dan melihat wajah Minhyung yang ingin sekali dia terkam.

Hasrat gilanya kembali muncul berkat Minhyung.

Perlukah dia berterima kasih pada Pangeran Putra Mahkota Lee itu?

Satu jam berlalu, para pelayan yang mengantarkannya sarapan pagi telah menunggu lama didepan teras rumahnya. Haechan sama sekali tidak berniat keluar kamar apalagi rumah.

Untuk mandi saja dia enggan.

Seketika dia menjadi seorang introvert yang suka mengurung diri dikamar sembari bermain ponsel. Malas makan, malas mandi, malas mau ngapa-ngapain, malas kemana-mana juga.

Sayang sekali dirinya tidak mempunyai ponsel untuk menghibur diri!

Takut dirinya kenapa-kenapa, salah seorang pelayan melapor pada Minhyung yang saat ini tengah bersiap-siap bersama bawahannya untuk berangkat kesebuah desa.

1521; HIRAETH || MARKHYUCK [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang