Musim dingin akan segera tiba. Hari ini terasa sangat sejuk. Apalagi angin yang berembus dari daun-daun yang bergoyang.
Donghyuck tak tahan cuaca dingin. Karena tidak ingin membuat Minhyung kembali melepaskan jubah miliknya lagi, bahunya telah tersampirkan jubah berbulu miliknya sendiri sedari tadi.
Dia datang menghampiri Minhyung dengan membawa setoples manisan rasbery buatan kakaknya sebelumnya. "Pangeran." Sapanya tersenyum manis.
"Ada apa?" Tanya Minhyung sembari memasang kantung panah yang penuh dengan anak panah berbenderakan lambang kerajaan.
"Ini untuk anda, Pangeran." Ucap Donghyuck menyerahkan manisan pada Minhyung.
Belum sempat Minhyung menerima, Hyunjin tiba-tiba saja datang menghampiri mereka. Dia tersenyum sangat lebar, berucap pada kakaknya, "Hyung, kita satu tim."
"Kita tidak setim."
Mata Hyunjin melebar. "Jadi Hyung beneran tidak ingin setim denganku?"
Minhyung menatapnya datar. Bosan sekali rasanya dia harus menjawab perkataan adiknya yang berisik ini.
"Donghyuck bisa ikut dengan kita. Aku juga perlu bertanya lebih padanya." Ujar Hyunjin membuat Minhyung yang awalnya menatap datar kini menatapnya dingin.
"Jangan membahayakannya." Peringat Minhyung.
Hyunjin menggeleng tak percaya. "Apa Hyung pikir ini tidak akan berbahaya untukku? Aish. Kupikir satu-satunya Kakakku hanya Kakak Donghyuck saja. Dia suka menghantarkan makanan keistana kita."
"Aku ingin ikut. Tapi sepertinya akan sangat merepotkan kalian."
Hyunjin menepuk kecil pundak Donghyuck, menghibur, "Tidak apa-apa. Kau ikut saja. Kita cukup berbicara hal penting saja dan biarkan Min Hyung yang melakukan perburuan ini."
"Lee Hyunjin!" Minhyung kian menatap sang adik dengan sorot mata tajam.
Buru-buru Hyunjin bersembunyi dibelakang Donghyuck. Dia mengintip dibalik bahu Donghyuck, berbisik, "Donghyuck, tolong aku."
Donghyuck terdiam. Apa yang bisa dia lakukan sekarang ditengah dua kakak beradik ini? Kenapa dirinya selalu berada ditengah-tengah pertengkaran dua kakak beradik Minhyung dan Hyunjin ini?
Menghela napas, Donghyuck kembali membuka suara, "Tidak perlu jika tidak bisa. Aku hanya ingin melihat Pangeran Minhyung memanah lagi, karena diriku bahkan tidak bisa memegang busur dengan benar."
Minhyung tertegun sesaat. Lalu menjawab, "Kau bisa ikut, tapi berada dibelakangku."
"Benarkah?"
"Hm. Agar aku bisa melindungimu, Lee Donghyuck." Katanya saat itu sangat tulus. Matanya mengerjap lembut penuh keyakinan, dan Donghyuck merasa sangat senang karena telah diizinkan untuk ikut bersama mereka.
Hyunjin memecahkan keheningan kembali. "Bagaimana denganku, Hyung?"
Menepuk kecil kepala Hyunjin, Minhyung membalas, "Kau bisa membidik. Untuk apa dilindungi." Dia memberi perintah, "Ambilkan satu set perlengkapan memanah lagi."
Hyunjin mendecih. Tapi senang rasanya saat kakaknya yang biasanya dingin sewaktu-waktu bisa berubah dan menjadi kakak sungguhan untuknya.
Donghyuck pasti benar-benar menyimpan kitab kuno cara mengendalikan kakaknya!, Pikirnya sembarangan.
Hyunjin memberikan satu set perlengkapan memanah pada Minhyung. Lantas Minhyung langsung memasangkan kantung panah padanya.
Jarak mereka sangat dekat. Minhyung memasang kantung itu dengan hati-hati dan serius. Donghyuck bahkan hampir menahan napas sangking dekatnya tubuh mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
1521; HIRAETH || MARKHYUCK [ END ]
Fiksi PenggemarTINGGALKAN JEJAK WALAUPUN KAMU PEMBACA BARU ‼️ [ End ] || Historical Fiction •Hiraeth - Memiliki arti dari Kerinduan, Keinginan yang Tulus dan Rasa Penyesalan. Summary : 1521; HIRAETH merupakan kisah cinta antara dua sejoli yang sebenarnya berakhir...