Mata cokelatnya yang indah tertutup dengan bercak biru keunguan disekitar area matanya.
Ibu si anak menghantukkan kepalanya diatas tanah, memohon ampun yang membuat Haechan bingung, "Pangeran... Donghyuck, Tolong maafkan anak hamba. Anda bisa menghukum saya saja sebagai gantinya."
"Ha?"
"Tolong jangan katakan ini pada... pada Pangeran Putra Mahkota." Lanjut ibu si anak mulai menangis.
Sama seperti ibunya, si anak juga menangis. Dia bersujud dan berkata lirih, "Maafkan saya, Pangeran. Maafkan saya, maafkan saya, maafkan saya, maafkan saya, Pangeran. Huhuhuhu..."
Semua orang merinding ketakutan, tidak berani mencuri pandang pada Haechan.
"Diam!" Teriak Hyunjin, membuat orang yang melihatnya menelan kasar salivanya masing-masing.
Haechan merasa frustrasi melihat keadaan disekitarnya. "Apa yang terjadi? Kenapa kalian semua seperti ini! Luka ini akan segera sembuh, tidak perlu memohon seperti itu."
"Hyunjin!" Panggil Haechan meninggikan suaranya. "Lupakan saja semua ini. Kita kembali!"
"Bagaimana dengan matamu?"
"Ini hanya bengkak biasa, kenapa berlebihan seperti itu." Kata Haechan. Dia menambahkan, "Aku merinding melihat kalian yang bersikap aneh. Apa orang-orang terdahulu memang aneh-aneh seperti ini!"
"Ini gila!"
Haechan buru-buru melangkah pergi, diikuti oleh Felix dan Hyunjin dengan raut wajahnya yang rumit.
Diseparuh jalan, Hyunjin dan Felix berpisah kearah yang berbeda. Sedangkan Haechan kembali ke istana Lee dengan mata kiri yang ia tutup dengan tangan.
Orang-orang istana yang melihatnya tidak menyadari akan perubahan Haechan. Mereka hanya menyipitkan mata kearah Haechan dan langsung menunduk seolah-olah itu adalah hal yang harus mereka lakukan.
Haechan melangkah menuju rumahnya. Saat hendak mendorong pintu gerbang rumahnya, atensinya jatuh pada bayangan dibawah kakinya. Segera dia menoleh kesamping dan terkejut, "Ah, Sial!" Umpatnya hampir terjatuh kebelakang.
Dia bertanya cepat, "Kapan kau tiba disini, Lee Minhyung?"
Minhyung menatapnya. Dia menyipitkan mata dan tiba-tiba saja melangkah maju kearah Haechan.
Seketika itu juga dia langsung menangkup wajah Haechan, menyingkirkan tangan yang menutup-nutupi mata kirinya, membuat Haechan terpaksa mendongak kearahnya.
Haechan menatap Minhyung dengan mata yang berbeda bentuk. "Ada apa?"
"Siapa yang melakukannya?" Tanya Minhyung dengan raut wajah yang tertahankan. Ada guratan aneh seperti kemarahan yang tertahan diwajah tampannya.
Ucapan Hyunjin yang mengatakan, 'Pangeran Putra Mahkota-lah yang paling mengkhawatirkanmu', kembali terngiang-ngiang dikepala Haechan.
Haechan memalingkan wajah, namun pipinya kembali diarahkan kearah wajah Minhyung. Pria dihadapannya itu menatapnya intens dan tak ingin berpaling.
Kedua pasang mata itu kembali bertemu.
"Akan kubunuh!" Minhyung bergumam dihadapan Haechan. Membuat Haechan ter'hah-hah' mendengarnya.
"Akan kubunuh siapapun yang melakukannya!" Minhyung menekankan perkataannya. Mata hitamnya menampilkan kekejaman yang tersembunyi.
Haechan melepaskan tangan Minhyung dari pipinya. Dia menggenggam tangan tersebut, menepuk-nepuknya tanpa sadar seraya berkata, "Lupakan saja. Kenapa kalian bersaudara selalu berlebihan seperti ini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
1521; HIRAETH || MARKHYUCK [ END ]
FanfictionTINGGALKAN JEJAK WALAUPUN KAMU PEMBACA BARU ‼️ [ End ] || Historical Fiction •Hiraeth - Memiliki arti dari Kerinduan, Keinginan yang Tulus dan Rasa Penyesalan. Summary : 1521; HIRAETH merupakan kisah cinta antara dua sejoli yang sebenarnya berakhir...